Anime One Piece telah berada pada babak baru (arc egghead). Karakter Dr. Vegapunk dihadirkan. Ialah sosok karakter yang didesain memiliki ukuran otak terbesar di dunia. Diklaim dalam alur cerita, bahwa dia paling jenius di antara karakter lainnya. Penggambaran fisiknya mirip seperti tokoh fisikawan terkenal, Albert Einstein.
Bagian menarik dari karakter Dr. Vegapunk adalah kecerdasannya yang mampu membagi-bagi kapasitas otaknya ke unit lain yang lebih spesifik, dan menggordinasikannya dalam panel utama.
Unit pertama, Shaka (Punk-01) yang mewakili aspek kebajikan. Unit kedua, Lilith (Punk-02) yang mewakili aspek jahat. Unit ketiga, Edison (Punk-03) yang mewakili aspek berpikir. Unit keempat, Pythagoras (Punk-04) yang mewakili pengetahuan. Unit kelima, Atlas (Punk-05) yang mewakili kekerasan. Unit keenam, York (Punk-06) yang mewakili hasrat.
Jadi, keenam unit tersebut dikoordinasi dalam sistemik tunggal, yakni otak Dr. Vegapunk itu sendiri. Dapat dikatakan, Dr. Vegapunk adalah sistem komputer dalam masyarakat kita. Bagaimana setiap jaringan dikombinasi, dikoordinasi, dan dijalankan dalam pola algoritmik yang rumit tetapi fungsional.
Bila kita subtitusi ke kehidupan nyata, pembagian otak ini merupakan ciri utama paradigma sains. Yakni, parsial, fragmentis, atau terbagi-bagi. Pembagian tersebut merupakan bagian dari konsekuensi sikap objektif ilmuwan atau peneliti. Pembagian juga memungkinkan adanya kajian lebih mendalam dan terstuktur.
Konsep parsial, fragmentis, atau terbagi-bagi tersebut dikemas oleh Hawking, sampai dirinya melontarkan pertanyaan besar: Bagaimana menyatukan unit tersebut (penyatuan fisika)? Hawking mengklaim, jika manusia bisa benar-benar menemukan jawaban atas itu, bisa jadi hal tersebut merupakan kemenangan besar terakhir dari pemahaman manusia.
Kita bisa membaca dan menerka jawaban atas itu pada penganalogian sebuah perpustakaan. Bayangkan, bila ada perpustakaan besar dengan jumlah koleksi buku terbanyak, lalu semua isi buku itu dikoordinasi, diolah, dan disatukan dalam satu sistem tunggal. Dan semua manusia mempunyai akses dan pengolahan yang sama. Bukankah itu luar biasa?
Kalau ditelaah lebih lanjut, konsep tersebut sebenarnya berawal dari dasar belajar itu sendiri. Namun, dikembangkan ke dalam bentuk yang lebih sistemik.
Kemenjadian pikiran manusia sebenarnya hanya perkara kalkulasi input otaknya. Input tersebut tidak lain adalah bacaan dan daya simak. Jika kita bisa mengakses pikiran Einstein, Hawkins, Marx, Nietzche, Ibnu Sina, Tolstoy, Ainun Najib, Dante, Davinci, Tesla, Newton, Soekarno, dll., seperti halnya menyalin data di komputer, dan memadukan, mengolahnya menjadi data baru dalam bentuk komputer, tentu kita bisa bayangkan betapa canggihnya teknologi tersebut. Sebuah komputasi data tanpa celah.
Konsep pencapaian itulah yang coba diilustrasikan dan ditawarkan oleh Eichiro Oda lewat karakter Dr. Vegapunk (satu tubuh enam pengetahuan dan pengalaman). Lalu, apakah karakter Dr. Vegapunk mungkin ada di dunia nyata?
Fiksi Menjangkau Masa Depan
Tentu Dr. Vegapunk adalah fiksi. Kesimpulan orang umum bahwa Dr. Vegapunk tidak akan pernah ada sungguh masih relevan diterima untuk waktu ini. Namun, kita juga harus melihat fiksi dalam bentuk fungsi lainnya, sebagai ruang abstraksi pemandu masa depan.
Einstein menyatakan bahwa imajinasi adalah segalanya. Ini adalah pratinjau atraksi kehidupan yang akan datang. Logika akan membawamu dari A sampai Z, tapi imajinasi akan membawamu ke mana-mana. Dari sana sebenarnya sudah dapat diketahui fungsi lain dari imajinasi dan kekuatan fiksi.
