Tutorial Menyakiti Perasaan Sendiri dan Puisi Lainnya

aditya ardi n

1 min read

tutorial menyakiti perasaan sendiri

pertama, simpanlah perasaan ingin memiliki hatinya meski ia tak memiliki hati. semacam marinasi, pastikan perasaanmu tercampur rata dengan kesepian dan kesedihan yang murni.

kedua, tuanglah perasaan itu ke dalam wadah bernama ketidakpastian.

ketiga, aduk sekali lagi perasaan ingin memiliki dengan perasaan diabaikan serta seluruh gejala ketidakmungkinan. diamkan beberapa saat dan biarkan rasa sakit itu mengembang laiknya adonan roti.

keempat, gorenglah rasa kecewa yang mengamuk di dalam dada. kunyahlah kenyataan bahwa memaksakan perasaan akan menyisakan patahan-patahan yang tak pernah mudah direkatkan.

kelima, minumlah air matamu sendiri dan jangan pernah berharap ia akan memahaminya kemudian hari.

keenam, biarkan sisa keinginan dan penderitaan lumer di dalam mulutmu. kelak kau akan menertawakannya seperti lelucon yang terlambat. untuk waktu yang lama rasakan sensasi kekecewaan yang berhamburan.

clickbait 1

viral!
kemanusiaan terancam
kecerdasan buatan/mesin/robot
buatan manusia

clickbait 2

cuma pakai tangan
buat nulis puisi
ternyata…
bikin nangis!

kau tak lagi trending 1 di hatiku

musik cantik yang mekar selalu di taman pendengaranku
itulah dirimu dulu, kasihku.
dirimu yang masih kupahami sebagai
satu komposisi musik utuh dengan beragam instrumen,
repertoar panjang, mejangkau nada-nada yang bermuara pada enigma.
mengalun anggun dalam kompleksitasnya.

tetapi kini, kau kupahami sebagai lagu gusar yang enggan kuputar
tak ingin kudengar meski kerap bersenandung samar
telah kulupakan kau sebagai musik cantik
yang mekar selalu di taman pendengaranku

sebab lupa adalah ruang bersembunyi dari luka

robotic sorrow

telah sampai ia ke lubuk paling luka
tak lagi hening, tak lagi rahasia
keraguan telah menyuguhkan simpulan
pertalian dan kehilangan telah terbedakan
: cinta bukan lagi perimbangan
antara bertahan dan melepaskan
ketika kata pisah telah sampai ke ujung lidah.

aforisme buatan

orang-orang sering sambat
hidup terlalu singkat namun berat
dan ia berkata sebaliknya
hidup terlalu lama dan biasa saja

penderitaan tidak akan memusnahkan
rasa sakit akan merawat
ketakutan akan menyelamatkan
tapi keraguan, hanya keraguan,
jalan tunggal menuju kematian.

*****
Editor: Moch Aldy MA

aditya ardi n

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Dapatkan tulisan-tulisan menarik setiap saat dengan berlangganan melalalui email