Manusia merdeka, Pribumi biasa

Surat Terbuka untuk Proliga 2023

Eka Nurkholifah

3 min read

Proliga 2023 berlangsung sejak awal Januari 2023 dan kini telah masuk pertandingan final four; tinggal selangkah menuju final. Proliga 2023 diselenggarakan secara keliling di beberapa kota dan kabupaten agar dapat disaksikan penonton yang kangen suguhan permainan bola voli profesional. Namun, sebagai penonton, saya gemas sendiri dengan liga bola voli tahunan ini. Dari 2002 sampai 2023, kok, masih begitu-begitu saja? Dua puluh satu tahun, lho, masa organisasi panitianya tidak ikutan jadi profesional?

Tahun sebelumnya, Proliga 2022 diadakan tanpa penonton di satu venue saja, yaitu Padepokan Voli Jenderal Kunarto, Sentul, Bogor. Sementara itu, Proliga 2021 vakum dan Proliga 2020 dihentikan setelah putaran 2 selesai pada pertengahan Maret karena pandemi. Apakah karena sempat mandek beberapa tahun itu, lantas panitia jadi hanya memikirkan profit?

Baca juga:

Terpusat di Jawa

Dari delapan kota dan kabupaten yang menjadi tuan rumah penyelenggaraan Proliga 2023, hanya satu kota yang berada di luar Pulau Jawa, yaitu Kota Palembang. Palembang memang sudah sepantasnya menjadi tuan rumah tim Palembang Bank SumselBabel sejak bergabungnya tim putra ini dalam perhelatan Proliga. Namun, tetap saja pemilihan tuan rumah ini hanya melibatkan 1 kota di luar Jawa—representasi nyata bahwa apa pun olahraganya, pokoknya Jawa, Jawa, Jawa!

Padahal, gelaran Proliga sebelum pandemi sudah mengunjungi Pekanbaru dan tim Surabaya Bhayangkara Samator sebagai tuan rumah pada tahun 2019 dan 2020. Sebelumnya, pernah juga menyambangi Denpasar dan Batam pada Proliga 2018. Namun, tahun ini, hampir semua venue ada di Jawa, terutama Jawa Tengah. Putaran pertama berlangsung di Bandung, Palembang, dan Purwokerto. Putaran kedua dilaksanakan di Gresik, Malang, dan Yogyakarta. Final four diadakan di Gresik, Solo, dan Semarang, kemudian pertandingan final nanti di Yogyakarta.

Penggiat dan peminat olahraga bola voli tidak hanya di kota dan kabupaten tersebut, kota dan kabupaten lain juga banyak. Provinsi kelahiran Manganang bersaudara, Sulawesi Utara, berhasil mengirimkan pemain timnas voli tersebut pada masanya. Kalimantan, NTT, NTB, dan sekitarnya juga sekali-sekali perlu disambangi. Jangan cuma dijadikan komoditas untuk dieksploitasi saja, tapi masyarakatnya jarang disuguhi gelaran olahraga yang dekat dengan keseharian mereka. Sesekali ada gelaran olahraga internasional MotoGP di Lombok saja harga tiketnya jutaan.

Kalau alasannya adalah kebijakan masing-masing tim yang menjadi tuan rumah mau memilih kota atau kabupaten mana, kebijakan itu hanya berlaku pada babak putaran pertama dan kedua. Lokasi penyelenggaraan babak final four dan final sepenuhnya kebijakan PBVSI. Akan tetapi, seperti yang bisa kita lihat, PBVSI memilih lokasi final four di tiga kota strategis di Jawa Tengah, dan satu kota di Jawa Timur. PBVSI harus mengusahakan agar penyelenggaraan Proliga tahun depan tidak Jawasentris agar lebih inklusif.

Harga Tiket Jomplang dengan UMK

Inflasi juga terjadi pada harga tiket masuk Proliga tahun ini. Di Jogja, tiket putaran kedua untuk penonton tribun dijual seharga Rp100.000,00 dan Rp200.000,00 untuk penonton VIP. Tentu sudah menjadi pengetahuan umum bahwa UMK kota dan kabupaten di Provinsi DIY 2023 hanya berada di kisaran dua juta rupiah. Jadi, seratus ribu itu sangat kemahalan buat kami yang di Jogja karena nilainya sama dengan kebutuhan makan seminggu.

Jogja dua kali menjadi tuan rumah tahun ini, putaran kedua di Gor UNY dan final di Gor Amongrogo. Kalau dihitung-hitung, harga tiket tadi sekitar 5-10% dari UMP Jogja. Itu pun hanya bisa menonton satu hari, 3-4 pertandingan. Harga tiket final pasti lebih mahal, bukan? Daripada memenuhi kebutuhan tersier alias hiburan, mending dipakai untuk makan seminggu kalau buat warga Jogja.

