Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka merupakan salah satu program Kampus Merdeka. Program ini memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk bisa belajar secara lintas kampus, bahkan lintas budaya, di luar daerah asal mereka.
Melalui program ini, mahasiswa dari berbagai penjuru tanah air dengan latar belakang budaya dan tempat asal berbeda disatukan agar saling mengenal dan mempelajari budaya yang ada di Indonesia. Mahasiswa-mahasiswa ini mendapat kesempatan untuk merasakan belajar di kampus lain, yang tentu saja berbeda dari kampus asal mereka baik dari lingkungan maupun sistem pembelajarannya. Mahasiswa yang mengikuti program mendapat mata kuliah khusus yang bernama Modul Nusantara. Mata kuliah ini memberikan mahasiswa pengalaman dan pembelajaran mengenai budaya yang ada di daerah kampus tujuan pertukaran.
Baca juga:
Awal Perjalanan
Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) yang baru memasuki tahun kedua ini menjadi incaran para mahasiswa. Iming-iming slogan program “bertukar sementara, bermakna selamanya” inilah yang mungkin menarik minat para mahasiswa, salah satunya saya.
Pada PMM2 tahun 2022, saya berkesempatan menjadi mahasiswa pertukaran setelah melalui proses seleksi yang panjang dan melelahkan. Saat mengetahui nama saya dinyatakan lolos melalui website Kampus Merdeka, ada rasa senang sekaligus khawatir. Sebab, saya pernah tidak betah tinggal di perantauan. Namun, sebisa mungkin saya tetap menyiapkan dan meyakinkan diri bahwa saya bisa hidup di perantauan.
Saya dan teman-teman lainnya yang berjumlah 98 orang ditempatkan di Universitas Teknokrat Indonesia, Bandar Lampung. Kota ini nantinya menjadi kota kedua yang memberikan banyak kenangan dan cerita bagi saya setelah kota kelahiran.
Slogan program ini bukan pemanis semata. Menurut saya pribadi, memang benar program ini memberi “makna selamanya”. Pengalaman bertemu langsung dengan teman-teman dari berbagai daerah, dengan ciri khas masing-masing, lalu saling bercerita dan bertukar pikiran mengenal budaya dari masing-masing daerah asal tentu akan selalu saya kenangkan.
Modul Nusantara, mengajarkan saya budaya, adat, dan sejarah Provinsi Lampung. Kegiatan dalam mata kuliah ini seperti kunjungan ke situs sejarah, warisan budaya, dan tempat wisata adalah implementasi yang lebih nyata dari bagian “makna selamanya” pada slogan. Saya yakin tidak hanya yang di Lampung, tetapi juga di universitas dan daerah pertukaran lain. Sebanyak 12.420 mahasiswa yang mengikuti program ini pastilah juga memiliki cerita masing-masing.
Huru-Hara Keuangan Mahasiswa
Selain pengalaman dan makna, benefit mengikuti Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka ialah bantuan biaya hidup (BBH) yang diberikan setiap bulan kepada mahasiswa. Namun, praktik pencairan BBH tidak semudah yang dibayangkan. Mahasiswa harus menyusun laporan yang cukup rumit, lalu memintakan approval dosen Modul Nusantara. Keseluruhan prosesnya rumit dan cukup makan waktu.
Sudah begitu, alur pencairan dana pun panjang karena melalui dua kementerian, yakni Kemendikbud dan Kemenkeu. Tertundanya pencairan BBH membuat para mahasiswa pertukaran mesti punya uang lebih untuk biaya hidup selagi menunggu dana cair. Untuk diketahui, biasanya, bantuan biaya hidup bulanan dari LPDP baru cair di bulan berikutnya.
Tertundanya pencairan BBH ini banyak mendapat kritik dari mahasiswa peserta maupun alumni Pertukaran Mahasiswa Merdeka. Mereka mengutarakannya melalui unggahan di media sosial seperti Twitter, Instagram, Telegram, dan WhatsApp dengan me-mention akun resmi PPM dan LPDP.
Sampai tulisan ini selesai ditulis, bantuan biaya hidup saya di bulan ke-4 dan ke-5 masih belum kunjung cair. Padahal, kami sekarang sudah pulang ke rumah masing-masing dan pelaksanaan PPM di Universitas Teknokrat Indonesia pun sudah selesai.
Akhir Perjalanan
Farewell night adalah acara puncak sekaligus penutup kegiatan Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka 2 di Universitas Teknokrat Indonesia yang dilaksanakan pada tanggal 31 Januari 2023. Acara ini bertajuk Malam Seni Budaya dan Pelepasan Peserta Pertukaran Mahasiswa Merdeka 2 Inbound Universitas Teknokrat Indonesia dan dihadiri langsung oleh rektor, jajaran staf rektorat, dan civitas akademika Universitas Teknokrat Indonesia.
Acara berjalan lancar. Sembilan puluh delapan mahasiswa yang mengikuti Pertukaran Mahasiswa Inbound di Universitas Teknokrat Indonesia dilepas untuk kembali ke kampus masing-masing agar bisa berbagi keseruan-keseruan yang didapat di sini.
Baca juga:
Terlepas dari kekurangan-kekurangannya, Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka merupakan inisiatif yang sangat keren. Selain menambah pengalaman dan wawasan, kalian juga bisa mendapatkan benefit berupa uang saku bulanan pada saat pelaksanaan program, meskipun terkadang pencairannya telat. Semoga masalah pencairan uang saku ini ke depan ya tidak diulang lagi.
Editor: Emma Amelia