Periset Bidang Studi Kebijakan Publik dan Advokasi HAM. Social-Politic & Human Right Law Writer Specialist

Reverse Brain Drain: Bagaimana Cara Menarik Pulang Talenta Indonesia?

Uray Andre Baharudin

2 min read

Banyak anak muda yang mulai mempertimbangkan untuk meninggalkan Indonesia demi peluang yang lebih baik di luar negeri. Ada yang mencari pendidikan yang lebih berkualitas, ada yang mengejar karier dengan jenjang lebih menjanjikan, dan ada pula yang sekadar ingin hidup di lingkungan yang lebih kondusif. Fenomena ini bukan sekadar tren sesaat, melainkan gejala dari persoalan yang lebih dalam: mengapa banyak talenta terbaik kita lebih memilih pergi daripada menetap dan berkontribusi di negeri sendiri?

Fenomena ini berkaitan erat dengan konsep “brain drain,” yaitu keluarnya sumber daya manusia berkualitas tinggi ke negara lain. Namun, yang lebih menarik untuk dibahas adalah “reverse brain drain,” atau bagaimana cara menarik mereka kembali agar dapat berkontribusi bagi Indonesia. Jika ingin membalikkan keadaan, ada dua hal yang perlu diperhatikan: penyebab utama mereka pergi dan strategi untuk menciptakan lingkungan yang dapat membuat mereka pulang.

Mengapa Mereka Pergi?

Ada beberapa faktor utama yang menyebabkan talenta Indonesia memilih untuk menetap di luar negeri setelah menyelesaikan pendidikan atau mendapatkan pekerjaan. Salah satunya adalah keterbatasan peluang di dalam negeri. Banyak anak muda merasa bahwa sektor industri di Indonesia masih kurang berkembang dibandingkan dengan negara-negara maju.

Baca juga:

Gaji yang lebih rendah, kurangnya fasilitas dan infrastruktur yang mendukung, serta kesulitan dalam mengakses peluang karier yang lebih baik sering kali menjadi alasan kuat bagi mereka untuk mencari kesempatan di luar negeri. Selain itu, perbedaan kualitas pendidikan juga menjadi faktor utama. Banyak pelajar Indonesia yang melanjutkan studi di luar negeri untuk mendapatkan pendidikan yang lebih baik, baik dalam hal kualitas pengajaran, fasilitas, maupun jaringan yang lebih luas.

Faktor lainnya adalah ketidakpastian ekonomi dan politik di Indonesia. Walaupun negara kita memiliki potensi besar, ketidakstabilan dalam hal kebijakan pemerintah, sistem hukum yang belum sepenuhnya dapat diandalkan, serta ketimpangan sosial-ekonomi yang masih terasa, membuat banyak individu merasa bahwa berkarier di luar negeri akan memberikan mereka jaminan yang lebih baik. Ditambah dengan masalah korupsi yang masih merajalela dan birokrasi yang rumit, hal ini memperburuk persepsi bahwa Indonesia belum dapat menjadi tempat yang ideal untuk berkembang.

Menciptakan Alasan untuk Pulang

Jika ingin menarik kembali talenta Indonesia yang telah pergi, perlu menciptakan lingkungan yang tidak hanya setara dengan negara-negara yang mereka tinggali saat ini, tetapi juga mampu memberikan sesuatu yang lebih berharga—sesuatu yang bisa membuat mereka merasa bahwa pulang adalah pilihan yang lebih baik.

Langkah pertama untuk mengatasi fenomena “kabur aja dulu” adalah dengan menciptakan peluang yang lebih banyak dan lebih baik di dalam negeri. Salah satu aspek yang menjadi sorotan utama adalah masalah lapangan kerja yang kurang memadai, terutama bagi generasi muda yang berpendidikan tinggi.

Banyak dari mereka yang merasa bahwa kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki tidak sebanding dengan apa yang mereka dapatkan di dunia kerja di Indonesia. Di luar negeri, kesempatan untuk bekerja di perusahaan-perusahaan besar dengan gaji yang menggiurkan jauh lebih banyak. Oleh karena itu, perlu ada perubahan dalam sistem perekrutan dan pengembangan karir di dalam negeri, baik oleh sektor swasta maupun pemerintah.

Selain itu, sektor kewirausahaan juga harus didorong lebih maksimal. Banyak talenta muda yang memiliki potensi besar di bidang teknologi, seni, maupun bisnis, tetapi mereka sering merasa bahwa untuk memulai usaha di Indonesia itu sangat sulit karena banyaknya birokrasi yang rumit. Pemerintah seharusnya memberikan insentif lebih bagi startup lokal dan mempermudah prosedur perizinan usaha. Dengan begitu, bukan hanya lapangan pekerjaan yang tercipta, tetapi juga ekosistem kewirausahaan yang lebih sehat dan berkelanjutan.

Baca juga:

Stabilitas sosial, politik, dan hukum menjadi kunci utama. Pemerintah perlu memastikan adanya kebijakan yang jelas dan transparan, serta memperbaiki sistem hukum dan memperkuat budaya anti-korupsi. Ini akan memberikan rasa aman bagi para talenta yang sebelumnya khawatir akan ketidakpastian di Indonesia. Langkah-langkah ini tidak hanya penting untuk menarik talenta yang sudah pergi, tetapi juga untuk menciptakan iklim yang dapat mempertahankan mereka agar tidak mencari peluang di luar negeri.

Tidak kalah penting adalah membangun rasa memiliki dan kebanggaan terhadap Indonesia. Salah satu alasan mengapa banyak anak muda enggan pulang adalah karena mereka merasa bahwa kontribusi mereka tidak akan berarti banyak. Oleh karena itu, pemerintah, akademisi, dan industri perlu berupaya menciptakan narasi bahwa mereka yang kembali adalah bagian dari perubahan besar bagi bangsa. Seperti yang dikatakan oleh ekonom Joseph Stiglitz, “Pembangunan bukan hanya tentang ekonomi, tetapi juga tentang menciptakan masyarakat di mana orang ingin menjadi bagiannya.”

Pada akhirnya, keputusan untuk kembali atau menetap di luar negeri adalah pilihan pribadi. Namun, jika ingin mengurangi tren “kabur aja dulu,” perlu ada alasan yang cukup kuat agar mereka ingin pulang. Bukan dengan memaksa, tetapi dengan menawarkan sesuatu yang benar-benar bernilai.

Jika lingkungan yang dibangun cukup kondusif, tanpa diminta pun mereka akan melihat Indonesia sebagai tempat terbaik untuk berkarya dan berkembang. Sebagaimana yang dikatakan oleh Joseph Stiglitz, kita harus memberikan kesempatan yang lebih baik agar talenta-talenta ini tidak merasa harus “kabur” lagi.

 

 

Editor: Prihandini N

Uray Andre Baharudin
Uray Andre Baharudin Periset Bidang Studi Kebijakan Publik dan Advokasi HAM. Social-Politic & Human Right Law Writer Specialist

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Dapatkan tulisan-tulisan menarik setiap saat dengan berlangganan melalalui email