Pertarungan perebutan kursi gubernur Banten serta perebutan jabatan bupati di beberapa kabupaten di wilayah ini tidak akan kalah serunya dengan pilkada gubernur di provinsi lain meskipun tidak menampilkan nama-nama populer yang dikenal secara nasional seperti Ridwan Kamil, Pramono Anung, hingga Si Doel alias Rano Karno yang berlaga di Jakarta, atau pertarungan antar Jenderal di Jawa Tengah yakni Andika Perkasa vs Ahmad Luthfi, hingga duel tiga Srikandi Khofifah-Risma-Luluk di Jawa Timur.
Mengapa dikatakan seru? Karena di kawasan ini, Dinasti Politiknya cukup kuat, sebuah fenomena yang menurut Leo Agustino dalam bukunya “Politik Lokal dan Otonomi Daerah,” diartikan sebagai Dinasti dalam politik tradisional, di mana penguasa berupaya menempatkan keluarga, saudara, dan kerabatnya pada jabatan-jabatan strategis dengan tujuan membangun kerajaan politik dalam pemerintahan nasional maupun lokal.
Jika beberapa waktu lalu kita disibukkan dengan praktik melanggengkan kekuasaan oleh Si Raja Jawa di kancah nasional, hal serupa juga dapat kita jumpai di tingkat daerah, salah satunya ya di Banten. Menurut Ramlan Darmansyah, dkk (2020) dalam jurnalnya “Potret Dinasti Politik dalam Pengisian Jabatan Administratif,” Dinasti politik dalam politik modern dikenal sebagai elite politik yang berbasiskan pertalian darah atau perkawinan sehingga disebut sebagai oligarki politik. Oligarki politik dalam bahasa Yunani adalah bentuk pemerintahan yang kekuasaan politiknya dipegang oleh kelompok elite kecil dari masyarakat, dibedakan menurut kekayaan, keluarga, atau militer. Salah satu bentuk dinasti dan oligarki politik yang kini mencuat sebagai kasus politik lokal adalah dinasti politik Banten.
Meskipun Banten merupakan provinsi termuda di Pulau Jawa, peta politiknya tidak kalah seru dibanding daerah lain, di mana raja-raja kecilnya ikut turun ke lapangan atau bahkan menurunkan orang-orang dari lingkarannya. Di Banten sendiri ada tiga klan yang namanya cukup mencuat akhir-akhir ini: Klan Jayabaya, Klan Natakusumah, dan Klan Ratu Atut. Siapa saja yang terlibat dan di wilayah mana mereka bertarung? Yuk simak head to head-nya:
- Klan Jayabaya
Klan Jayabaya merupakan keluarga politikus senior yang pernah menjadi Bupati Lebak selama 2 periode, dari 2003-2013, yakni Mulyadi Jayabaya. Tidak hanya Mulyadi, anak kandungnya, Iti Octavia Jayabaya, juga menjadi Bupati Lebak selama dua periode hingga 2023. Selain itu, ada juga anggota keluarga lainnya yang terjun ke politik, antara lain Emuy Mulyanah Jayabaya (adik) dan Vivi Sumantri Jayabaya (keponakan). Berikut adalah anggota Keluarga Jayabaya di Pilkada Banten 2024:
- Diana Jayabaya (anak kedua) Calon Wakil Bupati Pandeglang
- Hasbi Asyidiki Jayabaya (anak ketiga) Calon Bupati Lebak
- Klan Natakusumah
Achmad Dimyati Natakusumah sebelumnya seorang pengusaha sekaligus Bupati Pandeglang periode 2000-2009. Sang istri, Irna Narulita, menjabat sebagai Bupati Pandeglang dari 2015-2025. Putra-putrinya juga terjun ke politik, salah satunya Rizki Aulia Rahman Natakusumah sebagai Anggota DPR RI. Di Pilkada 2024, Dimyati turut ambil bagian dalam meramaikan Pilkada Banten. Berikut peta kekuatan Klan Natakusumah dalam Pilkada:
- Achmad Dimyati Natakusumah Calon Wakil Gubernur Banten
- Raden Dewi Setiani (adik) Calon Bupati Pandeglang
- Klan Ratu Atut
Ratu Atut Chosiyah dikenal luas dalam perpolitikan nasional sebagai tokoh sentral politik dinasti di Banten, pernah menjabat sebagai Gubernur selama 2 periode. Pengaruhnya masih kuat, terbukti masih banyak kerabatnya di jabatan vital wilayah Banten. Berikut orang-orang di lingkaran klan Ratu Atut dalam Pilkada Serentak 2024:
- Airin Rachmi Diany (adik ipar) Calon Gubernur Banten
- Fitron Nur Ikhsan (mantan jubir keluarga Ratu Atut) Calon Bupati Pandeglang
- Ratu Ria Maryana (adik tiri) Calon Walikota Serang
- Andika Hazrumy (anak) Calon Bupati Serang
- Pilar Saga Ichsan (Keponakan) Calon Wakil Walikota Tangerang Selatan
Setelah melihat komposisi dari masing-masing dinasti, mari kita petakan daerah mana saja yang akan mempertemukan mereka:
A. Kursi Banten 1 & 2: Dalam perebutan kursi Gubernur dan Wakil Gubernur Banten, Klan Natakusumah akan berhadapan dengan Klan Ratu Atut. Achmad Dimyati Natakusumah yang maju sebagai Calon Wakil Gubernur Banten berpasangan dengan Andra Soni, akan bersaing melawan Airin Rachmi Diany yang mewakili Klan Ratu Atut. Pertarungan ini dipastikan cukup panas, mengingat Andra-Dimyati didukung oleh Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus yang terdiri dari Gerindra, Demokrat, PAN, PSI, PKS, Nasdem, PKB, Prima, Partai Garuda, dan PPP, dengan Ketua Tim Pemenangan Raffi Ahmad. Mereka melawan Koalisi Banten Maju Bersama yang terdiri dari PDI-P, Golkar, Partai Gelora, Partai Buruh, Partai Umat, PKPI, Masyumi, PKN, dan Partai PBB.
B. Kursi Kabupaten-Kota: Pertarungan di wilayah kabupaten-kota yang melibatkan ketiga keluarga ini diprediksi cukup sengit, terutama di wilayah Pandeglang yang merupakan basis Klan Natakusumah. Mengingat istri Dimyati Natakusumah masih menjabat sebagai Bupati Pandeglang, pertarungan strategi dan pengaruh di daerah ini akan menarik. Di sini, koalisi Klan Jayabaya-Ratu Atut dengan pasangan Fitron Nur Ikhsan-Diana Jayabaya akan melawan Raden Dewi Setiani, adik Dimyati Natakusumah, dengan dukungan koalisi besar di belakangnya. Sedangkan pasangan Hasbi Asyidiki Jayabaya-Amir Hamzah dipastikan akan menjadi kekuatan utama di Pilkada Lebak tanpa gangguan dari klan lain, sama halnya dengan wilayah lain yang didukung keluarga Ratu Atut.
Jadi, bagaimana menurut kalian tentang peta Pilkada Serentak di Provinsi Banten tahun 2024? Provinsi yang meskipun baru berusia dua dekade ini memiliki peta politik yang cukup dinamis dan tidak kalah seru dengan wilayah-wilayah lain.