Dalam kehidupan sehari-hari, banyak dari kita yang pernah mengalami perasaan kecewa karena lupa terhadap isi buku atau artikel yang baru saja dibaca. Apakah hal ini menandakan bahwa membaca tidak ada gunanya, atau justru merupakan bagian dari proses alami otak manusia?
Faktanya, lupa setelah membaca adalah fenomena yang sangat normal dan dialami oleh hampir semua orang. Namun, di balik fenomena ini, membaca tetap memiliki nilai penting yang mendalam bagi perkembangan diri dan kehidupan kita.
Lupa setelah membaca terjadi karena otak manusia memiliki keterbatasan dalam menyimpan dan memproses informasi. Tidak semua yang kita baca akan langsung tersimpan dalam memori jangka panjang.
Informasi yang baru saja diterima biasanya hanya bertahan di memori jangka pendek, dan hanya akan bertahan lama jika diulang atau dianggap penting oleh otak. Selain itu, faktor seperti konsentrasi saat membaca, jumlah informasi yang diterima, serta kondisi fisik dan psikologis juga turut memengaruhi daya ingat kita.
Secara ilmiah, lupa adalah fenomena normal dan bagian dari strategi adaptasi otak manusia. Proses lupa membantu manusia beradaptasi dengan lingkungan yang dinamis dan membuat keputusan yang lebih baik.
Baca juga:
Lupa bukan sekadar hilangnya informasi, melainkan perubahan aksesibilitas memori yang dipengaruhi oleh lingkungan dan relevansi informasi. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa otak belajar untuk melupakan memori yang tidak relevan dan mempertahankan yang penting (Hardt, 2019).
Oliver Hardt, psikolog kognitif dari McGill University, menyatakan bahwa ingatan dan lupa adalah pasangan sejati dalam otak manusia. Lupa memungkinkan individu memperbarui pengetahuan dan bergerak maju secara adaptif.
Lupa juga dapat terjadi karena berbagai faktor, seperti peluruhan (decay theory), interferensi, dan proses adaptasi otak. Otak manusia memiliki mekanisme untuk menyaring dan menekan informasi yang tidak penting agar tidak kelebihan informasi.
Penelitian di Birmingham University dan MRC Cognition and Brain Sciences Unit menunjukkan bahwa proses mengingat sesuatu dapat menyebabkan otak menekan memori lain, sehingga lupa juga merupakan bagian dari proses pengolahan informasi di otak (Anderson et al., 2014).
Meskipun demikian, membaca bukan sekadar aktivitas untuk menghafal informasi. Proses membaca itu sendiri sudah memberikan banyak manfaat yang jauh melampaui sekadar mengingat. Membaca melatih otak untuk berpikir kritis, menganalisis, dan memahami berbagai sudut pandang.
Membaca juga memperkaya kosakata, meningkatkan empati, serta menambah wawasan dan pengetahuan. Bahkan, membaca secara rutin terbukti dapat menjaga kesehatan otak dan mencegah penurunan fungsi kognitif seiring bertambahnya usia.
Baca juga:
Lebih dari itu, membaca adalah salah satu bentuk perlawanan terhadap kebodohan, pembodohan, dan ketidakadilan. Dalam konteks sosial, membaca menjadi upaya untuk menolak dibungkam, menolak dibiarkan dalam kebodohan, dan menolak untuk dibuat tidak berdaya oleh informasi yang menyesatkan.
Membaca sejarah, misalnya, bukan sekadar menghafal peristiwa, tetapi juga menanamkan semangat nasionalisme dan menginspirasi untuk memperjuangkan keadilan. Bahkan, membaca karya sastra atau sejarah perlawanan dapat menjadi bentuk aktivisme, karena di dalamnya terkandung nilai-nilai keberanian, keadilan, dan solidaritas (Kompasiana, “Membaca sebagai Alat Perlawanan”; Anotasi, “Membaca adalah Bentuk Aksi”).
Dengan demikian, lupa setelah membaca bukanlah kegagalan, melainkan bagian dari proses belajar yang alami. Nilai penting membaca tidak terletak pada seberapa banyak yang bisa kita hafal, melainkan pada proses berpikir, pemahaman, dan pengembangan diri yang terjadi setiap kali kita membuka lembaran buku. Membaca tetap menjadi aktivitas yang sangat berharga-bahkan sebagai bentuk perlawanan-meski terkadang kita lupa akan detail yang pernah dibaca.

 
                                 
					 
                     
                     
                    
Terima kasih kak, saya lagi galau mikirin “udh bnyak baca buku tapi banyak yg lupa” dan setelah baca artikel ini sedikit lebih tenangg