Sepotong Sajak Hasil Curian dan Puisi Lainnya

Muhammad Akmal Firmansyah

1 min read

Sepotong Sajak Hasil Curian

Kasihku, dengarlah aku
lirih nafasmu menyejukkan
sorot matamu itu
membuatku teduh

sepotong sajak
ini aku penggal
dari sobekan
buku sastrawan
ia menari-nari
di atas tinta
& aku membunuhnya
tak mungkin aku
memacarinya—menikahinya
—mencintainya & kucekik
kebahagiaan di nadinya

kasihku, lihatlah aku
pandangan matamu tenang
membuat jantungku
berdetak melebihi
suara jarum jam—suara jangkrik
yang mengiringi kecoak
merayap di toilet—seperti
suara ranjang saat pasangan muda
berdendang & seorang anak
pubertas bermain sabun
mengintip di jendela terbuka

aku benci pikiranku
bila kau rindu
aku pun begitu
namun
malu-malu
mengucapkannya

lagi aku memotong sajak
dari penyair kegetiran—
penyair amatiran—penyair
penawar racun—penyair
komedian—penyair spesialis
baku hantam—penyair siap
moncong senapan—penyair
kesepian

mereka ini aku penggal
sajak-sajak itu aku curi
karena rindu
bukan milik individu
karena cinta
tak sederhana
ia mewah
dengan pernak-perniknya
biarkan aku membabi buta
hu hu ha ha
hu hu ha ha
sepotong sajak ini
kupersembahkan
untukmu kasihku seorang!

(2022)

Apokaliptik (1)

aku hilang dalam peti
entah mati atau terbakar
jiwa damai hanyalah kepalsuan
setelah aku sadar
resep bertahan hidup
adalah menghancurkan

paduka memainkan arca
raja menaiki kuda
menyuruh prajurit ‘tuk berjaga
hancur satu koloni
tumbuh semai lagi-lagi
lalu damai terpendam
di ruang kosong

semenjak sastra mati
oleh algoritma—search
engine onlinefyp media massa
& idealisme
selingkuh pada industri—cuan
& hierarki
aku tegaskan berkali
mengejar ketertinggalan
ternyata tak berarti

dirasuki oleh
ramai tak karuan
sayup suara berhamburan
tapi aku sepi & sendirian
dikhianati realita
satu kali
dua kali
tanpa henti berkali-kali

aku bunuh diri bersama imaji
tak ada lagi masa depan
di kepalaku biarkan waktu berjalan
meski ragaku tetap diam
ditelan keheningan

(2022)

Apokaliptik (2)

mesin-mesin dicipta
ilusi-ilusi dibangun
& imajinasi terbang di udara

lalu
dihancurkan
dirobohkan
mengendap di kepala

lari
terjatuh
bangun
tak mau
mati niscaya

mengejar-ngejar makna
membongkar bongkahan kata
kita adalah entitas
ingin mewujud
dalam koridor fana
yang nahas
diterkam mulut
buas beringas
oleh entitas yang sama

(2022)

Untuk M

di Baghdad dengar Syahrazad
10001 malam—masa kini
puan pencerita menderita
hilang dalam ingatan, setelah
influenser di layar 4-5 inci
membombardir
lewat goyang nyanyian
& kengerian

detik 55 saat kata-kata
menjadi gerakan
menggebrak
di ring tinju
tanpa batas waktu
tak tahu kawan
mana lawan
saling serang
terjang & hantam

satu papan & kanvas
melukai Monalisa
di atas kertas
satu pisang & ampas
mengotori Artemisia
seni tanpa batas

di mana kah
posisimu
nona
seni kadung laki-laki

satu pola
menggerakkan jari
membuat pola
menggambar keji
penis patriarki

(2022)

Bila Kiamat Terjadi, Sekolah Gimana?

Senin tak ada upacara
dana bos hilang ke mana
jual beli jabatan jadi soal
joki-joki diganjar setimpal
bukankah ilmu sebelum amal
yang mengalir hingga alam kekal
o, mengapa biayanya mahal?

(2022)

*****

Editor: Moch Aldy MA

Muhammad Akmal Firmansyah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Dapatkan tulisan-tulisan menarik setiap saat dengan berlangganan melalalui email