Segala yang Nanggung Itu Merepotkan
gelagapan menyembur seorang bapak
yang tidak bisa masuk ke ruang ibu
dan anak untuk mengganti popok.
baby chair tidak terlihat di toilet laki-laki
pasalnya, kerja-kerja mengurus anak
bukan hanya tugas perempuan.
tempat parkir khusus perempuan hanya formalitas
kondisinya gelap seperti kuburan
bahkan pencahayaan di kuburan saja lebih baik.
bau telor busuk, lembab
membuat muntah berkepanjangan.
laki-laki masih parkir di sana
walaupun plang tertulis “khusus perempuan.”
hak kita leluasa untuk parkir ikut diembat
penyediaan fasilitas nanggung
selalu menjadi derita warga kota.
–
Naik Transportasi Umum Membuat Saya Berdzikir 99×
eskalasi penumpang menggandrungi transum tarif terintegrasi
mesin top-up tolol selalu cengengesan
ketika melihat orang-orang tidak bisa mengisi ulang.
kadang error, offline, rusak, mati, pingsan, sekarat. cuih.
panduan rute tertutup iklan pinjaman online.
monitor halte yang innalillahi, aplikasi tije yang astaghfirullah,
dan jadwal kedatangan yang wallahi,
sangat menguras batin saban hari.
akal-akalan siapa, kita naik transum
harus membeli kartu seharga beras tiga kilo?
manekin perdebatan kepada pramusapa terjadi setiap saat
lelucon harus menggunakan uang lama di mesin top-up tulalit
bagai orkestra yang berlangsung di gedung miss tjitjih.
–
Bahaya Hadir di Setiap Loncatan Celah Antar Peron
dengan setengah hati
ibu hamil di stasiun pondok jati meloncat
agar tidak ketinggalan kereta.
jarak peron setinggi bumi dan langit
kerap membuat penumpang was-was.
gerbong kereta banjir keringat
tidak memberi duduk ibu hamil.
pura-pura mengalihkan pandangan
katanya “aku juga cape kali, pengen duduklah.”
air ketuban deras mengucur dari sela selangkangan
ia merutuki dirinya karena naik transum.
lain hari, ia tak sudi naik transum lagi,
memilih menggunakan mobil menterengnya yang lebih aman.
–
Taman Penuh Asap Menganga
anak kecil berlari di sela-sela antrean apotek rumah sakit. mereka berselancar pada ramp yang seharusnya digunakan untuk pengguna kursi roda. pedahal, ada taman burung beserta jungkat-jungkit, perosotan, dan ayunan. mereka urung ke sana, orang tuanya tak mengizinkan, banyak asap rokok.
mal megah pusat kota menawarkan rooftop dengan taman bertajuk “ramah anak”, katanya. anak kecil kepang dua semarak menyambangi pintu mal demi melihat lampu pelangi. sayang, asap rokok memenuhi taman, lampu kedap-kedip bak ingin putus membuat pengar.
demi dapet duduk, mereka harus membeli minuman kecut di restoran western sebab cuma brand necis yang bertengger dalam sudut mal.
–
Kencan Brengsek
sepuluh kali kursi pinggir jalan hancur
digerogoti rayap berkaki dua,
dirusak terus atau dijual mungkin.
“sayang, kita tidak bisa menatap kemacetan bersama.”
patahan guiding block berkeliaran,
trotoar terpotong parkiran liar.
“aku sudah bilang, kita jangan naik transum.”
“ini salah mereka membuat fasilitas kota asal-asalan.”
satu bulan, dua bulan, tiga bulan
kencan diriuhi cekcok konyol
mengutuki fasilitas kota nirguna.
*****
Editor: Moch Aldy MA