Nenek moyang kita bukan pelaut, tapi ketiadaan.

Rolf Dobelli Menyuruh Kita Berhenti Membaca Berita

Rido Arbain

2 min read

“Bagi media, yang relevan adalah semua hal yang menarik perhatian. Itulah pusat keriuhan model bisnis industrinya. Berita yang mereka sediakan untuk kita itu tidak relevan, tetapi dijual sebagai sesuatu yang relevan.”

Dalam buku berjudul Stop Reading the News: A Manifesto for a Happier, Calmer, and Wiser Life (2019), Rolf Dobelli ingin menegaskan kepada pembacanya bahwa mengonsumsi berita setiap hari akan mengalihkan pemahaman kita dari hal-hal yang penting. Menurutnya, berita memberikan kita penjelasan yang jauh dari realistis, yang menghasilkan perilaku tidak pantas dan secara sistematis salah.

Secara radikal, meski ia sadar mungkin banyak yang tak sependapat dengan pemikirannya, Dobelli berpendapat berita memiliki peran besar terhadap meningkatnya jumlah orang yang mengalami gangguan mental; susah berkonsentrasi, tidak tenang, dan kehilangan kebahagiaan. Jadi, pesannya sangat tegas: berhentilah membaca berita!

Baca juga:

“Kadang-kadang media cenderung melebih-lebihkan dengan menyebut potongan-potongan informasi itu sebagai “berita penting” (laporan khusus) atau “berita utama dunia”. Itu tidak mengubah kenyataan bahwa semuanya sangat tidak relevan dengan kehidupan Anda.”

Dobelli kerap menggunakan metafora untuk menguatkan argumentasinya. Sering kali, ia mencontohkan berita ibarat gula untuk tubuh. Kita tahu, konsumsi gula berlebihan dapat menyebabkan berbagai macam penyakit—begitu pun dengan berita. Namun, menuntut jurnalis bertanggung jawab atas masalah tersebut sama seperti meminta gula bertanggung jawab atas pola makan buruk kita. Lagi-lagi, semua bergantung pada perilaku kita sebagai konsumen.

Bias Negatif Media

Dalam bisnis media, kadang kala berita-berita buruk dipandang sebagai hal yang lebih relevan. Kenyataannya, informasi negatif memang memiliki dampak dua kali lebih besar dibandingkan informasi positif. Di dalam ilmu psikologi, hal ini disebut bias negatif (negativity bias), dan dapat ditemukan bahkan di bayi berusia satu tahun. Lihatlah betapa bayi lebih peka terhadap rangsangan negatif daripada rangsangan positif. Dengan kata lain, bias negatif adalah sifat bawaan manusia.

“Media berita tidak menanamkan kelemahan terhadap informasi negatif ini di dalam diri kita; mereka hanya piawai mengeksploitasi kelemahan itu, mengirimkan aliran cerita-cerita mengejutkan yang dirancang khusus untuk menyentuh otak kita yang selalu cemas.”

Menurutnya lagi, ada banyak sisi negatif dari membaca berita. Selain menghambat pemikiran, berita juga dapat merombak otak kita, menghasilkan ketenaran palsu, membuat kita pasif, bersifat manipulatif, mematikan kreativitas, dan yang paling provokatif bahwa berita berperan dalam mendukung terorisme.

Baca juga:

Jangan heran kalau Dobelli juga berpendapat bahwa berita internet (daring) lebih buruk daripada berita cetak. Penelitian yang dilakukan oleh Nicholas Carr mengungkapkan bahwa pemahaman kita terhadap teks bacaan menurun seiring jumlah tautan yang ada di dalam berita daring. Karena setiap kali menjumpai tautan, otak kita harus memutuskan apakah perlu menekannya atau tidak.

Hal ini juga senada dengan pendapat ahli ekonomi peraih Nobel, Herbert Simon, yang pernah berkata, “Yang dituntut informasi cukup jelas: informasi menuntut perhatian penerimanya. Karena itu, kekayaan informasi menciptakan kemiskinan perhatian.

Tawaran Alternatif

Walaupun begitu, Rolf Dobelli tetap menawarkan kita alternatif lain sebagai sumber informasi untuk dibaca, yaitu tulisan-tulisan panjang yang bersikap adil terhadap kompleksitas dunia. Tulisan panjang yang dimaksud Dobelli adalah kebalikan berita: artikel panjang di koran dan majalah, esai, fitur, reportase, dokumenter, dan tentu saja buku. Meski tetap saja, format-format tersebut masih jauh dari jaminan relevansi.

Ia pun tak menampik kalau lingkaran kompetensi semua orang mencakup beberapa sumber media khusus yang pastinya perlu dibaca. Ia hanya berpesan, “Pahami lebih dalam, bukan lebih luas.” Bahkan jika memang perlu, gunakan Google, sebab internet penuh dengan informasi berharga. Tugas kita hanya memastikan informasi itu relevan bagi kehidupan.

Editor: Prihandini N

Rido Arbain
Rido Arbain Nenek moyang kita bukan pelaut, tapi ketiadaan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Dapatkan tulisan-tulisan menarik setiap saat dengan berlangganan melalalui email