Produsen mobil merk Toyota pernah melahirkan varian Kijang Rangga di dekade 90-an yang selintas merupakan kembaran dari Kijang Krista. Namun, kedua mobil minibus ini tentu saja berbeda meski lahir dari marga keluarga yang sama: Kijang.
Kini, Rangga terlahir kembali setelah sekian tahun. Meskipun ia sekarang terlahir dari marga keluarga yang lain. Rangga yang dulu bukanlah Rangga yang sekarang. Perbedaan marga jelas mempengaruhi wujud dan juga fungsi utamanya.
Rangga terbaru malihrupa dari model kapsul ke bak terbuka. Hilux yang kini menjadi keluarga Rangga terbaru itu memang fokus pada penyediaan kendaraan untuk menopang usaha. Ya, Rangga tidak jahat, ia harus berubah wujud guna membantu marga Hilux di semesta mobil bak terbuka.
Sejak Toyota, atau marga Kijang tidak lagi melahirkan mobil bak terbuka, yang kita saksikan di jalanan hanyalah artefak berjalan dari sisa-sisa Kijang pikap yang masih ada. Tonggak itu lalu diserahkan ke marga Hilux, akan tetapi varian Single Cabin dan Double Cabin yang ditawarkan terlampau mahal. Saya kerap menyimak pendapat warga di warung kopi yang menyebutkan jika Hilux, sungguh sayang jika dipakai mengangkut material bangunan atau hasil kebun.
Setelah diluncurkan di awal tahun 2024 dan sebelumnya dipamerkan sebagai mobil concept di Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) tahun 2023 lalu, Hilux Rangga nampaknya dipersiapkan menjadi pesaing baru di kelasnya dan juga sebagai mobil seribu wajah yang dapat dipermak sesuai peruntukan jenis usaha.
Sebelumnya varian ini sudah mengaspal di Thailand dengan merk dagang Toyota Hilux Champ. Dilihat dari model tidak ada perbedaan dengan jenis yang beredar di Indonesia, hanya saja di Indonesia, kapasitas mesinnya cuma dua, yakni 2000 cc untuk bahan bakar bensin dan 2400 cc untuk penggunaan solar serta terbagi dua transmisi: manual dan matik.
Toyota Astra Motor (TAM) nampaknya mafhum jika warga Indonesia tidak pernah kehabisan akal untuk permak kendaraan. Walau produsen sudah menerapkan standarisasi, tetap saja ada cela merombak ulang bentuk kendaraan.
Nah, untuk Hilux Rangga ini sepertinya dipersiapkan untuk itu. Tempo hari, seorang teman yang bekerja di dealer Toyota mengirimkan foto si Rangga. “Bak terbuka sangar, Abangku!!,” tulisnya. Foto dari samping dan depan itu memperlihatkan tampakan Rangga yang memang sangar. Frasa sangar di sini merujuk pada bentuk kepala mobil yang berbeda dengan bak terbuka lainnya. Misalnya saja, kepala Grand Max bak terbuka tidak ada bedanya dengan kepala Grand Max minibus. Begitu juga dengan kepala Mitsubishi Colt yang legendaris itu yang sepertinya dirancang hanya untuk melengkapi tubuh kendaraan. Tidak presisi kalau kata kritikus seni rupa mazhab realis.
Jika klaim bahwa kepala Rangga mengingatkan kita pada kendaraan mewah Land Cruiser tentu berlebihan, katakana saja kepalanya serupa kepala Suzuki Jimmy. Lalu baknya? Ah, ini bagian umum yang, artinya sama saja dengan bak terbuka lainnya. Jika bak Grand Max semua sisinya bisa dibuka, Hilux Rangga ini masih mempertahankan kap samping permanen, tetapi produsen tampaknya sudah mengerti jika customer akan merevarasinya, karena itulah baut permanennya bisa dilepas dan digantikan dengan engsel.
Bukan Raja Jalanan
Saya berkesempatan mejeng di jalan bersama Hilux Rangga pasca dua hari setelah teman dari dealer itu mengirimkan foto. Berada di balik kemudi menawarkan pandangan mata layaknya para sultan di Uni Emirat Arab yang menjadikan Land Cruiser mereka sebagai kandang singa. Sensasi daya mesin 2000 hingga 2400 cc menjadikan Rangga menjadi raja di semesta bak terbuka kategori ringan.
