Kadang Main Musik Kadang Tidak

Antara Derap Berkemajuan dan Merawat Jagat Membangun Peradaban

Djoko Santoso

3 min read

Dua organisasi besar Islam di Indonesia telah dan akan melaksanakan hajat besarnya. Pada akhir tahun 2022 lalu, Muhammadiyah baru saja melaksanakan Muktamar ke-48 di Solo. Tahun ini Nahdlatul Ulama akan memperingati 1 abad perjalanannya. Ada hal menarik dalam hajatan dua organisasi ini yang jarang diperhatikan khalayak, yaitu lagu tema acara. Ini adalah bukti bahwa sebuah lagu mampu meramaikan acara organisasi keagamaan. Sisi seni manusia harus selalu diisi dan terisi.

Muktamar Muhammadiyah merupakan acara akbar lima tahunan sekaligus forum tertinggi persyarikatan untuk memilih dan menetapkan ketua umum. Dalam Muktamar ke-48 ini, tokoh “petahana” Prof. Haedar Nashir terpilih lagi sebagai ketua umum.

Peran Eross Sheila On 7

Hal menarik dari Muktamar di Solo ini adalah adanya lagu tema Muktamar berjudul “Derap Berkemajuan”. Dari pilihan diksi judul sudah sangat Muhammadiyah sekali. Lirik ditulis oleh Prof. Haedar Nashir yang saat itu (dan sekarang) menjadi Ketua Umum PP Muhammadiyah. Lagu digubah oleh Eross Chandra, gitaris Sheila On 7. Eross Chandra merupakan gitaris sekaligus pembuat lagu kondang yang juga alumni SMA 1 Muhammadiyah Yogyakarta. Mungkin karena hal ini kemudian Muhammadiyah memilih Eross Chandra sebagai pembuat lagunya.

Baca juga:

Lagu “Derap Berkemajuan” ini cukup kentara ‘rasa’ Eross-nya. Intro lagu langsung diisi dengan suara gitar dengan drive tipis ala-ala Eross Chandra. Pun fill-fill di tengah lagu cukup rapat dengan sound gitar Telecaster. Musik “Derap Peradaban” nampaknya memang dibuat cukup nge-beat agar suasana Muktamar selalu semangat dan ceria.

Karakter Eross Chandra memang terlalu kuat dan sulit disembunyikan. Coba dengar lagu “Derap Peradaban” dan perhatikan notasi dan aransemennya. “Pemerhati” Eross Chandra atau Sheila Gank pasti akan langsung bisa merasakan “mood” Eross di sana. Seandainya lagu ini diganti liriknya dengan lirik cinta, kemudian bas diisi oleh Adam, lalu vokal diisi oleh Duta, pasti lagu ini akan menjadi Sheila on 7 sekali. Dibawakan di panggung stasiun televisi, dan ditonton muda mudi masa kini.

Suasana pop dalam lagu “Derap Berkemajuan” kian terasa ketika dibawakan di puncak acara Muktamar ke-48 di Stadion Manahan Solo. Lagu ini dinyayikan oleh Tantri dan Arda. Suasana pop semakin terasa ketika lagu dimainkan langsung dengan iringan orkestra mini. Lagu dinyayikan bersama-sama dengan seluruh peserta Muktamar yang padat merayap, dan saat itu hadir pula Presiden Jokowi dan beberapa jajaran menteri.

Eross Chandra sebagai seorang gitaris dan pembuat lagu selalu mampu meramu musiknya sehingga berkarakter kuat. Banyak lagu ciptaannya punya nyawa yang tak tergantikan. Sebut saja lagu nasionalis sejuta umat berjudul “Bendera”. Lagu ini dibawakan oleh band Coklat dan sampai saat ini selalu dimainkan di festival-festival maupun acara bernuansa nasionalisme.

Pada tahun 2005, Eross Chandra membuat lagu berjudul “Gie” yang menjadi soundtrack film Gie. Film ini diadaptasi dari buku Catatan Seorang Demonstran karya Soe Hok Gie dan menceritakan aktivismenya semasa hidup. Karakter Eross cukup kuat dalam lagu ini. Dan mood lagu ini entah kenapa sangat cocok dengan filmnya. Bahkan ada masanya para aktivis penggemar Soe Hok Gie kerap kali mendengarkan lagu ini saat mendaki gunung. Inspirasi seorang aktivis untuk mendaki gunung nampaknya berawal dari Soe Hok Gie dan juga film ini.

