Positive Parenting: Pelajaran untuk Orang Tua Muda

Maelline Dina Ariska

2 min read

Pada masa perkembangan digital yang pesat seperti saat ini, banyak calon orang tua dan orang tua muda berbondong-bondong mempelajari pola asuh yang baik bagi calon anak atau anak mereka. Calon orang tua dan orang tua muda mulai menyadari dan memahami bahwa pola asuh yang buruk akan menimbulkan luka batin yang sangat sulit disembuhkan pada diri anak.

Pertama-tama, mereka berusaha untuk membuka dan menggali lagi luka lama di masa kecil akibat pola asuh yang kurang tepat. Barang kali, pola asuh yang digunakan orang tua mereka pada masa lalu meninggalkan luka batin dalam diri mereka. Calon orang tua dan orang tua muda ini berasal dari generasi yang berbeda dari orang tua mereka. Mereka juga pasti punya cara berbeda dalam mendidik dan membesarkan anak.

Pola Asuh Otoriter

Jika kita bandingkan, orang tua zaman dulu cenderung menggunakan pola asuh otoriter dengan prinsip bahwa mendidik anak harus tegas, keras, dan juga kasar. Dulu pola asuh otoriter dipilih dengan harapan agar anak yang sangat mereka cintai menjadi anak yang tegas, disiplin, memiliki etika yang baik ketika dewasa nanti. Alasan lainnya adalah agar anak dapat merasakan kehidupan yang dulu orang tua mereka jalani. Namun, hal itu justru membuat anak memiliki rasa dendam dan sakit hati terhadap orang tuanya setelah menyadari bahwa hal itu tidak baik untuk diterapkan. Pola asuh otoriter sering kali menjadi ajang “balas dendam” dari satu generasi ke generasi selanjutnya. Dan ada kepercayaan dalam pikiran orang tua zaman dulu bahwa pola asuh itulah yang benar dan paling tepat untuk diterapkan.

Dengan kemajuan zaman seperti saat ini, calon orang tua dan orang tua muda mulai memberanikan diri untuk mempelajari bagaimana pola asuh yang baik. Mereka juga berusaha untuk memaafkan semua hal yang terjadi akibat pola asuh yang tidak tepat. Mereka berusaha untuk menerima dan berdamai dengan rasa sakit hati yang terjadi agar dapat mengubah dan menerapkan pola asuh yang lebih baik bagi anak-anaknya.

Calon orang tua dan orang tua muda kini tidak segan-segan untuk membuka dan belajar dari media online agar mereka dapat mempelajari pola asuh yang baik untuk diterapkan kepada anak mereka. Tidak sedikit juga dari mereka yang rela merogoh kocek cukup dalam hanya untuk mengikuti seminar ataupun pelatihan parenting yang baik.

Baca juga:

Pola Asuh Autoritatif

Mereka mulai menyadari bahwa pola asuh yang baik akan membentuk kepribadian anak yang baik juga. Mereka mulai menerapkan positive parenting dengan pola asuh yang suportif, menghindari kekerasan atau hukuman dalam mendidik, serta dilakukan dengan cara yang menyenangkan. Mereka mengharapkan anak yang mereka cintai dapat memiliki kesehatan mental yang terjaga dengan baik, memiliki rasa percaya diri, memiliki emosi yang stabil, dapat berdamai dengan kehidupan dan segala situasi yang akan mereka hadapi nantinya.

Saat ini, banyak calon orang tua yang sudah mulai berdiskusi dengan pasangan mereka tentang bagaimana pola asuh yang akan mereka terapkan ketika sudah memiliki anak. Mereka mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan terutama bagi kesehatan mental anak.

Lantas bagaimana dengan orang tua muda, apakah mereka juga sudah mempersiapkan pola asuh yang baik bersama pasangannya sejak awal?

Bisa saja iya atau bisa saja tidak, banyak juga orang tua muda yang mempelajari parenting pada saat mereka sudah memiliki anak. Tentu saja penerapan parenting orang tua muda memiliki tujuan dan harapan yang sama sepeti calon orang tua yang menyadari pentingnya pola asuh yang benar. Dan banyak orang tua muda yang saat ini memberikan pola asuh autoritatif. Pola asuh ini dikenal cukup santai dengan harapan anak lebih terbuka tentang apa yang terjadi dan mereka rasakan kepada orang tuanya.

Memberikan rasa percaya kepada anak, memberikan kasih sayang yang cukup, cinta yang cukup, pengajaran agama sejak dini juga menjadi faktor pedorong anak memiliki kepribadian yang baik ke depannya, bahkan hal ini dapat dikatakan sebagai faktor utama dalam membentuk kepribadian anak.

 

Editor: Prihandini N

Maelline Dina Ariska

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Dapatkan tulisan-tulisan menarik setiap saat dengan berlangganan melalalui email