Baca dulu bagian pertama: Dulu Saya Benci Sheila On 7
Usai kunjungan pertama ke markas Sheila, dan bertemu dengan Mamah Titin (Ibunya Mas Eross) dan Khaylila, auto saya mendeklarasikan diri (dalam hati) sebagai SheilaGank. Saya langsung jatuh hati pada Sheila on 7. Kok bisa? Padahal kan belum sempat berjumpa dengan para personelnya?
Benar, saya memang belum bersua dengan para punggawa Sheila. Akan tetapi orang-orang terdekatnya-lah yang menumbuhkan rasa cinta itu. Keramahan Mamah Titin dan orang-orang manajemen membuat saya nyaman. Saya merasa diwongke (dimanusiakan). Mereka sangat welcome kepada saya, dan mungkin kepada semua penggemar Sheila.
Oh ya, kantor Sheila terdiri dua lantai. Lantai bawah adalah rumah pribadi keluarga Eross, berikut studio musik yang bernama Lahan Eross. Sedangkan ruangan atas untuk kantor manajemen.
**
Akhirnya perjumpaan itu lunas. Pada kunjungan berikutnya, saya beruntung bertemu langsung dengan Eross. Antara malu, senang, dan canggung. Saya bersalaman dan sedikit basa-basi memperkenalkan diri. Ketika itu Eross memakai kaos warna ijo, mengenakan kalung, dan rambutnya sedikit acak-acakan. Yang kemudian hari kaos itu diberikan kepada saya.
Kali pertama bersua dengan gitaris Sheila on 7 ini, tak banyak yang kami bicarakan. Kita sama-sama masih jaim, dan tak tahu mau ngobrolin apa. Mas Eross memang tipe pendiam. Tidak banyak omong. Bahkan cenderung introvert. Dia jauh lebih suka berimajinasi, corat-coret lirik, atau ngulik melodi di atas senar-senar gitar. Tak heran, hampir semua lagu di album Sheila adalah ciptaannya.
Sejak hari itu, setiap kali libur kuliah, atau nggak ada kerjaan saya pasti main ke kantor Sheila. Seminggu bisa dua sampai tiga kali. Setiap datang ke kantor, saya tak perlu lagi menunggu Pak Janto membukakan pintu gerbang. Ya tinggal masuk aja. Mamah, Mas Eross, dan orang manajemen wis apal. Halah Dondon (nama panggilan saya) meneh. (Halah Dondon lagi). Dan yang paling seneng ketika saya datang adalah Khaylila. Soalnya saya selalu membawa jajanan untuknya.
**
Ada pengalaman berharga, dan amat sulit terlupakan. Suatu hari saya main ke kantor, dan Mas Eross sedang latihan di studio. Pas keluar, saya tanya ke dia.
“Mas, latihan sama siapa?”
“Dewe (sendiri) Don.”
“Tak kirain bareng-bareng mas.”
“Ayok ikut ke dalem aja.”
Saya yang cupu ini diperbolehkan masuk ke studio Lahan Eross, sembari melihat sang gitaris beratraksi. Wow, rasanya seperti nonton konser tunggal. Performer tunggal, penonton juga tunggal. Sekira satu jam kami berada di dalam studio. Saking penasaran, saya pun minta izin ke Mas Eross untuk memegang gitar andalannya. Merk Telecaster warna kuning yang di belakangnya ada tulisan ” I 💖 My Sephia”. SG (SheilaGank) pasti paham! Saya pegang, dan mencoba perlahan memetik, memainkan senar demi senar. Sumpah! itu kayak mimpi gaes.
Di sela latihan, saya pun mengajukan pertanyaan ke mas Eross tentang tips membuat lagu yang bagus. Jawaban yang keluar darinya sangat simpel. Seperti orangnya.
“Ya jujur aja dalam berkarya.”
“Maksudnya, Mas?”
“Ya kalau lagi sedih, bikinnya lagu sedih. Kalau pas happy, ya buat lagu yang nuansanya happy. Sesuai yang kita rasakan aja, lalu tuangkan ke lagu. Intinya sih jujur dari hati. Kalau bikinnya dengan hati pasti juga nyampe ke hati.”
Apa yang disampaikan Mas Eross tersebut dibuktikan dalam karya-karyanya. Sebagai contoh, rasa cintanya kepada sang Mama dicurahkan lewat lagu Just For My Mom. Mas Eross sejak kanak-kanak sudah ditinggal oleh ayahnya. Sehingga Mama menjadi satu-satunya orang tua yang kasihinya. Rasa sayang kepada adiknya juga dituangkan pada lagu Khaylila’s Song. Lagu Pria Kesepian dibuat ketika Mas Eross lagi jomblo-jomblonya, di saat rekan Sheila yang lain sudah menikah. Serta lagu Ibu Linda, yang konon ditujukan Mas Eross kepada ibunya sang mantan pacar (baca. Leony). Saat itu hubungan mereka dikabarkan putus.
Baca juga tentang Dewa 19:
Dari secarik kisah di atas, terlihat jelas alasan utama kenapa band Sheila on 7 digemari banyak orang; karena mereka ramah dan jujur. Ramah kepada fansnya, jujur dalam berkarya. Sesederhana itu. Hal sederhana yang mampu merawat nama besar mereka. Yang membuat SheilaGank kangen menyaksikan perform mereka, dan selalu setia menikmati karya-karyanya. Jalan terus, Gank!
**
Bersambung ke bagian ketiga: Anugerah Terindah, dari Benci Jadi Kru
*Ini adalah tulisan kedua dari empat bagian. Bagian pertama bertema haters, kedua fans, ketiga crew, dan keempat bodyguard.
Penulis bisa dihubungi di Twitter : @dsetia_ I Fb. Muhammadona Setiawan I email: Muhammadona1918@gmail.com