Sebelum Kelulusan dan Puisi Lainnya

Erhan Al Farizi

1 min read

Sebelum Kelulusan

Dan dua pertiga malam
Dan Senin Kamis
Dan doa-doa orang tersayang
Adalah caramu percaya,
bahwa semester harus selesai
dalam tempo yang selekas-lekasnya

Esok hari, sebuah nasuha
akan menghampiri kita! Begitulah
matamu berbinar-binar ketika
berujar akan merampungkan Bab III
Landasan teori yang membikin
kepalamu begitu nyeri

Hanya percaya yang kau punya
meski akhirnya sisakan putus asa:
“Tuhan, teman-temanku
sudah menerbangkan toga…
Aku kapan ya?”

Surakarta, Juni 2023

Halaman Persembahan

Skripsi ini dipersembahkan untuk:
Ibu-bapak yang mengajarkan bahwa kebencian tidak menyelamatkan siapa pun
Kakak-adik yang membersamai kekanak-kanakan dan bengalnya akil balig
Kawan masa kecil yang percaya bahwa aku akan kembali menjadi embun

Aku pulang, sebagai atlet penghimpun rumput kambing keluarga
Aku pulang, sebagai volunteer sambatan yang kadang bangun kesiangan
Aku pulang, sebagai pemuda desa yang kadung merindukan nasi kondangan,
juga dangdutan

Kerjo, Juni 2023

Buku, Pesta, Lalu Apa?

Setelah lulus SMA
Yang sedikit putih
Dan lebih banyak abu-abu
Kita terka warna kampus
yang jauh dari desa

Kampus kuning,
bukankah itu sebenar-benar
buku, pesta,
lalu apa?

“Cinta! Ah, tapi aku hanya ingin kuliah di kampus biru.”
Katamu sekali waktu

Bukankah biru adalah warna laki-laki?
—Tidak, biru adalah warna kesepian:
Alone and so blue
(Memutar Dolly Parton – Making Believe)

Surakarta, Juni 2023

Di Perpustakaanku

Apa yang kaucari di perpustakaanku, Ze?
Sudah kubilang, tak ada novel,
Tak ada ensiklopedia,
Tak ada jurnal perkuliahan
Di sana,
Di lantai teratas, hanya ada dua mata

Ya benar, kau sedang di atas
Ssstt…
Dilarang menyentuh itu bibir
Ashh…

Berapa kali kuingatkan, jangan kauacak
bagian hati dan bagian dada

“Kalau ini apa?”
Itu jantung, kau boleh meminjamnya
Kali ini, kau boleh tak mengembalikannya

Surakarta, Juni 2023

Sayang Sekali Aku Bukan Neruda

Sayang sekali aku bukan Neruda
yang membikinkan puisi paling sedih
Salah satu puisiku tertambat
di rambut ombremu
dengan aroma anggur

Dan perbincangan aneh itu bermula
Ketika bangun tidurmu dari mimpi Amerika Latin:
Adakah ikrar Zapatista yang menggema di Chiapas?
Ataukah dosa dan kasih sayang Escobar?
Ah, aku hanya sedikit tahu tentang Amerika Latin:
“Mi amor!”

Sudah 5 tahun sejak itu,
Kau masih jauh dari Amerika Latin
Dan aku masih bukan Neruda
Tapi tetap saja, untukmu,
akan kurancang kematian agung dan rahasia.

Surakarta, Juli 2023

*****

Editor: Moch Aldy MA

Erhan Al Farizi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Dapatkan tulisan-tulisan menarik setiap saat dengan berlangganan melalalui email