Pesawat sebelum ditemukan hanyalah sebuah imajinasi manusia tentang keinginan untuk bisa terbang seperti burung. Pada masa tersebut, terbang menjadi ruang abstraksi yang rasanya sulit tercapai selain sebagai fiksi.
Namunn, sekarang manusia sudah mampu mengirim robot ke Mars dan mendokumentasikan sekaligus menyiarkannya. Bahkan, manusia hari ini bisa terbang seperti burung tanpa mesin, hanya saat menggunakan pakaian wingsuit. Begitu sederhanya hal yang dulunya dianggap tidak mungkin sama sekali.
Contoh lain, apakah semua bisa mengira tentang kehadiran komputer, selular, dan internet? Dulu manusia cuma bisa membayangkan sebuah hubungan singkat yang bisa menembus ruang dan waktu. Semua hanya bisa berterima saat membaca fiksi.
Namun, sekarang manusia bisa mewujudkan itu semua. Menghubungi orang jaraknya ratusan kilometer bukan lagi halangan. Bahkan bisa saling mengirim pesan, ekspresi wajah, suara, dan gaya, hanya dengan sekali tekan tombol. Hitungan detik semua sudah saling terjalin dan terinteraksi.
Rasanya fiksi tidak cukup dianggap sebagai kepuasan batin. Fiksi sudah harus dijadikan abstraksi atau pratinjau masa depan. Mungkin, capaian fiksi belum terwujud hari ini. Ketidakterwujudan tersebut nyatanya hanya sebatas ketersediaan alat dan instrumen.
Di masa depan, alat dan instrumen teknologi pasti jauh lebih berkembang dan berubah. Karena begitulah manusia hidup bersama teknologinya. Sekarang, pergi ke luar angkasa menjadi kenyataan yang aksesnya terbatas. Bisa jadi esok wahana wisata angkasa itu akan seperti Dufan dan Malioboro.
Tidak perlu menyangkal fiksi, terlepas dari benar atau salah, imajinasi manusia sepanjang peradaban dan pencapainnya selalu menuntun kita untuk beradaptasi.
Atribut Teknologi Dr Vegapunk Sudah Ada
Masyarakat informasi sudah bergerak satu langkah ke depan untuk menjawab pertanyaan Hawking perihal penyatuan fisika. Pada era revolusi digital kita mulai mengenal, menerima, dan menjalankan konsep teknologi internet of things (IoT).
Internet of things adalah konsep yang awalnya dicetuskan Kevin Ashton, pendiri Auto-ID Center Massachusetss Institutes of Technology (MIT) pada 1999. Internet of things menawarkan konektivitas yang lebih tinggi untuk perangkat sistem, dan layanan yang beroperasi melampaui keterhubungan mesin ke mesin serta melingkupi berbagai protokol domain, dan aplikasi.
Keterhubungan dari perangkat-perangkat tertanam ini diharapkan dapat mewujudkan otomatisasi pada hampir seluruh bidang kehidupan. IoT sebagai tahapan selanjutnya akan mewujudkan keterhubungan segala hal dalam kehidupan masyarakat modern, dari moda transportasi perkotaan hingga peralatan pada skala rumah tangga. Kita lebih mudah mengenalnya dalam istilah robotika.
Intinya, IoT merupakan infrastruktur informasi dan komunikasi digital tunggal yang memungkinkan berbagai hal (baik fisik maupun virtual) bertemu dan digabungkan. Dalam konteks ini, seluruh perangkat atau objek yang berdimensi fisik maupun nonfisik (informatif-virtual) dapat diintegerasikan ke dalam jaringan komunikasi, baik yang berskala organisasi, perusahaan, komunitas, nasional, maupun global.
Konsep ini perlahan telah dijajaki. Hasil nyatanya ada pada wujud seluler yang ada di genggaman Anda sekarang. Wujud luasnya bisa dilihat pada upaya pembuatan smart house, smart city, smart grid, smart car, dan konsep robotika lainnya.
Tidak mengherankan, bila manusia mengakui bahwa dalam urusan komputasi data, robot jauh unggul melebihi daya jangkau manusia. Hanya saja permasalahannya, unsur jiwa belum bisa ditemukan dan dijaringkan pada komputasi tersebut.
Mungkin, pada tahap lebih lanjut di masa depan (entah itu kapan), saat manusia sudah sampai pada pemahaman membuat jiwa, jawaban atas pertanyaan Hawking tentang penyatuan fisika akan benar-benar bisa terjawab seutuhnya.
Kita hanya sedang menunggu waktu untuk evolusi lanjutan atas perjalanan peradaban manusia.
***
Editor: Ghufroni An’ars