Membakar Buku Harian
Melesaplah ke dalam bukuku, kekasih
Waktu sedang dihambarkan karpet merah
Ke lorong-lorong bergetar, ini hariku
Setelah dan sebelum kau mengerti.
–
Meskipun Kau Lupa, Kau Tak Bisa Menghapusnya
Dua orang pendendam berlari tepian
Bau kakinya seperti api terakhir di bumi
Teriakannya selantang jeritan di hari senin yang panjang
Dendam itu terus berlari
Meskipun kau lupa, kau
Tak bisa menghapusnya
Andai saja kata hapus
Dapat terhapus
Dalam ingatan dan waktu.
–
Kami Tak Punya Arah
Arah dibakar mata angin
Saat tiap anak hilang ditikam belati
Setiap detik pertaruhan
Bertaruh nyawa
Bertaruh ruang
Bertaruh waktu
Bertaruh paruh
Dari teras-teras bekas perang
Yang tak membuat pemenang
Kami sisa-sisa terabaikan
Tersudut di tepian, hampir terbakar
Menepi di selokan bersama tikus-tikus
Tempat sampah, barang bekas
Terbuang oleh rumah
Yang tak bisa dibayangkan
dan dihadirkan
Setelah pengetahuan tak berbunyi
–
Panorama Kematian
Tangis meledak sekeras petir saat kematian mengetuk
Ia gugur dengan memeluk peluru diracik haru
Hitam melingkar dari matanya menatap tajam ke ujung langit
Sebelum meredup
Sebelum tutup
Pertanyaan tuntas dan
Sebujur nisan telah berdiri
Bunga ini tak lebih harum
Dari lega napas terakhir
Dan puisi hanya menggubah tiap tangis menjadi garis
Putus-putus
Pada perpisahan yang mungkin
Mereka kembali
Memutar rekaman terakhir
Sekali lagi untuk detik-detik tak mati.
–
Prelude untuk Hari yang Panjang
Lampu-lampu kota padam ditelan marka jalan
Yang sekarat setelah kaki-kaki
Pejalan berkarat atau lima menit lalu
Terang lampu neon
Kesepian meliuk seperti saksofon
Dan bau knalpot memugar hari esok
Bersama pertanyaan di kepala:
Membuat pening kiri dan kanan
Sebelum dan setelah belok dihentikan
Lampu merah atau SOS di mimpi yang basi
Seperti kopi yang hanya mati
Di warung-warung setelah percakapan
Selesai atau sebelum peringatan dan
Kabar burung-burung berjatuhan:
Bau kolonial kota ini sampai
Desa-desa pinggir jalan tol
Lengang dan menenggelamkan
Kedamaian sawah, ladang, kebun
Dengan kematian burung-burung oleh cuaca
Transaksi akhir pekan
Di ujung jalan gelap
Yang tak pernah diimpikan
Tak pernah dibayangkan semua bocah-bocah kali.
(2024)
*****
Editor: Moch Aldy MA