Tidak Ada Perayaan Malam Ini
tidak ada perayaan malam ini
kembang api atau trompet
atau nyanyian atau tarian
atau kudapan dalam perjamuan
sampai dini hari yang letih
kau sibuk menyiangi kecewa
yang kemarin tumbuh
menyemak dalam benak
tidak ada perayaan malam ini
kecuali mimpi-mimpi
yang perlahan hinggap di pucuk kepalamu
sayap-sayap berkepak
membentang dunia di matamu
yang ragu-ragu
Kepada Tahun Baru
Aku ingin merdeka
Menitiskan diriku yang murni
Ke dalam puisi ini
Kepada Trotoar
Tanpa mengurangi rasa hormat,
Mudah-mudahan tahun ini engkau lengang
Supaya aku bisa berjalan kaki dengan tenang
Auw! Kemarin itu sakit
Aku diserempet becak motor karena kau sesak
Di tubuhmu tumbuh ini itu
Auw! Kemarin itu sakit
Kau rasa sendiri
Pohon Kersen
Tidak sengaja tumbuh di pekarangan rumahku sebatang pohon kersen yang entah bijinya dibawa burung atau bocah-bocah. Pohon itu selalu kutebangi tapi ia tetap tumbuh menuding langit dan menantang tandus tanah pekaranganku. Pohon yang gigih itu akhirnya kubiarkan tumbuh melebarkan tajuk-tajuknya yang kian rimbun meneduhi tanah. Ia terus berbuah tidak putus-putus dan dipetiki bocah-bocah yang senang bermain dan aku melihat kegembiraan abadi.
Ia akan menjelma kenangan di kepala kanak-kanak dalam diriku, melupakan sejenak aku yang sepi kini.
Makassar, Desember 2022
***
Editor: Ghufroni An’ars