Negara Amnesia
sehari setelah pelantikan
tak ada yang berubah
orang-orangnya berganti tapi pakaiannya tetap sama
mereka menganggap janji di bawah kitab suci hanya formalitas belaka.
masyarakat dipaksa menjadi pelupa
disuguhkan ragam kebohongan
melupakan fakta bahwa yang mereka pilih atau yang terpilih karena cara-cara jijik adalah penculik, adalah pelanggar konstitusi.
kemungkinan besar di hari depan kita akan banyak diam. takut berteriak meski kaki kita terinjak-injak.
–
Menjadi Kita, Melawan Lupa
di sela-sela almari ingatan, saya menyisakan satu laci ingatan untuk kebringasan dan kebiadaban negara
satu strategi agar tak lupa, terbuai propaganda mereka.
tapi rasa-rasanya satu laci ingatan tak cukup merekam dan menampung seluruh kekerasan negara pada rakyatnya.
saya butuh buku puisi untuk mengikatnya agar tak tergilas lupa.
–
Apa yang Berubah?
perampasan lahan kian masif terjadi
rintih kabar masyarakat yang dikriminalisasi dan terintimidasi anjing-anjing negara dan kapital tak kunjung henti
di ujung jalan sana, bingkai keretakan hidup itu masih sama
bapak-bapak mendorong gerobak sampah bersama anak lelaki semata wayangnya
dan kalimat yang memukul sanubarimu
“sampahmu adalah hidupku”
sementara janji terus terucap.
wanita lanjut usia memanggul karung bersama kedua anak perempuannya berjalan setengah tertatih, memungut sampah, melanjutkan hidup.
dan mereka di sana tertawa, berbagi roti kekuasaan.
bajingan! mereka semua bajingan.
–
Bersatu Padu Menjunjung Pemodal
barangkali hidup adalah jilat-menjilat kekuasaan
sekotor dan sebusuk
agar modal terus berputar
halo penculik
halo anak haram konstitusi
rawatlah para penjilat, sebab itulah amanat agung dalam kitab para penindas.
kita seperti berpura-pura dan ikut nimbrung merayakan kematian yang sedang mereka rencanakan.
–
Terima Kasih
ucapan terima kasih ini bukan untuk Presiden yang baru saja lengser.
terima kasih yang sederhana ini saya hantarkan untuk Ibu Sumarsih dan kawan-kawan yang setia pada kobaran api perlawanan.
terimakasih Bu Sumarsih. terima kasih kawan-kawan Kamisan. terima kasih telah pernah merawat percaya.
*****
Editor: Moch Aldy MA