Tindak Tandus dan Puisi Lainnya

Muhammad Raza Pahlawan

2 min read

Begitu Malang Kupunya Diri

Aku berniat membawa gadis pergi
Bermain riang berjalan-jalan
O si gadis direbut sibuknya pagi
Pahit cinta mesti kutelan

Rindu juga tak mampu kubendung
Langit-langit menjadi mendung
Kawan bilang mesti bertemu
Siapa aku bisa jadi tamu

O, dilihat juga masa yang depan
Bisakah aku dekat menggenggam
Sedangkan temu saja berteman suram
Dadaku sesak perlahan-lahan

Hari-hari itu tampak tak pernah datang
O, diriku malang!
Kawan kata untuk bersabar
Sedangkan benakku pupus menanti kabar

Ke mana aku menuju
Gelap sekali di ujung pandang
Ampuni aku jika mendesak waktu
Takut kasihku diambil orang

O, aku cari bijak bestari
Bertemu pula buku-buku Rumi
Dikatakan jikalau engkau mencintai
Maka luka mesti kau tanggung pasti

Berarti aku mesti mengerti
Dunia mengejawantah perlu dicurigai
Mesti tahan kupunya mimpi
Air mata mengalir susuri pipi

Bergadang

Kuhitung-hitung, kutimbang-kutimbang
Kuberi apa kasihku sayang
Tapi sayang sekali bukan kepalang
Kurogoh kantong, tak ada uang!

Kukhayal-khayal, kubayang-bayang
Habiskan waktu dengan kasihku sayang
Apa kata nasib mengguncang
Baru ingat, kendaraan tiada satupun kupegang!

O, yang mana yang kasihan?
Aku atau kasihku yang entah sedang apa sekarang
Aku tiada dapat memberi suatu barang
Mengantar pulang pun tiada jalan!

Lantas dengan apa aku memberi
Pada kata-kata aku terhenti
Kuharap kasihku juga mengerti
Meski bukan milikku sendiri!

Wah, jauh juga pikiranku melayang
Terbang jauh menembus ruang
Sedang apa diriku sekarang
Memikirkannya sambil bergadang

Film dan Lagu

Kulihat film, kudengar lagu
Kuingin juga punya keahlian
Jika aku punya pacar baru
Bolehlah aku ia banggakan

Digandeng-gandeng ke hadapan orang
Senyum sumringah bertebaran
Ditanya siapa ini yang datang
Pasangan, o betapa senang!

Duduk berdampingan membaca buku
Cintaku indah berbagi waktu
Semilir angin meniup taman
O, surga sekali momen seperti itu

Begitu beruntung ia kuanggap
Dicintai penyair hingga megap-megap
Peluk cium tak lupa menyergap
Meski ucapku tergagap-gagap

Kutulis puisi berlembar-lembar
Kasih sayangku begitu akbar
Harap maklum dan wajar
Biasa sendiri, gagal mengejar

Kulihat film, kudengar lagu
Kuharap diri bisa begitu
Apa daya diri mendaku
Tiada tampan juga tak laku

Merenung Leibniz

Aku terbaring lama di atas kasur
Sumpah serapahi dunia tak teratur
Istirahat adalah saat terindah
Dunia tak henti memberi gundah

Aku cerita pada kawan
Kawanku juga bagi cerita
Luka-luka kita pikul beban
Ah manusia, biasa juga menderita

Tuan Leibniz pernah berkata
Ini dunia terbaik dari semua dunia yang mungkin ada
Kupikir ia mengada-ada
Hingga akhirnya aku pun yakin

Tiada dapat menandingi Tuhan
Jadi sempurna, siapa tahan?
Dunia jadi berbecak muram
Biarlah warna, semakin ragam

O, masa kian berlalu
Berjalan terus dan terus
Kuingin bebanku seberat bulu
Alih-alih beratus-ratus!

Jiwa menuntut selalu bahagia
Kenangan manis buat nostalgia
Ada peluh kini mesti dibawa
Diberitahu, semua selesai kapanpun jua

Tindak Tandus

O, betapa kita rakus
Dunia, padang pasir yang tandus
Kucari-cari air
Tak sangka aku memberhalakan air

O, betapa kita mengikhlaskan sesuatu
Dunia, adalah apa-apa yang direnggut
Diriku
Dirimu juga yang membuatku kalang kabut

O, betapa dunia ini bukan milikku
Ternyata aku milik dunia
Benarkah begitu?
Ya, ada benarnya

Dengan banyak cara, dunia merenggutmu dariku
Dan tanpa salah siapa-siapa
Kecuali aku
Hanya karena merasa kehilangan

Hanya karena merasa kehilangan
Hanya karena merasa kehilangan
Dunia, dunia ini
Tak henti membuatku merasa kehilangan

Berapa banyak kehilangan
Pedahal hanya satu
Sejauh apa aku merasa tenggelam
Barangkali tak terukur sekalipun kesadaranku turut menyelam

Dunia ini, membuatku merasa bahwa kau terenggut
Bahwa dunia ini padang pasir yang tandus
Bahwa aku mencari ke sana-sini air, sedangkan barangkali aku pun pasir!
Haruskah pasir merasa haus?

Haruskah pasir, turut merasakan kehilangan?
Aku tak tahu
Aku telah ditiup angin jauh

*****

Editor: Moch Aldy MA

Muhammad Raza Pahlawan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Dapatkan tulisan-tulisan menarik setiap saat dengan berlangganan melalalui email