Esais partikelir. Pelapak buku di @bukuprodeo.

Mengintip Keluarga Orang Lain dari YouTube

Muhammad Fahruddin Al Mustofa

2 min read

Di antara banyaknya tontonan tentang kehidupan keluarga pesohor yang penuh kemilau dan serbasempurna, YouTube menyediakan beberapa film pendek peraih penghargaan internasional yang bisa kita tonton cuma-cuma secara legal. Menonton film di YouTube bisa menjadi alternatif ketika jaringan internet kita tidak memungkinkan streaming film online atau sesederhana ketika kita sudah jengah dengan berbagai konten para Youtuber yang kian terasa membosankan.

Baru-baru ini, saya menonton beberapa film pendek secara acak di YouTube. Tanpa saya rencanakan sebelumnya, dua film ini memiliki kesamaan tema: tentang keluarga.

Baca juga Catatan Budaya 2021: Trending Lewat Streaming

Film pertama hasil garapan tangan dingin Michel Dudok de Wit berjudul Father and Daughter. Dari awal saya sudah tertarik pada sampul depan video yang menampilkan ilustrasi gadis perempuan menuntun sepeda dengan rambut panjangnya terurai diterpa angin. Film ini tidak menghadirkan dialog sama sekali. Hanya berisi animasi yang bergerak indah menceritakan kisah dengan runtut diiringi alunan musik instrumental klasik.

Cuplikan Film Father and Daughter

Ada dua tokoh utama, seorang ayah dan anak perempuannya. Mereka berdua bersepeda dengan riang. Hingga sampai di ujung dermaga keduanya berhenti. Sang ayah hendak pergi dengan menggunakan sampan kecil. Tidak pernah tahu ke mana dan untuk apa. Sebelum ia benar-benar pergi, ia kembali memeluk anaknya, menggendong, seraya membisikkan perpisahan. Mulai saat itu ia tak pernah lagi melihat ayahnya.

Film ini merekam setiap momen ketika sang anak berkunjung atau sekadar mampir ke tepi dermaga. Iringan musik berperan begitu penting, membawa suasana sendu, muram dan sesekali menghadirkan keriangan sementara. Ia berharap di setiap momen hidupnya, dari masa kecil, remaja, menikah, punya anak, dan di masa senja ayahnya akan kembali.

Di kunjungan terakhir, ia memberanikan diri untuk turun ke lautan yang telah menjadi padang ilalang. Ia sibak rerumputan yang menenggelamkan tubuhnya. Hingga tak sadar ia temukan sampan kecil ayahnya. Ia tidur di dalam sampan dan bermimpi bertemu dan berlari menuju ayahnya.

Alur cerita unik dan olahan animasi visual yang istimewa membawa film ini menyabet beberapa penghargaan di antaranya Film Pendek Animasi Terbaik dari Academy Award.

Film kedua berjudul The Neighbors’ Window besutan Marshall Curry yang berhasil menyabet Best Live Action Short Film pada tahun ini.

Dengan ide cerita yang simpel dan mengena, film ini berhasil mengangkat permasalahan sosial sehari-hari. Film ini diangkat dari kisah nyata yang dialami Diane Wiepert yang sebelumnya telah dikisahkan dalam  Love + Radio Podcast.

Poster Film The Neighbor’s Window

Film ini bercerita tentang bagaimana seorang manusia menyaksikan hidup manusia lain. Bagaimana keluarga yang telah mempunyai 3 anak melihat pasangan muda menikmati momen-momen kemesraan mereka. Di sinilah, terlihat bagaimana watak manusia yang selalu ingin tahu urusan orang lain sekaligus selalu ingin membandingkan hidupnya dengan hidup orang lain.

Pasangan pertama melihat bahwa kehidupan tidak selalu tentang kemesraan, pesta dan hura-hura. Hidup terlalu ruwet. Mulai dari mengurus tiga anak, tanggungan bulanan, pertengkaran kecil, hingga hal-hal mengejutkan lain dalam keluarga.

Di sisi lain, kita tidak pernah tahu apa yang terjadi di balik jendela apartemen orang lain. Kita mungkin bisa melihat beberapa potret dan keadaan yang tampak, tapi kita tidak pernah tahu permasalahan dan perang batin di dalamnya. Hal ini persis dengan hidup dalam era medsos ini. Ketika kita hanya menilai sesuatu berdasarkan apa yang ditampilkan di Instagram, tapi kita tak pernah tahu bagaimana kehidupan sebenarnya di balik segala yang tampak indah bahkan terlihat mewah dan sempurna itu.

Di akhir cerita, Alli, ibu dari tiga anak, melihat lewat teropong miliknya, bahwa tetangga di balik jendela sakit parah. Suami tetangga itu pun dibawa ke rumah sakit. Alli memutuskan turun dan menghampiri tetangganya yang sedang tertimpa musibah yang belum pernah ia sapa sebelumnya.

Saat mereka bertemu inilah terjadi percakapan antara dua manusia. Saling bicara, bertatap-muka dan berbagi kisah. Bagaimana pasangan muda ternyata melihat betapa bahagianya hidup dengan punya anak-anak yang menggemaskan dan kebahagiaan yang tumpah ruah. Ia juga melihatnya hanya dari jendela apartemennya.

Mereka berdua berpelukan dan saling menguatkan. Ternyata hidup yang kita miliki – seburuk-buruknya itu – bisa menjadi terlihat begitu indah di mata orang lain. Ternyata hidup orang lain yang terlihat indah dan sempurna dari kejauhan itu, menyimpan duka dan kesusahan masing-masing yang tak pernah kita tahu.

Muhammad Fahruddin Al Mustofa
Muhammad Fahruddin Al Mustofa Esais partikelir. Pelapak buku di @bukuprodeo.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Dapatkan tulisan-tulisan menarik setiap saat dengan berlangganan melalalui email