Ayat
Ada yang kekal
selain Tuhan;
kenangan.
(2023)
–
Meja Judi
kepada A.M.
Mencintaimu adalah menaruh dadu
di meja judi.
Kuprotoli tubuhku sendiri satu persatu
di meja itu, untuk sekadar bermain
dalam beberapa putaran.
Mata, telingaku telah hilang sebagai jaminan—
barangkali sekarang aku tak punya muka.
Satu-satunya benda yang masih tersisa; akal—
aku lempar juga ke meja itu sebagai yang terakhir.
Semula, aku bertaruh akan menang.
Namun, ternyata aku masih seorang pecundang.
Selain kalah, sekarang aku tak punya apa-apa lagi.
Bukan saja kau, tapi juga diriku sendiri.
(2023)
–
Anak Jadah
Cinta adalah anak jadah,
sesuatu yang tak pernah diinginkan
dan sekarang hanya menjadi beban
karena tak mau goyah dari ingatan.
Cinta selalu lahir dari ketertarikan yang labil,
cinta adalah bayi merah prematur.
Susu formula mahal, aku harus membelinya
dengan segepok kenangan.
Sedangkan aku hanyalah pengangguran,
untuk seorang anak yang kau telantarkan.
Dia sering menangis setiap malam,
sengaja aku biarkan—anak jadah itu.
Suaranya serak dan menjerit-jerit.
Sampai aku sadari, jika itu raunganku sendiri,
tangisanku sendiri. Oh, Gusti!
(2023)
–
Que Será, Será
Waktu kecil dulu, aku pernah menghanyutkan
perahu kertas yang dibikinkan ibu
ke sebuah sungai panjang tak berhulu.
Barangkali memang begitu,
hidup manusia itu, kataku. Ia harus menerjang arus yang deras,
tapi tak kunjung dapat merasa puas.
Aku membayangkan, perahu itu
akan dipungut permaisuri raja
seperti bayi Musa—ia akan
membelah laut merah menjadi dua.
Perahu itu mungkin juga akan
digunakan ‘tuk mengangkut kawanan
hewan dan manusia, kafilah Nuh
sebelum banjir bandang datang.
“Perahuku akan sampai
di bandar-bandar besar!”
kataku kepada ibu.
Sekarang setelah dewasa,
aku tarik kata-kataku itu
karena menyadari betapa
tololnya diriku dulu.
Mungkin perahu kertas itu
telah hancur menjadi bubur,
karena tersangkut di ranting kayu
sebelum berhasil memasuki kanal.
Mungkin perahu itu dipungut
tukang sampah, mungkin perahu itu
tenggelam sampai ke dasar
lalu hilang tak berbentuk.
Mungkin perahu itu
tak pernah ada, dan
tak seharusnya ada.
(2023)
*****
Editor: Moch Aldy MA