Lalu Lintas Industri dan Marabahaya di “Jalan Monster” Pantura Gresik

Jauharotun Makmunah

3 min read

Jalan Raya Pantai Utara (Pantura) atau Jalan Deandels yang melintas di wilayah Gresik mengalami kerusakan yang tak kunjung usai. Hal ini menimbulkan keresahan warga Gresik sebagai pengguna jalan. Rasa cemas, gelisah, dan was-was setiap melintasi jalanan Pantura membuat para pengendara merasa tidak aman. Sepanjang jalan raya dari Kecamatan Panceng hingga Kecamatan Manyar banyak yang rusak dan bergelombang. Meskipun setiap tahunnya diadakan perbaikan jalan,namun tidak lama akan rusak kembali.

Masalahnya Jalan Raya Pantura ini merupakan nadi bagi roda perekonomian di wilayah Gresik. Tiap harinya terdapat ribuan kendaraan yang melintas terutama kendaraan yang digunakan untuk kebutuhan komersil. Jika jalan dibiarkan terlalu lama rusak dan tidak segera diperbaiki tentunya akan menghambat perputaran ekonomi dan mobilisasi masyarakat.

Kondisi jalan yang rusak dan bergelombang diakibatkan oleh kendaraan besar seperti truk tronton, truk molen dan dump trcuk yang kelebihan muatan. Selain berisi barang-barang yang diperuntukkan untuk proses industri, muatan kendaraan-kendaraan besar tersebut juga berisi material mineral bukan logam dan batuan (MBLB). Bahan-bahan tersebut diangkut dari tambang galian perbukitan kapur yang ada di area Kecamatan Panceng dan Ujung Pangkah menuju kawasan proyek Java Integrated Industrial Port and Estate (JIIPE) yang ada di Kecamatan Manyar. Di sana material mineral tersebut akan diolah sebagai bahan industri.

Kendaraan Berat 

Kerusakan jalan yang terjadi adalah dampak dari aktivitas industri yang ada. Kabupaten Gresik dikenal dengan kota industri yang didalamnya terdapat banyak industri besar seperti PT Semen Gresik, PT Petrokimia Gresik, PT Karunia Alam Segar(KAS) dan kawasan JIIPE yang merupakan tempat industri terbesar di Jawa Timur.

Selain dampak positif, aktivitas industri tentunya juga membawa dampak negatif. Dampak positifnya yaitu terdapat banyak lapangan pekerjaan yang diperuntukkan warga sekitar. Sedangkan dampak negatifnya adalah kondisi infrastruktur jalan yang cepat rusak akibat proses pengangkutan barang dengan jumlah besar.

Kegiatan pengangkutan ini tentunya dilakukan hampir setiap hari. Truk-truk besar yang melebihi muatan (overload) seolah tanpa henti berlalu lalang di Jalan Pantura. Kelebihan muatan juga mengakibatkan truk sering mengalami kerusakan di tengah jalan. Hal itu acap kali menyebabkan kemacetan di sepanjang jalan. Jalanan yang rusak dan padatnya kendaraan di Jalur Pantura tak jarang mengakibatkan beberapa kecelakaan lalu lintas. Tidak heran jika Jalur Pantura area Gresik disebut “Jalan Monster” yang mengerikan.  

Baca Juga:

Hampir setiap minggunya terjadi kecelakaan ringan maupun berat di sepanjang jalan pantura. Kasus terbaru terjadi pada tanggal 9 Oktober 2024. Pada pukul 21.32 WIB terjadi kecelakaan yang menimpa warga Desa Raci Tengah Kecamatan Sidayu Gresik. Pengendara motor meninggal dunia akibat berusaha menghindari lubang di badan Jalan Sidayu tapi malah terjatuh dan dilindas truk yang melintas. Tiga hari sebelumnya, di Jalan Raya Panceng, seorang laki-laki paruh baya gagal menyalip dan akhirnya jatuh di jalan bergelombang. Kejadian ini didokumentasikan oleh warga setempat dan diunggah di media sosial.

