Melihat kejujuran dari mata anak-anak. Mari berteman bersamaku di instagram @fatwaamalia_r

Pesan Tren Tubuh

Fatwa Amalia

1 min read

Pesan Tren Tubuh

Media sampaikan pesan tren tubuh

Majalah wanita jadi pusat

kematian pangan

Iklan merenggut eksistensi diri

 

Kecantikan berbuah bibir

berebut pandangan

dan komentar di Instragram.

 

Gresik, 2021

 

 

 

Protes Tren Tubuh

 

Saya dibesarkan oleh ibu yang tidak berhenti meramu kata-kata. Cocok dengan saya si penuntut ulung. Ketika remaja, saya meminta pertanggung jawaban ibu; Ibu.. Kata ibu Tuhan itu adil. Tapi mengapa tidak pada kita?

Mengapa dagingku menggunduk seperti ibu? Sedangkan ayah tidak.

Mengapa aku harus menahan sakit setiap bulan dan kelak melahirkan seperti ibu?

Sedangkan ayah hanya merintih ketika disunat.

Selain itu, aku gerah dengan biang keringatku, tetapi ayah memaksaku untuk membalut tubuh dan kepalaku. Katanya itu aurat. Dan suatu saat, ayahlah yang akan menanggungjawabinya.

Ibu… Aku tidak pernah benar-benar bertemu dengan batarakala seperti kata ibu, sebab kakiku tak pernah menginjak malam. Mengapa semua orang memangkas pikiran-pikiranku? Aku begitu kerdil. Ternyata, begitu sulit menjadi wanita.

 

Di mana letak keadilan Tuhan, Bu?

 

Saya pikir, Ibu akan banyak bicara.

Ternyata tidak, Ibu mengambil buku kisah seribu satu malam untukku dan berkata; “Jadilah seperti ratu Sassanid Scheherezade sampai akhir.”

 

Gresik, 2021

 

 

Sebelum Tenggelam

 

Sungguh!

Kita saling meraba dalam ketakutan.

Untuk berpaut, kita perlu membedah semiotika panjang.

 

Pertemuan ini serupa hutan pada tanganmu.

Sementara itu, biarkan aku menyusurinya.

Sembari menghitung berapa umur kehidupan di sana?

 

Mari rayakan cinta,

sebelum kita tenggelam.

 

Nganjuk, 2021

 

Di Mana Kau Simpan Harum yang Kau Tinggalkan?

 

Crita iki kasebut dadi pengeling-eling. Kembang Frangipani dadi saksi budaya kang mati.

Iki wektu kitho sedoyo bakal nggawa maneh menyang awak, kanthi eling.

 

Kuremas kamboja makam Jepara

Sedikit pun tak berbau

Di mana kau simpan harum yang kau tinggalkan?

Kepala-kepala sudah tak mampu menopang konde

Tergantikan dengan monde

Tubuh-tubuh menjadi isi di televisi

Nampak itu-itu juga

 

Tolong katakan

Di mana kau simpan harum yang kau tinggalkan?

Dada kian sesak menjadi sorotan

Ujung ceruk yang kena gunting tak lagi wangi, ketika kujumpai mereka bergantian meminum susu di sana

 

Jadi sebenarnya,  di mana kau simpan harum yang kau tinggalkan?

Apakah masih ada?

Tolong katakan

 

Baik, jika kau masih enggan mengatakannya

Malam nanti akan kutanam kamboja di ketiak,

selangkangan,

dan hati para lelaki.

 

Jepara, 2019

 

Kisah Hari Ini

 

Saudara-saudara yang saya hormati.

Ini tahun 2031. Tahun 2031 hampir penuh.

Jadi kira-kira 10 tahun jaraknya dari tahun saudara-saudara hidup.

Dalam sepuluh tahun terakhir ini, banyak sekali kemajuan. Kesenian, politik, pendidikan dan segalanya. Selain itu, persoalan cinta juga begitu moncer.

 

Mencintai diri sendiri alias self love.

Salah satu lapangan keilmuan yang menarik, meskipun agak rumit. Tidak ada yang salah dari sumber keilmuan itu. Tapi manusia saat ini, berbondong-bondong menciduk keuntungan lewat ketiak kemalasan.

Tingkat perdagangan sebanding dengan

daya konsumtif.

Influencer menjadi influen pada tiap-tiap layar ponsel.

 

Tuan Crab masih eksis di televisi, dan kita hari ini adalah SpongeBob dengan spatulanya.

 

Gresik, 2021

Fatwa Amalia
Fatwa Amalia Melihat kejujuran dari mata anak-anak. Mari berteman bersamaku di instagram @fatwaamalia_r

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Dapatkan tulisan-tulisan menarik setiap saat dengan berlangganan melalalui email