Melihat pesaingnya yang rerata hanya 1500 cc dengan ukuran bak 2.350 mm x 1.585 mm dan tinggi 360 mm, Rangga lebih unggul dengan ketersediaan dua varian ukuran bak yang mencapai 3.085 mm untuk varian Long Wheelbase (LWB) yang hanya berbeda 1.845 mm dengan ukuran bak Hilux Singel Cabin.
Sedangkan eskterior kabin sangatlah melompong yang membuat pengendara bisa leha-leha di dalamnya. Tawaran ini menjadi jawaban dari keresahan sejak lima dekade lalu, sejak mobil bak terbuka dimunculkan untuk memudahkan pengangkutan barang. Dan, sejak itu pula, sopir bak terbuka tak pernah merasakan kenyamanan berkendara layaknya menduduki sedan. Hilux Rangga menawarkan kursi supir yang bisa diatur menyesuaikan jarak (maju-mundur) sehingga pas dengan kenyamanan kaki pengendara menginjak pedal gas, rem, dan kopling.
Saat ini ketika semua produsen mobil hampir semuanya berada di level kualitas yang setara, maka pertanyaan customer menyasar pada berapa nilai diskon pembelian unit baru dan bagaimana kesiapan onderdilnya. Ini penting karena tidak selamanya mobil dalam kondisi prima. Perlu ada servis berkala dan, itu yang kadang kurang dipertimbangkan calon pembeli.
Mengingat Rangga bagian keluarga besar Toyota, pembeli di Jawa dan jazirah Sulawesi bakal mendapat layanan servis yang terjamin dengan banyaknya poin servis dari dealer. Khusus di Pulau Sulawesi, PT Hadji Kalla yang menjadi dealer resmi dan tunggal Toyota telah menyediakan layanan purna servis di hampir semua kabupaten.
Jawaban lain ketika semua sudah (hampir) di level kualitas yang sama dalam menawarkan produk. Customer akan menggali romansa. Iya, kenangan itu penting dalam meningkatkan kepemilikan benda.
Jadi, dulu raja mobil bak terbuka kategori rendah (truk tidak masuk ya, karena punya level sendiri). Memanglah marga dari Kijang, sejak diproduksi dekade 60-an, Kijang bak terbuka telah melegenda dan sudah dianggap tekonologi terapan buatan warga. Saking melegendanya, warga memberikan nama baru seperti Kijang Buaya. Di kampung saya malah dijuluki Kijang Rangka, semacam joke untuk mengafiliasikannya dengan Kijang Rangga, tetapi rangka yang dimaksudkan memanglah merujuk pada bagian bawah kendaraan yang keliatan kerangka besinya.
Tentulah naif jika Hilux Rangga langsung menerima takhta sebagai raja jalanan bak terbuka, kehadiran si Rangga ini tidak bisa serta merta mendaku kalau pamannya dahulu ada raja jalanan. Dan, si paman juga tak bisa seenak perut mengubah regulasi jalanan untuk melantik ponakannya itu sebagai raja baru.
Bagaimana pun Grand Max, Suzuki Carry, apalagi Mitsubishi Colt bukanlah lawan cemeng. Jika ada aral melintang, maka itu ada di tubuh Rangga sendiri yang membawa beban 2000 cc hingga 2400 cc yang tentunya berdampak pada harga. Hingga saat ini, jalur Trans Sulawesi masihlah menempatkan Grand Max sebagai bak terbuka yang melintas siang dan malam.
Oleh karena itulah, meski Rangga sudah kembali dengan wajah baru, yang lain tak perlu menepi, kita tahu di situasi ekonomi yang naik turun, para pengusaha mikro yang menyandarkan distribusi barangnya di atas bak terbuka seperti pengantar galon, penyedia tenda, pengangkut gabah, dll.
Tempatkanlah Rangga sebagai salah satu pilihan dari pilihan-pilihan yang ada. Sebab, perdebatannya bukan lagi pada level kualitas produk, melainkan sudah bergeser pada nilai jual, ketersediaan onderdil, keterjangkauan tempat servis dan, menurut teman yang bekerja di dealer, pertanyaan pertama customer ketika ditawarkan produk: berapa diskonnya.