Menulis musik dan beberapa pernik-pernik budaya populer lainnya

Bernyanyi Bersama The Offspring: 40 Tahun Setia di Jalur Punk

Kukuh Basuki

3 min read

Mendengarkan suara melengking Dexter Holland kembali membahana di lagu Make It All Right di bulan Juli tahun 2024 ini melemparkan saya ke memori tahun 1994.

Kala itu, saya masih kelas 1 SD dan belum tahu apa itu punk, apalagi The Offspring. Lengkingan suara Dexter pertama kali masuk telinga saya. Bersama dengan tangga melodi khas padang pasir dari gitar Kevin “Noodles” Wasselman, pola petikan bass ala dangdutan dari Greg Kriesel, dan hentakan drum Ron Welty yang penuh kejutan, lagu Come out And Play itu menjadi tonggak perkenalan saya bukan saja pada The Offspring, tapi pada punk secara keseluruhan.

Baca juga:

Ketika saya memasuki bangku SMP, satu keberuntungan tiba. Seorang teman yang mempunyai kakak seorang musisi menjadi tandem saya untuk mengenal The Offspring lebih dalam. Setiap hari kami mendengarkan lagu-lagu the Offspring bersama dan mendiskusikan apa pun tentangnya, mulai dari musik, personel, album, hingga aksi panggung The Offspring di konser-konsernya.

Pada waktu itu, teman saya dapat pinjaman dua kaset Offspring kakaknya, album Ixnay on the Hombre (1997) dan Americana (1998), sementara saya baru membeli album Offspring Conspiracy of One (2000). Ketiga album tersebut secara bergantian kami putar di tape compo mini sambil kami bahas lagunya satu per satu. Beberapa kali kami sepakat suka di lagu yang sama, namun tak jarang juga kami berbeda pendapat. Kami saling memengaruhi dalam menginterpretasikan lagu-lagu The Offspring.

Satu benang merah dari tiga album tersebut adalah ritme drum yang cepat khas band skate punk macam NOFX, Lagwagon, Pennywise, No Use for A Name (NUFAN), Unwritten Law dan Propagandhi. Namun, ada beberapa perbedaan yang membuat The Offspring istimewa. Untuk ukuran band punk, suara Dexter sangat tinggi dan sering digeber full power dalam rentang waktu yang panjang seolah tanpa mengambil jeda untuk mengambil napas. Tone padat dari bass Greg yang sering dimainkan tidak sesuai dengan standar punk juga cukup menarik ketika dipadukan dengan gebukan drum Ron Welty yang konstan.

Ketika internet mulai menjangkau kota tempat kami sekolah, selain dari VCD bajakan konser Woodstock 1999, kami jadi tahu aksi panggung sekaligus beberapa video klip The Offspring dari koneksi internet warnet yang super lemot. Dari sana, saya merasa semakin dekat dengan Dexter ce’es. Tak jarang, saya mengunjungi website resmi mereka di www.offspring.com untuk mengetahui info tur, rencana album baru, poster konser, merchandise, dan berjejaring dengan penggemar di seluruh dunia.

Memasuki jenjang SMA, kami berpisah karena bersekolah di tempat yang berbeda. Saya tidak mempunyai tandem lagi untuk membahas The Offspring sekaligus mengulik lagu-lagunya dengan intens. Semasa SMA, saya jadi tak terlalu mengikuti perkembangan The Offspring. Ketika mereka mengeluarkan album Splinter (2003), saya tidak membeli kasetnya. Namun, lagu andalannya dalam album ini, Hit That, sempat menarik perhatian karena terus diputar di JTV, stasiun TV lokal baru di Jawa Timur waktu itu. Beat musiknya mengingatkan saya pada Pretty Fly for a White Guy di album Americana.

Ketika saya menjalani semester akhir kelas 3 SMA pada tahun 2005, The Offspring mengeluarkan album Greatest Hits. Di sana terdapat lagu-lagu hits The Offspring sepanjang kariernya seperti Self Esteem, The Kids Aren’t Alright, All I Want, Gotta Get Away, dan, tentu saja, lagu legendaris Come Out and Play. Satu lagu di sana, Can’t Repeat, semakin memperkuat karakter The Offspring yang tampil semakin matang. Tak pikir panjang, saya langsung membeli kaset pitanya yang pada waktu itu sudah mencapai harga Rp24.000,00. Mendengarkan album ini membuat saya memutar waktu dan merunut perkembangan dan dinamika hidup mulai kecil, remaja, hingga beranjak dewasa diiringi karya-karya Offspring.

