Menulis musik dan beberapa pernik-pernik budaya populer lainnya

Berjumpa Gereja Tua di Ujung Utara Indonesia

Kukuh Basuki

3 min read

Ketika mengunjungi Manado, pemandangan yang paling khas bagi saya adalah banyaknya gereja Katolik dan Kristen Protestan dari berbagai aliran. Gereja-geraja itu hampir ada di setiap Jalan. Ada yang saling berdekatan atau malah berhadapan dipisahkan jalan raya. Tak ayal salah satu julukan dari Manado adalah Kota Seribu Gereja.

Karena hampir ada di mana-mana, pemandangan gereja menjadi sesuatu yang ‘biasa’ dan tidak menarik rasa penasaran saya. Mungkin ya seperti melihat sekian banyak masjid dan musala di Jawa. Ya biasa saja. Umumnya ketakjuban adalah ketika kita melihat sesuatu yang tak biasa, aneh atau jarang terjadi dalam kehidupan sehari-hari bukan?

Oleh sebab itu, pada kedatangan keempat saya ke Manado paruh akhir Desember 2024, gereja bukanlah salah satu destinasi yang ingin saya kunjungi. Saya lebih tertarik situs sejarah seperti Batu Kuangang, Waruga, Tugu Pers Mendur, dan Patung Sam Ratulangi.

Setelah merasa masih banyak waktu tersisa dan penasaran dengan situs sejarah apa lagi yang masih mungkin didatangi, saya melakukan pencarian di Google. Sambil berdiskusi dengan adik saya yang sudah menjadi warga Manado, saya menemukan Goa Jepang, Monumen Yesus Memberkati, Monumen Toar Lumimuut, Makam Kanjeng Ratu Sekar Kedaton dan Tugu Perang Dunia II. Tentu tidak mungkin bisa datang ke semua tempat itu karena masing-masing terletak di beberapa titik yang berbeda dan butuh sedikit perjuangan untuk blusukan karena tempatnya belum populer di Google Maps.

Baca juga:

Satu dari beberapa tempat yang berhasil saya kunjungi adalah Gereja GMIG Sentrum Manado. Ya, memang gereja ini tidak masuk daftar pencarian situs-situs yang akan saya datangi. Namun, saya ‘terpaksa’ mendatanginya karena letaknya satu komplek dengan Tugu Perang Dunia II di Jl. Sarapung Kelurahan Lawangirung Kecamatan Wenang Kota Manado.

Kunjungan itu berlangsung singkat. Saya hanya turun sebentar, melihat-lihat dari luar pagar yang terkunci. Setelah mengambil beberapa foto saya melanjutkan perjalanan ke Gramedia Manado.

Pada saat perjalanan saya ingin mengunggah foto saya di depan Tugu Perang Dunia II dan Gereja GMIM Sentrum Manado di story Whatsapp dan Instagram. Karena saya suka memberi deskripsi dari foto yang saya unggah, saya menyempatkan untuk mencari tahu profil dari dua bangunan tersebut. Setidaknya ada nama dan tahun pembangunannya untuk menambah dramatisasi cerita.

Tugu Perang Dunia II dibangun pada tahun 1946 dan selesai tahun 1947. Menurut Rondonuwu (2015) bangunan yang diarsiteki oleh seorang Belanda Ir. C.J. Uit den Bosch ini dibangun untuk menandai kengerian Perang Dunia II yang terjadi di Eropa dan bagian dunia lainnya. Manado yang notabene jauh dari Eropa ikut menjadi medan perang karena area Indonesia bagian tengah itu termasuk yang diperebutkan Jepang dan sekutu sejak Januari 1942 hingga Agustus 1945.

Setelah mendapat beberapa informasi tentang tugu, saya beralih ke gereja di sebelahnya. Dari pencarian di beberapa situs media online, Gereja Masehi Injil di Minahasa (GMIM) Sentrum Manado dibangun pada tahun 1677. Fakta ini membuat saya terperangah. Jika saya hitung dari tahun 2024, berarti usia bangunannya sudah 347 tahun! Seketika pikiran saya melayang ke lagu lawas nan melankolis “Gereja Tua” milik Panbers.

Baca juga:

Setelah pulang ke Jawa saya ingin mengkonfirmasi beberapa hasil pencarian terkait Gereja GMIM Sentrum Manado yang berhasil memutar balikkan persepsiku tentang gereja di Manado dari yang ‘biasa’ ke “menakjubkan”. Saya jadi penasaran tentang gereja-gereja tua yang ada di Indonesia.

Adakah yang lebih tua dari gereja di Manado? Pertanyaan itu menggelayut begitu saja di kepala sehingga mengantarkan saya menuliskan artikel ini sembari mencari-cari informasi di mesin pencarian Google.

Satu fakta yang unik dari pencarian itu adalah saya bisa membuktikan bahwa AI tidak cerdas-cerdas amat. Menurut AI, gereja tertua di Indonesia adalah Gereja Sion Jakarta yang dibangun pada tahun 1695. Jawaban AI salah! AI gagal mendeteksi Gereja GMIM Manado yang dibangun 18 tahun sebelumnya. Hal itu semakin memanti rasa penasaran saya untuk terus mencari.

Akhirnya saya terus mencari situs-situs berita kredibel. Saya Mengklik artikel “Ikonis, 10 Gereja Tertua di Indonesia” yang ditulis oleh Benedictus Yurivito (klasika.kompas.id, 20 Desember 2021). Dalam daftar 10 gereja tertua itu tercantum Gereja Sion Jakarta (1695) dan Gereja Sentrum, Manado, Sulawesi Utara (1677). Tapi anehnya, penulis artikel tetap menyimpulkan Gereja Sion Jakarta adalah gereja tertua di Indonesia.

Rasa penasaran saya semakin menjadi-jadi. Saya bergeser dan mengakses artikel di bawahnya yang lebih baru. Artikel itu berjudul “5 Gereja Tertua di Indonesia” ditulis oleh Ananda Ridho Sulistya (Tempo.co, 24 Desember 2024). Gereja Sion Jakarta masuk, tapi Gereja GMIM Manado tidak ada di daftar.

Akhirnya rasa penasaran saya terjawab di artikel dair Verreladevanka Adryamarthanino & Nibras Nada Nailufar berjudul “Gereja Imanuel Hila, Gereja Tertua di Maluku Tengah” (Kompas.com, 24 Juli 2022). Gereja yang terletak di Desa Hila, Kecamatan Salahutu Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah ini dibangun pada 1659. Inilah gereja tertua di Indonesia setidaknya dari pencarian digital yang pastinya perlu diverifikasi lagi dengan jurnal ilmiah dan sumber yang lebih kredibel.

Sebagai catatan, gereja Imanuel Hila sekarang sudah tidak berfungsi lagi sebagai gereja bagaimana umumnya. Kini tempat ini hanya menjadi cagar budaya. Namun, jika ada yang ingin berdoa di dalamnya tetap diperbolehkan.

Dengan data-data yang terkumpul itu, saya mengambil kesimpulan bahwa Gereja GMIM Manado adalah gereja tertua yang masih aktif di Indonesia. Sebuah ikon tempat ibadah yang belum banyak dinarasikan dalam lembar sejarah. Masih pentingkah catatan sejarah cagar budaya dalam kehidupan bangsa kita?

 

 

Editor: Prihandini N

Kukuh Basuki
Kukuh Basuki Menulis musik dan beberapa pernik-pernik budaya populer lainnya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Dapatkan tulisan-tulisan menarik setiap saat dengan berlangganan melalalui email