Lebih banyak membaca dan merenung.

Murahnya Bayaran Seorang Penulis

Boiman Manik

2 min read

Saya pernah dibayar lima ribu rupiah untuk satu tulisan saat kuliah dulu. Bagi seorang mahasiswa, mendapat penghasilan dari pekerjaan sampingan tentu senangnya bukan main. Meski tidak cukup untuk biaya kuliah, tapi uang dari hasil menulis setidaknya cukup untuk jajan sehari-hari. Untuk sekarang, bayaran tersebut tentu terlalu kecil jika dijadikan sumber penghasilan utama.

Pekerjaan sebagai penulis lepas sudah sangat banyak saat ini. Ada berbagai macam platform penyedia proyek menulis. Banyaknya permintaan untuk jasa penulis tidak lepas dari kebutuhan industri yang mengandalkan teknologi. Beberapa user atau pemilik proyek menulis membutuhkan seorang penulis yang mampu menghasilkan artikel ‘ramah SEO’ agar tulisan mudah terindeks situs pencarian Google.

Jika sudah terindeks, besar kemungkinan tulisan tersebut akan muncul di halaman pertama pencarian. Untuk bisa mencapai halaman pertama, penulis akan diminta untuk memasukkan beberapa keyword yang relevan dalam tulisannya. Selain itu, tulisan juga harus singkat, menggunakan heading dan sub-heading, serta lebih disukai tulisan yang terdiri dari serangkaian sub-heading dengan daftar berbutir.

Baca juga:

Rumitnya ketentuan tersebut tidak membuat harga sebuah artikel menjadi mahal. Dari pengalaman saya yang dulu dibayar lima ribu rupiah, hingga sekarang harga untuk satu artikel tidak mengalami perubahan. Bahkan dalam beberapa platform saya pernah menemui jumlah bayaran Rp10/kata. 

Proses Kreatif yang Tak Dihargai

Padahal proses menulis itu adalah proses kreatif dan logis. Butuh waktu lama untuk membuat sebuah tulisan. Bahkan untuk kalimat pertama saja mungkin butuh semadi berhari-hari sebelum akhirnya layak ditulis. Ditambah lagi tulisan tersebut harus disunting sedemikian rupa agar disukai Google. Oleh karena itu, tidak sewajarnya jika penulis dihargai murah untuk proses berpikir yang lama.

Berdasarkan pengalaman saya, ada empat hal yang membuat harga sebuah tulisan menjadi murah. Pertama, ada banyak penulis yang mampu membuat artikel ‘ramah SEO’. Mulai dari mahasiswa, ibu rumah tangga, blogger, guru, dan banyak lagi lainnya meminati pekerjaan ini. Jumlah penulis yang banyak membuat mereka harus bersaing untuk memberi harga yang paling cocok dan sesuai. Proses ini melalui skema bidding, penulis yang diterima adalah penulis yang menawarkan harga yang cocok. Tidak jarang penulis yang terpilih adalah mereka memberi harga murah dan berpengalaman.

Kedua, kualitas tulisan yang dibutuhkan seadanya. Selama tulisan bisa dibaca dan ‘ramah SEO’, maka tidak akan jadi masalah. Oleh karena itu, ketika mencari sesuatu di Google, sering kali ditemukan tulisan yang kurang enak dibaca. Bahkan, untuk satu pencarian, beberapa artikel memiliki isi yang kurang lebih sama. Bisa jadi karena penulis dituntut untuk bisa menghasilkan tulisan dalam waktu cepat, akhirnya mau tidak mau mereka harus menggunakan teknik parafrasa dari artikel yang sudah ada.

Kemajuan teknologi menjadi pesaing penulis adalah alasan yang ketiga. Belum lama ini, ramai berita artificial intelligence (AI) yang bisa membuat sebuah tulisan. Ada juga alat untuk mereplikasi sebuah tulisan menjadi tulisan yang benar-benar baru dari satu tulisan saja. Alat bernama spinner ini bisa menghasilkan banyak tulisan hanya dari satu sumber artikel yang di-spin. Hasil tulisannya akan terlihat baru dari artikel yang di-spin, tidak terindeks plagiat oleh Google, dan jasanya murah bahkan gratis.

Baca juga:

Alasan terakhir karena si penulis sendiri yang mau dibayar murah. Misalnya karena faktor ekonomi sehingga membutuhkan uang tambahan lain dari menulis. Dibayar murah untuk setiap tulisan asal yang dikerjakan banyak, maka uang yang dihasilkan pun jadi cukup banyak. Contoh lainnya adalah menulis untuk pengalaman kerja. Pengalaman sebagai penulis lepas sebelumnya bisa menjadi modal bagus untuk melamar pekerjaan menulis lain.

Memikirkan Kesejahteraan Penulis 

Jasa-jasa menulis yang dibayar murah ternyata mulai berkembang dan beragam. Mulai dari jasa penulisan untuk cerpen, artikel, dan esai yang akan dilombakan. Beberapa penulis menawarkan jasanya sebesar Rp25.000 untuk setiap halaman yang dituliskan. Tulisan untuk dilombakan tentu lebih sulit dan memerlukan kemampuan berpikir yang lebih kompleks.

Bagi saya sendiri, menulis adalah proses dokumentasi isi pikiran hingga terwujud dalam sebuah tulisan. Proses yang dilewati cukup panjang dan cenderung melelahkan. Saya harus menangkap sebuah ide yang kemudian dirumuskan menjadi sebuah ide tulisan.

Menulis adalah proses nalar yang tidak mudah untuk dilakukan oleh semua orang. Penulis yang baik harus bisa menyampaikan ide dan gagasannya secara utuh agar dipahami pembaca. Untuk menuju ke arah sana, butuh pengalaman yang panjang dan proses berpikir yang menuntut waktu lama. Maka dari itu, hidup dari menulis tidak cukup realistis jika proses dari ide menjadi hasil yang begitu sulit dibayar murah begitu saja.

 

Editor: Prihandini N

Boiman Manik
Boiman Manik Lebih banyak membaca dan merenung.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Dapatkan tulisan-tulisan menarik setiap saat dengan berlangganan melalalui email