Dari album Greatest Hits ini saya juga baru menyadari bahwa satu personel The Offspring telah berganti, bahkan sejak album Splinter. Sang drummer andalan, Ron Welty, pindah ke band Steady Ground. Posisinya di Offspring digantikan oleh mantan drummer Rocket from the Crypt, Atom Willard. Drummer Josh Freese juga sempat mengisi beberapa part rekaman drum di album Splinter. Dari pergantian personel ini, saya juga mulai merunut sejarah the Offspring yang ternyata membentang sejak tahun 1984. Drummer James Lilja juga sempat memperkuat The Offspring mulai dari awal terbentuk hingga digantikan Ron Welty pada tahun 1987.

Setelah masuk kuliah, saya semakin kurang mengikuti perkembangan The Offspring. Setelah gagal manggung di suatu parade punk, padahal sudah berlatih lagu Can’t Repeat, bombardir referensi lagu berbagai genre datang silih berganti. Waktu itu, era MP3 membuat album-album musik mudah didapatkan dari warnet dan teman sehingga PC saya penuh lagu-lagu bermacam genre. Banyaknya band baru membuat saya hanya sesekali saja mendengarkan lagu The Offspring tanpa sempat mengikuti kabar terkini mereka. Praktis, saya melewatkan beberapa album baru seperti Rise and Fall, Rage and Grace (2008) dan Days Go By (2012). Saya juga tidak tahu bahwa posisi drummer Atom Willard sudah digantikan oleh Pete Parada.

Baca juga:

Ketika pandemi COVID-19 melanda, kesepian isolasi mandiri di kost selagi menempuh S2 di Jogja membuat saya kembali mengulik band-band yang telah lama tidak terdengar. Berbekal sisa paket data dari perkuliahan online, saya mengetik beberapa nama band yang sudah jarang saya dengarkan di mesin pencarian Google. Sesaat setelah mengetikkan nama “The Offspring”, rasa gembira membuncah ketika membaca berita bahwa mereka akan meluncurkan album dalam waktu dekat.

Bulan April 2021, mereka benar-benar meluncurkan album baru berjudul Let The Bad Times Roll. Sebagian besar lagu di dalamnya masih mengingatkan pada Offspring di era saya remaja. Usia Dexter waktu itu sudah 55 tahun, tapi tenaganya untuk melengkingkan suara masih cukup kuat. Tempo musik mereka juga tak banyak perubahan dan masih relatif cepat walaupun tentunya kini sudah lebih rapi. Beberapa single seperti This is Not Utopia dan Behind Your Walls menjadi penyemangat saya untuk menyelesaikan tesis.

Kegembiraan munculnya album ini membawa sedikit kesedihan bagi saya. Greg keluar dari band setelah perseteruannya dengan Dexter dan Noodles. Sungguh disayangkan karena mereka bertiga adalah anggota The Offspring sejak formasi pertama. Posisi Greg digantikan oleh Todd Morse.

Tahun ini, lewat single terbarunya, Make It All Right, The Offspring masih membahana! Suara Dexter masih melengking dan gitar Noodle masih berdistorsi keras. Bersama drummer baru, Brandon Pertzborn, The Offspring  siap me-launching satu album penuh untuk merayakan ulang tahunnya yang ke-40 pada tanggal 11 Oktober nanti.

Serasa tak sabar hati ini menjadi saksi lahirnya album ke-11 dari band yang sudah empat dekade setia berkarier di jalur punk dan mewarnai sebagian besar waktu hidup saya dari anak-anak, remaja, hingga dewasa.

 

Editor: Emma Amelia

Kukuh Basuki
Kukuh Basuki Menulis musik dan beberapa pernik-pernik budaya populer lainnya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Dapatkan tulisan-tulisan menarik setiap saat dengan berlangganan melalalui email