Semakin dewasa, lingkar pertemanan kita akan semakin sempit. Kita tinggal hanya memiliki beberapa teman saja. Tak jarang, kita merasa teman yang hanya tinggal sedikit ini terlalu ikut campur urusan pribadi sehingga kita merasa tidak nyaman. Kita merasa tidak enak jika harus menegur langsung teman kita atas sikap mereka tersebut.
Banyak orang yang lupa soal batasan personal atau personal boundaries. Hal ini terlihat dari sikap suka ikut campur urusan orang lain, bahkan sampai masuk ke ranah pribadi. Padahal, setiap orang berhak memiliki batasan untuk diri sendiri. Batasan ini dapat diartikan sebagai privasi, ruang, dan jarak antara kita dan orang lain. Orang yang memiliki hak atas kita adalah diri kita sendiri. Misalnya, kita berhak untuk membatasi apa yang orang lain boleh ketahui dan tidak.
Personal boundaries merupakan istrilah yang digunakan untuk menggambarkan batasan diri kita pada orang lain. Di dalamnya termuat cara yang masuk akal dan aman untuk orang lain berperilaku terhadap kita dan cara kita meresponsnya. Misalnya, batasan sejauh mana kita bisa menerima perkataan dan perbuatan orang lain, serta seberapa jauh kita bisa mentoleransi perilaku tersebut
Baca juga:
Masalah personal boundaries mengingatkan saya tentang kejadian yang sering saya alami di kantor. Beberapa rekan kerja saya memiliki kebiasaan untuk selalu mencampuri urusan pribadi orang lain termasuk saya sendiri, sehingga dalam waktu yang lama menimbulkan rasa yang tidak nyaman. Saya beranikan diri menentukan personal boundaries. Pada akhirnya, memiliki batasan diri sangat memengaruhi identitas diri kita dihadapan orang lain. Personal boundaries membuat kita tidak dinilai gampangan atau sembarangan oleh orang lain.
Rekan kerja kerap meremehkan saya karena sebelumnya saya hanya menanggapi ikut campur mereka dengan senyum. Dulu, saya bersikap begitu karena merasa tak enak. Namun, kejadian yang terjadi secara berulang tersebut membuat saya merasa tidak nyaman. Bayangkan, setiap hal yang saya lakukan akan dikomentari! Saya coba tetapkan personal boundaries seperti tidak membagikan momen berkesan di media sosial supaya rekan kerja saya tidak tahu-menahu perihal kehidupan pribadi saya.
Dengan adanya personal boundaries, orang lain juga bisa tahu sejauh mana mereka boleh berkomentar terhadap diri kita. Hal ini sekaligus akan menjaga hubungan kita dengan orang lain agar tetap berjalan baik. Selain itu, personal boundaries juga menjadi cara untuk membangun identitas kita sebagai bentuk penghormatan terhadap diri sendiri. Emosi kita pun akan menjadi lebih terjaga dan terhindarkan dari stres yang mungkin timbul dari faktor eksternal.
Seperti yang terjadi dalam lingkup kantor saya, orang yang suka mencampuri hidup orang lain membuat satu pihak menjadi tidak nyaman. Sebagai salah satu orang yang sering dicampuri urusan pribadi, saya merasa sangat tidak nyaman karena tidak bisa menjadi diri sendiri. Saya harus menunjukkan hal yang baik saja karena takut orang lain berkomentar buruk terhadap diri saya. Tanpa disadari, ini dapat membuat hidup saya tidak bahagia dan tidak nyaman.
Setidaknya, ada empat cara yang dapat dilakukan untuk membangun personal boundaries. Pertama, kenali batasan yang diinginkan. Kita mungkin memiliki tolak ukur untuk menilai kapan seseorang sudah melampaui batasan yang kita tetapkan. Namun, seiring berjalannya waktu, pastikan untuk terus memperbaharui batasan yang sudah ditetapkan seiring dengan perkembangan pengalaman kita. Selain itu, kita perlu mengenali dan menghargai value yang kita punya agar tidak mudah goyah dengan komentar orang lain.
Kedua, mulai dari hal kecil. Pada awalnya, menetapkan batasan terhadap diri sendiri mungkin akan terasa tidak nyaman. Untuk itu, kita bisa mulai dari hal-hal kecil dan fokus pada hal tersebut dalam satu waktu. Ketiga, katakan dengan jelas. Jangan ragu untuk mengatakan tidak terhadap sesuatu yang tidak kita inginkan. Cobalah untuk mengatakan atau mengomunikasikannya dengan tegas dan jelas tanpa menyakiti orang lain. Belajarlah bersikap tegas jika ada seseorang yang memaksa masuk ke lingkup pribadi kita. Beranikan menegur jika memang mereka sudah keterlaluan.
Keempat, buat sesederhana mungkin. Jangan terlalu detail menjelaskan batasan yang kita buat kepada orang lain. Terapkan dan sampaikan sesederhana mungkin. Kita tetap harus menghargai orang lain dalam berpendapat.
Baca juga:
Terpenting, dalam menerapkan personal boundaries, perlu saling menghargai antara kamu dan mereka. Sebab, dalam pekerjaan atau hubungan pribadi kita, batasan yang buruk menyebabkan kebencian, kemarahan, dan kelelahan. Jika urusan kita terlalu sering dicampuri orang lain, perasaan tidak nyaman yang muncul lama-kelamaan bisa berubah menjadi kebencian dan kemarahan.
Menetapkan personal boundaries merupakan aspek penting dari well being dan sangat berpengaruh terhadap kesehatan mental kita. Namun, sebagian orang merasa sulit untuk menumbuhkan personal boundaries karena harus mengutamakan kebahagiaan diri sendiri daripada orang lain. Berani menetapkan personal boundaries berarti berani untuk memperjuangkan kebahagiaan dan kenyamanan diri sendiri karena tindakan ini merupakan salah santu bentuk self love.
Akhir kata, menerapkan personal boundaries bukan berarti menolak kritik dan saran orang lain. Menerapkan personal boundaries berarti lebih memilah lagi mana yang baik dan mana yang buruk untuk diri kita.
Editor: Emma Amelia