Berkomunikasi dengan Penderita Gangguan Kepribadian

Anindita Sekar

2 min read

Gangguan kepribadian adalah suatu kondisi mental seseorang yang mempengaruhi pola pikir, perilaku, dan cara berinteraksi seseorang. Seseorang yang menderita gangguan kepribadian akan sulit bersosialisasi dengan orang lain. Hal itu dapat menyebabkan kesulitan dalam hubungan interpersonal sehari-hari dan kerap menjadi masalah dalam lingkungannya karena kesulitan dalam membangun hubungan interpersonal.

Ada 10 jenis gangguan kepribadian yang diakui secara klinis, setiap jenis gangguan kepribadian memiliki karakteristik yang berbeda. Jenis-jenis gangguan kepribadian yaitu gangguan kepribadian paranoid, gangguan kepribadian skizoid, gangguan kepribadian skizotipal, gangguan kepribadian antisosial, gangguan kepribadian borderline, gangguan kepribadian histrionik, gangguan kepribadian narsistik, gangguan kepribadian menghindari, gangguan kepribadian dependen, dan gangguan kepribadian obsesif-kompulsif.

Berkomunikasi merupakan kegiatan yang kita lakukan setiap hari, pastinya kita akan bertemu dengan orang yang memiliki berbagai macam kepribadian. Dari komunikasi yang kita lakukuan setiap hari, kita jarang berkomunikasi dengan penderita gangguan kepribadian. Berkomunikasi dengan seseorang yang memiliki gangguan kepribadian memang sangat tricky dan diibaratkan seperti menari diatas kaca, harus memperhatikan langkah agar kaca tersebut tidak pecah.

Gangguan kepribadian merupakan kondisi mental yang kompleks, di mana hal tersebut dapat mempengaruhi cara seseorang berpikir dan berinteraksi dengan dunia yang dapat menimbulkan kesulitan dalam membangun dan mempertahankan hubungan yang sehat. Hubungan yang sehat dengan penderita gangguan kepribadian dapat tercipta apabila terdapat komunikasi yang efektif.

Baca juga:

Bahasa menjadi salah satu kunci dalam membangun komunikasi yang efektif dengan penderita gangguan kepribadian. Komunikasi yang efektif berarti seorang komunikator dan komunikan sama-sama memiliki pengertian yang sama terhadap suatu pesan. Komunikasi yang efektif menjadi kunci dalam membangun hubungan yang sehat. dengan komunikasi yang efektif kita dapat berkomunikasi baik dengan penderita gangguan kepribadian.

Komunikasi yang efektif memang diperlukan dalam berkomunikasi dengan penderita gangguan kepribadian, namun dalam melakukan hal itu pasti ada tantangan yang harus dilewati. Tantangan dalam berkomunikasi dengan penderita gangguan kepribadian, yaitu:

1) Kesulitan memahami apa yang disampaikan. Hal ini dapat menjadi tantangan karena, penderita gangguan kepribadian cenderung memiliki pola pikir yang sulit untuk menerima perspektif orang lain.

2) Emosi yang tidak stabil. Penderita gangguan kepribadian seringkali memiliki emosi yang tidak stabil dan mudah berubah, dan juga mengalami kesulitan dalam memahami emosi orang lain. Hal ini dapat menyebabkan penderita mudah marah, emosi, dan cemas sehingga komunikasi menjadi tidak konsisten.

3) Meningkatnya kepekaan terhadap kritik/penolakan yang dirasakan. Kepekaan penderita dapat menyebabkan reaksi yang intens terhadap situasi yang mungkin dianggap tidak penting oleh orang lain, hal ini mengakibatkan percakapan akan menjadi suatu pertengkaran.

4) Kesulitan mengatur batasan. Penderita gangguan kepribadian sulit untuk mengatur batasan dalam hubungan interpersonal, mereka mungkin akan mudah untuk didekati atau akan terlalu protektif terhadap interaksi yang diberikan orang lain.

Meskipun agak sulit, komunikasi yang efektif dengan penderita gangguan kepribadian tetaplah penting. Komunikasi dengan penderita akan dapat berjalan secara efektif dengan menggunakan prinsip/teknik yang dapat diterapkan untuk membangun komunikasi dengan penderita. Dalam menerapkan prinsip/teknik untuk menghadapi tantangan, bahasa berperan penting dalam membangun sebuah komunikasi yang efektif dengan penderita. Prinsip/teknik yang dapat digunakan untuk membangun komunikasi yang efektif, yaitu:

1) Pemilihan kata. Dalam berkomunikasi dengan penderita, sebaiknya hindari penggunaan kata-kata yang menghakimi, menyalahkan, dan meremehkan. Gunakanlah bahasa yang memberikan pengertian, mendukung sang penderita.

2) Kesabaran dan empati. Kesabaran dan empati terhadap penderita sangat penting, karena kita dapat mengetahui bahwa reaksi emosional adalah bagian dari kondisi penderita.

3) Komunikasi dengan jelas. Komunikasi dengan jelas yaitu komunikasi yang menggunakan kalimat mudah dipahami dan tidak bersifat ambigu atau terlalu kompleks. Hal ini dikarenakan apabila kita menggunakan kata yang terlalu kompleks akan menyulitkan penderita dalam menerima informasi yang disampaikan dan akan memicu emosi serta pertengkaran.

4) Menjadi pendengar yang baik. Dalam berkomunikasi dengan penderita, sebaiknya kita memberikan perhatian yang penuh saat penderita berbicara. Kita dapat menunjukan sikap bahwa kita mendengarkan pembicaraan dengan seksama, hal ini dapat kita tunjukan dengan mengangguk, membuat kontak mata, memberikan kritik dan saran.

5) Memberikan kritik dan saran dengan sopan. Saat memberikan kritik dan saran kita harus tegas namun tetap sopan, hal ini terjadi apabila kita kurang setuju dengan apa yang mereka lakukan atau katakan.

Kita dapat memberikan kritik dan saran dengan cara yang sopan agar penderita tidak mudah tersinggung. Cara yang dapat dilakukan adalah dengan fokus terhadap perilaku. Kita sebagai partner mereka dalam berkomunikasi harus fokus terhadap perilaku. Apabila kita ingin mengkritik, maka hindari untuk menyalahkan kepribadian dari penderita. Fokuslah pada perilaku yang menjadi masalah dan mencoba untuk mencari solusi.

Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa kita dapat melakukan komunikasi yang efektif dengan penderita gangguan kepribadian dengan berbagai prinsip/teknik yang dapat diterapkan. Bahasa sangat berpengaruh dalam membangun komunikasi efektif. Bahasa sebagai jembatan pemahaman dan empati dalam hubungan dengan penderita. Dengan menerapkan prinsip/teknik yang strategis, dapat membantu kita untuk membangun interaksi, hubungan, dan lingkungan yang positif untuk membantu mereka dalam bersosialisasi. (*)

 

Editor: Kukuh Basuki

Anindita Sekar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Dapatkan tulisan-tulisan menarik setiap saat dengan berlangganan melalalui email