Kadang Main Musik Kadang Tidak

Kritik lewat Musik

Djoko Santoso

1 min read

Seni bisa menjadi medium untuk menyampaikan keresahan dan idealisme ke khalayak. Teater, musik, lukis, hingga seni komedi sering digunakan seniman untuk menyampaikan keresahannya tentang cinta, sosial, lingkungan, hingga agama.

Karya seni tidak tercipta dari ruang hampa. Sebagaimana ilmu yang tidak bebas nilai. Ia tercipta dari sebuah nilai yang ingin diperjuangkan oleh si seniman. Sebuah musik misalnya, ia ditulis dan diciptakan notasinya berdasarkan pengalaman musisi. Lirik yang ditulis baik itu bertema cinta, kritik sosial, kemanusiaan, dll senantiasa berangkat dari sebuah pengalaman, baik pengalaman pribadi maupun pengalaman dari orang-orang sekitarnya. Perenungan dan ide seorang seniman berperan besar dalam sebuah karya seni.

Ia merupakan perpanjangan tangan dari pesan dan keresahan. Seorang musisi akan menyampaikan idenya lewat gubahan lagu dan liriknya. Tak selalu tentang keresahan sosial, ia juga bisa menumpahkan keresahan dari kehidupan yang sangat pribadi dari dirinya. Masalah cinta misalnya. Seorang penulis lagu akan menuliskan kegundahannya dalam barisan lirik yang kemudian dikemas dengan notasi dan aransemen musik.

Baca juga: Tetap Menari Bersama Hindia

Berikut ini beberapa karya musik yang menjadi medium keresahan dan idealisme musisi atas situasi dalam masyarakat.

  1.  Di Udara
Efek Rumah Kaca Band

Lagu ini ditulis oleh Cholil Mahmud bersama band Efek Rumah Kaca. Bersama Efek Rumah Kaca, lagu ini dibuat sebagai karya untuk mengenang Munir, seorang aktivis HAM yang meninggal karena diracun di pesawat saat perjalanan menuju Amsterdam. Munir adalah sosok di balik berdirinya KontraS dan dikenal sebagai aktivis yang kritis terhadap pemerintah. Semasa hidup, Munir aktif dalam kerja-kerja advokasi, terutama untuk membela korban pelanggaran HAM.

  1. Mafia Hukum
Navicula Band

Salah satu lagu hits dari Navicula berjudul Mafia Hukum. Lagu ini ditulis oleh Gede Robi salah satu pentolan band Navicula dari Bali. Lagu ini bercerita tentang mafia hukum yang merajalela yang tetap berkeliaran di negeri. Juga bercerita tentang korupsi yang tidak pernah mati di negeri ini. Lihat saja bagaimana koruptor tetap berkeliaran bebas.

Navicula merupakan salah satu band yang gencar menyuarakan isu-isu sosial dan lingkungan. Mereka merupakan menolak keras reklamasi di Tanjung Benoa Bali. Dapat dikatakan bahwa Navicula adalah jurnalisme musik yang mengangkat isu lingkungan dan sosial.

  1. Manusia Setengah Dewa
Iwan Fals

Siapa yang tidak tahu dengan satu lagu ini. Sebuah hits yang dibawakan Iwan Fals di tahun 2004 ini merupakan sebentuk protes terhadap penguasa Orde Baru. Sebenarnya lagu ini telah diciptakan antara pergantian Orde Baru dan Reformasi, tetapi secara resmi dirilis sebagai album pada tahun 2004. Iwan Fals menganggap bahwa penguasa Orde Baru bak manusia setengah dewa yang dapat mengatur segala hal. Tentang moral dan akhlak diatur oleh rezim. Selain itu, Iwan Fals dalam lagu ini menuntut tentang penurunan harga yang saat itu melambung tinggi, kurangnya lapangan kerja, dan juga penegakan hukum yang adil.

Iwan Fals merupakan musisi legendaris yang kritis terhadap pemerintah, terutama semasa Orde Baru. Kritik-kritik politiknya disampaikan melalui lagu-lagunya. Manusia Setengah Dewa hanya salah satu dari sekian banyak lagu Iwan Fals yang berisi kritikan. Walaupun cover album ini menuai protes dari Forum Intelektual Muda Hindu Dharma karena dinilai merendahkan Dewa Wisnu.

 

Djoko Santoso
Djoko Santoso Kadang Main Musik Kadang Tidak

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Dapatkan tulisan-tulisan menarik setiap saat dengan berlangganan melalalui email