Bahkan ada satu grup Facebook ZOnautaRa yang khusus berisi keresahan dan protes warga sekitar mengenai peristiwa lalu lintas yang hampir setiap hari terjadi di Jalur Pantura. Semua berita yang berkaitan dengan kemacetan, kerusakan jalan, aktivitas trukk yang berlalu lalang di sekitar Gresik Utara dirangkum dalam grup tersebut.

Protes Warga

Lambatnya respon dari pemerintah terkait permasalahan lalu lintas di Jalur Pantura membuat Warga Sidayu menggelar protes. Mereka melakukan aksi corat-coret jalan dan penanaman pohon pisang di lubang-lubang jalan Pantura area Sidayu. Mereka geram karena kerusakan Jalan Raya Sidayu yang tak kunjung diperbaiki.

Aksi mencorat-coret jalan ini dilakukan pada saat malam hari dengan menyemprotkan cat ke badan jalan yang kondisinya rusak. Warga menulis berbagai kata-kata mulai dari “bahaya”, “jalane bejat”, “rusak bolo” dan berbagai kata lainnya. Aksi ini dilakukan oleh komunitas grup Lensa Sidayu, Sidayu Syahdu dan warga setempat lainnya. Mereka memprotes aktivitas kendaraan besar dengan kondisi kelebihan muatan. Jalan rusak dan bergelombang yang diakibatkannya sangat membahayakan pengguna jalan lainnya.

Arief, salah satu warga mengatakan aksi corat-coret dan penanaman pohon pisang di jalan ini merupakan bentuk protes warga akibat kerusakan jalan yang cukup parah.

“Selain bergelombang, juga sudah banyak yang berlubang,” ujarnya

Pihak yang terkait dalam aksi tersebut berharap agar pemerintah segera turun untuk melakukan perbaikan jalan secara menyeluruh jangan hanya ditambal. Selain itu truk yang kelebihan muatan juga harus ditertibkan. Apabila masih membandel harus ada tindakan tegas dari aparat penegak hukum.

Protes yang dilakukan warga sedikit demi sedikit membuahkan hasil. Saat ini sudah dilakukan aktivitas pengaspalan di area Jalan Raya Pantura Sidayu arah Purwodadi.  

Tawaran Solusi

Jalan Pantura merupakan wilayah jalan nasional, sehingga untuk melakukan perbaikan dan perawatan merupakan tanggung jawab Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional (BBPJN). Namun perbaikan jalan tidak akan maksimal hasilnya jika tanpa diikuti dengan perubahan perilaku pengguna jalan. Oleh sebab itu penulis mengajukan solusi berupa strategi-strategi yang bisa dimasukkan dalam kebijakan pemerintah daerah setempat dalam membangun keamanan dan kenyamanan lalu lintas: 

Pertama, Dinas Perhubungan (Dishub) Gresik melakukan kegiatan pengawasan ketat agar perusahaan-perusahaan Galian C melakukan bongkar muat sesuai peraturan yang sudah dibuat. Kedua, menerjunkan personel khusus untuk beroperasi mengawasi truk-truk yang melintas diluar jam kerja. Ketiga, mengkoordinir masyarakat untuk menggunakan transportasi umum sebagai upaya untuk mengurangi mobilitas kendaraan yang melintas dan mengurangi kepadatan kendaraan. Keempat, pemerintah daerah segera melakukan koordinasi dengan BBPJN untuk melakukan perbaikan jalan yang sudah rusak parah.

Upaya tersebut dapat berjlan dengan baik apabila pihak-pihak terkait antara lain Pemerintah Daerah Kabupaten Gresik, Dinas Perhubungan, dan aparat kepolisian menjalankan tugasnya dengan sungguh-sungguh dan penuh tanggung jawab dalam mengawasi seluruh aktivitas lalu lintas setiap hari. Peraturan yang jelas dan hukum yang tegas akan membuat pengusaha lebih berhati-hati dan bertanggung jawab dalam menjalankan aktivitas usahanya. Terakhir, kesadaran masyarakat dalam berperilaku di jalan raya akan membuat kondisi Jalur Pantura wilayah Gresik akan semakin baik dan kondusif. (*)

 

Editor: Kukuh Basuki

Jauharotun Makmunah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Dapatkan tulisan-tulisan menarik setiap saat dengan berlangganan melalalui email