Suka menulis puisi dan mempertanyakan beberapa pertanyaan. Tinggal di salah kabupaten kecil bagian timur jawa barat, Kuningan

Sewaktu Kanak Ia Bercita Menjadi Penjahat dan Puisi Lainnya

Muhammad Diaul Fikri

1 min read

Sewaktu Kanak Ia Bercita Menjadi Penjahat

Waktu kanak-kanak, saat bermain
sehabis mengaji magrib-magrib di musala,
saat bermain kejar-kejaran
entah mengapa ia lebih bercita-cita
menjadi penjahat yang dikejar-kejar polisi
dari pada menjadi polisi itu sendiri.

Ia lebih bangga tidak tertangkap
dan bersembunyi di balik rindang sepi
dari pada berpatroli menyibak
daerah-daerah yang tak terjamah
dan antah berantah.

Ia entah mengapa lebih suka menjadi penjahat
yang terampil lepas dari pengejaran dan pengawasan
daripada menjadi polisi penegak keadilan dan
pemberantas kejahatan.

Ia ingin di suatu main yang lain,
adiknya yang hanya berdiam saja dalam rumah
ikut memeriahkan dunia kejar-kejaran.
Berburu penjahat kalau memang itu
yang pada akhirnya mereka ditakdirkan.
Atau, berlari-larian dengan riang senang mencari
persembunyian yang aman lagi nyaman.

Sebelum Bel Pulang Berdering Panjang

Sebelum bel kepulangan
berbunyi dan berdering panjang,
kepada murid-muridnya yang
menganga luka-luka keluarga,
bapak guru meminta keikhlasannya
sekerat dua kerat doa

“Kita sama-sama berdoa
semoga bahagia yang hilang
saat pembelajaran
segera ditemukan,
semoga sepi dan sunyi
setiap senin pagi
mau berdamai dengan hati,
dan pada pertemuan berikutnya,
di pelajaran yang Bapak ampu
kalian sudah tahu cara merindu.”

Amin…
Amin…
Aminnnn….
Minnnn…

***

Bel berdering panjang,
tergesa-gesa pulang
murid-murid berdoa rusuh
Dari sekolah mereka yang penuh dan jenuh.

Pesan Kawan Malam-Malam

Malam telah lama tiba.
Tolong, jangan ganggu!
Saya sedang menyembuhkan nyeri,
luka dan beberapa sakit lainnya.

Jika lagi perlu dan rindu,
hubungi saja nomornya dan sebut
saja nama saya.

Besok, pagi-pagi sekali
tolong sampaikan pesan
kepada beberapa kawan
bahwa saya tidak akan ke mana-mana
Saya liburkan dulu kata-kata dan beberapa tanya.

Bila kamu berkenan bolehlah
ikut bantu-bantu di rumah.
Saya akan bersih-bersih sisa-sisa lupa,
duka dan derita.

Kepada Kesedihan yang Tinggal di Sepasang Matamu

Adakah yang lebih menyakitkan dari
tiba-tiba terjaga di malam hari
menemukan seonggok kangen
tergeletak di sudut gelap kamar mandi?

*****

Editor: Moch Aldy MA

Muhammad Diaul Fikri
Muhammad Diaul Fikri Suka menulis puisi dan mempertanyakan beberapa pertanyaan. Tinggal di salah kabupaten kecil bagian timur jawa barat, Kuningan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Dapatkan tulisan-tulisan menarik setiap saat dengan berlangganan melalalui email