Kiat-Kiat Menjadi Dewasa ala Basboi

Adnan Yudha Permana

2 min read

Bagi saya, proses pendewasaan adalah proses penemuan jati diri serta penerimaan diri sendiri. Saya yakin, setiap manusia menempuh proses ini dengan cara yang sangat berbeda antara satu dengan yang lain. Rapper Basboi mampu menggeneralisir proses pendewasaan tanpa kelewat menyederhanakan pengalaman masing-masing orang dalam sebuah lagu berdurasi 4 menit 49 detik yang berjudul Bismillah (feat. Kamga) ini.

Baca juga:

Lagu ini membangunkan saya. Liriknya seakan-akan menyentil hati kecil yang selama ini ngeyel memengaruhi isi kepala saya dalam kehidupan sehari-hari.

Ooh I travelled far

Think I can see the stars

All these times I’ve been away

Collecting all these scars

And when I thought so naively I’m almost there

I realized with my own eyes I only moved a square

Bait awal lagu ini saja sudah sangat men-trigger saya mengingat masa-masa lalu dan membuat saya mempertanyakan banyak hal. Sudah seberapa bahagiakah sekitar saya dengan kehadiran saya? Sudah seberapa bermanfaatkah saya bagi lingkungan saya? Sudah seberapa siapkah saya menemukan titik tertinggi dari kehidupan saya? Sudah seberapa sukseskah saya dalam menjadi salah satu bagian dari peradaban manusia ini?

Kontemplasi seperti itu sudah lama tidak saya lakukan. Lagu inilah yang sukses mempertemukan saya dengan momen seperti itu lagi.

Proses pendewasaan menjadi sangat menarik jika kita senantiasa menjemput kesempatan yang hadir. Meskipun tak dapat dimungkiri bahwa ada banyak hal yang harus kita korbankan, salah satunya waktu.

Benar kata orang-orang dewasa di sekitar saya bahwa hidup zaman sekarang berbeda dengan zaman mereka dulu. Bagi saya, masa ini merupakan masa ketika para anak muda yang sedang berproses dalam menemukan jati diri dituntut untuk memanfaatkan segala kemudahan yang sudah ada sekreatif mungkin.

Di sisi lain, saya merasa proses yang telah saya jalankan hingga saat ini menumpuk berbagai luka yang pada akhirnya membuat saya menjadi pribadi yang lebih tangguh. Namun, muncul kembali pertanyaan-pertanyaan. Dengan ketangguhan seperti saat ini, sudah seberapa sukseskah saya? Apakah saya berada di tingkatan sukses yang setara dengan ketangguhan yang saya miliki hari ini?

Pertanyaan tersebut benar-benar membuat saya merasa bahwa sudah waktunya untuk mengevaluasi kembali kapasitas diri saya. Sebab, pada saat hari berjalan dengan baik, saya selalu merasa cukup dan tak perlu lagi berupaya banyak agar bahagia. Seperti penggalan lirik dari lagu ini:

And when I thought so naively I’m almost there

I realized with my own eyes I only moved a square

Ya, selama ini, saya terlalu naif dalam menjalani hidup. Saya mudah merasa cukup, sudah berdampak besar. Akan tetapi, ketika saya renungkan lagi, ternyata saya belum sampai di mana pun.

Artinya, akan ada perjalanan yang lebih jauh dan lebih panjang lagi. Perjalanan ke depan akan menumbuhkan lebih banyak luka dan peperangan antara realita dengan idealisme yang saya miliki.

Entah pemaknaan saya atas salah satu lagu favorit saya ini tepat atau tidak, tetapi saya tak tahan kembali pada puncak rasa penasaran saya. Jadi apakah saya di dunia ini? Dari beribu peran manusia, saya akan menjalankan peran yang mana? Mampukah saya menjalankan peran itu?

Baca juga:

Saya rasa, pertanyaan-pertanyaan itu tidak akan ada jawabannya hingga akhir hidup saya. “Wish me luck” disebut oleh basboi pada bagian reff lagu ini. Benar katanya, jawaban terbaik bagi pertanyaan-pertanyaan di atas adalah “semoga saya beruntung”.

Wish me luck for I’m too deep up in my journey

Bismillah I pray my fire won’t stop burning

Wish me luck

Bismillah

Wish me luck

Bismillah

Bagian reff lagu ini pas dikatakan sebagai penyemangat. Jika disederhanakan menjadi satu kalimat, kira-kira maknanya tetap melangkah dan berdoa.

 

Editor: Emma Amelia

Adnan Yudha Permana

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Dapatkan tulisan-tulisan menarik setiap saat dengan berlangganan melalalui email