Di kota lain seperti Malang dan Bandung, tiket tribun putaran pertama dan kedua ada yang dibanderol dengan harga Rp60.000,00 hingga Rp80.000,00. Padahal, UMK Malang dan Bandung sangat jauh di atas Jogja. UMK Kabupaten Malang 2023 menyentuh angka Rp3.268.275,00, Kota Malang Rp3.194.143,00, Kabupaten Bandung Rp3.492.465,00, dan Kota Bandung Rp4.048.462,00. Dengan harga tiket reguler Rp80.000,00 dan tiket VIP Rp 150.000,00, artinya rate tiket hanya 1,8%-4.6% UMK di Malang dan 2,3%-4,4% UMK di Bandung. Sementara itu, rate tiket Proliga di Palembang cuma 2,1% dari UMK-nya. Tiket Proliga dijual satu harga, yaitu Rp75.000,00 untuk UMK Palembang yang menyentuh angka Rp3.565.409,00.

Sudah kelihatan, bukan, jomplangnya harga tiket antar kota? PBVSI, lain kali perhitungan harga tiketnya harus yang proporsional dengan daya beli warga kotanya, ya! Kalau segitu harga tiketnya, warga Jogja tidak jadi mendapat titel penduduk paling bahagia karena menangisi nasib cuma bisa menonton Proliga dari TV meskipun jadi tuan rumah dua kali. Padahal, peminat olahraga voli di Jogja cukup besar, termasuk warga komuter sekitar Jogja seperti Kulon Progo, Gunung Kidul, Magelang, dan Boyolali. Lumayan jika separuh harga tiket bisa dipakai untuk sangu, transport, dan makan selama menonton Proliga.

Yang Lokal Cadangan Aja (YLCA)

Ini yang saya bingungkan. Bukankah Proliga ditujukan untuk mencari bibit-bibit atlet untuk tim nasional? Kenapa banyak sekali pemain asing yang diimpor untuk menempati posisi strategis? Impor pemain bisa menyebabkan potensi pemain lokal kurang terlihat. Mereka hanya menjadi pemain cadangan, bukan pemain inti yang main di setiap set.

Pemain asing memang menunjang kemenangan tim, tapi kalau pemain lokalnya cuma jadi cadangan yang bahkan jarang sekali dimainkan, bagaimana cara melihat track record permainan mereka? Padahal, menaruh mereka sebagai pemain inti atau sekedar sering menurunkan pemain lokal akan menambah jam terbang pemain lokal juga.

Pemain lokal jangan cuma direkrut untuk menaikkan engagement saja, tapi diperlihatkan potensi dan kemampuannya juga. Kami penonton juga senang kalau yang lokal-lokal ini saling unjuk kebolehan di lapangan.

Baca juga:

Tata Kelola Informasi yang Morat-marit 

Informasi Proliga tahun ini, sama seperti tahun-tahun sebelumnya, tidak satu pintu. Akun Instagram @proliga_official tidak terlihat berguna. Isinya cuma collaboration post bersama partner media dan streaming. Tidak ada unggahan yang khusus dibuat untuk memberikan informasi ke publik tentang informasi HTM setiap kota, jadwal, maupun update skor. Semua informasi itu diperoleh dari unggahan akun Instagram @moji.social. Bau-bau kedua akun tersebut dipegang oleh admin yang sama.

Alhasil, penonton jadi kurang paham teknis pembelian tiket. Calo-calo melihat situasi ini sebagai peluang untuk cuan. Orang tidak tahu ada tiket yang bisa dibeli on the spot atau tidak, tidak tahu juga tiket masih sisa atau habis. Pokoknya, ketika ada calo yang menawarkan di depan GOR, sudah pasti pada beli.

Rasa-rasanya, PBVSI butuh merekrut anak muda yang bisa mengelola media sosial. Anak-anak UKM voli banyak yang jago. Bisalah mereka dipekerjakan sebagai freelance media sosial selama Proliga. Aneh rasanya kalau akun resmi Proliga kalah sama akun porseni fakultas atau kampus.

Begitulah uneg-uneg saya sebagai penonton Proliga. Kita tunggu saja berapa HTM tiket final di Jogja. Kalau tidak sanggup menonton langsung, masih ada opsi menonton dari TV atau streaming. Eh, tapi, streaming juga dikomersialisasi, harus langganan premium, hahaha!

 

Editor: Emma Amelia

Eka Nurkholifah
Eka Nurkholifah Manusia merdeka, Pribumi biasa

One Reply to “Surat Terbuka untuk Proliga 2023”

  1. Gokil, sebuah catatan yang ngewakilin banget unek2 gw , terutama PBVSI, bener2 induk olahraga yg isinya manusia2 ga paham olah raga dan ga guna! Bola voli itu cabor yang berprestasi, tapi salah urus!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Dapatkan tulisan-tulisan menarik setiap saat dengan berlangganan melalalui email