Lagu Tema Satu Abad Nahdlatul Ulama

Beralih ke lagu tema Satu Abad Nahdlatul Ulama. Judul lagu ini diambil dari judul besar perayaan satu abad Nahdlatul Ulama, yakni “Merawat Jagat Membangun Peradaban”. Lirik ditulis oleh kyai kondang dan juga sastrawan, Gus Mus. Sebagai seorang tokoh Nahdlatul Ulama dan juga sastrawan, Gus Mus mampu menulis lirik dengan apik nan islami. Ia menulis lirik dengan bait tertib sebagaimana menulis puisi. Satu bait dengan komposisi empat baris. Pun juga selalu berima. Khas penulis puisi sebagaimana memang latar belakangnya.

Panitia penyelenggara perayaan satu abad Nahdlatul Ulama juga menggaet musisi kenamaan Indonesia, yaitu Tohpati. Gitaris solois yang malang melintang sebagai produser musik ini diberi “tugas” untuk mengaransemen lagu. Entah kenapa Tohpati dipilih sebagai arranger-nya. Secara ideologis, sepertinya Tohpati tak memiliki “darah” Nahdliyin. Tidak sebagaimana Eross Chandra yang memiliki “darah” Muhammadiyah, walaupun Muhammadiyah “swasta”.

Lagu tema ini resmi diluncurkan pada 6 Januari 2023 di kantor PBNU Jakarta. Sebagaimana siaran persnya, ketua Umum NU Gus Yahya menganggap lagu ini memuat semua hal terkait satu abad Nahdlatul Ulama. Mulai dari dasar perjuangan, konsistensi dan istikamah, dan visi tentang masa depan. Ia mengharapkan lagu ini menjadi lagu yang barakah bagi Nahdlatul Ulama. Lagu yang barakah artinya lagu yang dikenal secara luas.

Baca juga:

Lagu “Merawat Jagat Membangun Peradaban” ini diaransemen dengan iringan orkestra. Pengerjaan lagu dilakukan di Praha dengan iringan Czech Symphony Orchestra. Secara komposisi, lagu ini terasa megah dan kaya. Secara sound tentu terasa berkelas karena dikerjakan di Czech studio. Entah sengaja dibarengkan atau kebetulan, saat itu (mungkin) Tohpati juga sedang memproduseri album 50 Tahun Godbless, grup Rock legendaris Indonesia.

Bila dibandingkan dengan komposisi lagu “Derap Berkemajuan”, lagu ini terasa lebih ramai. Kesan ini begitu wajar karena lagu “Merawat Jagat Membangun Peradaban” dibalut dengan iringan orkestra. Tidak sebagaimana lagu “Derap Berkemajuan” yang komposisinya mendekati band pop yang diisi dengan paduan suara. Dari segi mixing, nampaknya lagu satu abad Nahdlatul Ulama lebih diunggulkan. Konsep video klip dua lagu ini hampir mirip, yaitu berisi potongan kegiatan organisasi. Harusnya mereka bisa membuat konsep yang lebih megah dan variatif. Jangan sampai lagu bagus dan pemiliknya dua organisasi besar berpengaruh, video klipnya hanya begitu-begitu saja.

Pemilihan musisi populer dalam penggarapan lagu, apalagi lagu tema dalam hajatan besar nampaknya belum terlalu umum. Umumnya lagu tema digarap orang internalnya saja. Entah karena ingin kesamaan ideologis atau alasan efektivitas, tidak terlalu diketahui. Yang jelas, dua kasus lagu tema ini memberi sinyal bahwa organisasi keislaman mulai terbuka dan permisif dalam hal musik.

Lagu “Derap Berkemajuan” dan “Merawat Jagat Membangun Peradaban” sama-sama punya karakter kuat. Ditulis oleh dua tokoh besar dari organisasinya. Dan lagu digubah oleh dua gitaris hebat yang dimiliki Indonesia. Dua organisasi ini memiliki karakter masing-masing. Pun dua gitaris ini juga punya karakter masing-masing. Eross Chandra sebagai gitaris dengan karakter pop-rock, Tohpati sebagai gitaris dengan karakter Jazz. Semuanya hebat.

 

Editor: Prihandini N

Djoko Santoso
Djoko Santoso Kadang Main Musik Kadang Tidak

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Dapatkan tulisan-tulisan menarik setiap saat dengan berlangganan melalalui email