Kampung Halaman
hujan sisakan genang
aroma parit menembus
masker murah
klakson memekik
memaki cuaca
dan pemerintah
satu bumi dua jiwa
aksara berkarat
menyambut pendatang
pohon-pohon karet
berhenti bergetah
tapi anak lanang
pantang di rumah
pada batok-batok kelapa
begal-begal
menyusun siasat bersama
para paman bramacorah
seorang perantau pergi mudik
menjadi asing di kampung sendiri
lupa cara menyapa
tersungkur ia di rawa-rawa
ditodong bedil kawan sendiri
tercatat mereka dulu
dalam ingatan kepala pekon
sebagai juara azan
dan menghafal quran
sayang nyawa kadung melayang
sementara aparat butuh pelicin
dan para pemangku bilang
kematian hanyalah
salah paham yang lain
semua bisa diselesaikan
secara kekeluargaan
hujan sisakan genang
di atas tanah merah
rimbun kamboja putih
di kampung halaman
(25 Oktober 2022)
–
Mengenang Rumah
Mengemas Tata Surya
di ruang ini aku merasa
waktu membeku
detak-detak detik terdengar
seperti derap langkah seorang asing
yang mengikutiku dalam gelap
geret jarum-jarum jam itu
mengepung gendang telingaku
seperti sekelompok penyanyi opera
mengheningkan cipta
aku mulai merasakan wangi jeruk
merambat di sekujur kemeja
memadamkan mimpiku yang telah layu
disapu mesin pendingin ruangan
yang membisikkan semacam mantra
penerka cuaca
tapi dalam kidung september yang pucat
ruangan ini menelanku bulat-bulat
tulang-belulangku berlompatan
berulang-ulang
dan suara opera perlahan surut
tinggalkan tragedi yang mulai karat
dengan jemu dan terburu-buru
aku kembali merapikan meja
mengemas tata surya
yang terbentang di pundakku
(25 Oktober 2022)
–
Obituari
: Kahfie Nazaruddin
hanya sebuah danau
dengan jalan setapak
bercabang dua
pohon kersen di bibir air
sebuah bangku panjang
merawat jejak orang-orang
hanya sebuah danau
yang airnya tenang
alirnya yang bergelombang
menyambut angin
membawa kabar
untuk tunas-tunas hijau
pohon berbuah dan anai-anai
: kelopak kamboja berlayar
arungi arus menuju entah
sisakan dingin yang tajam
pada ranting-ranting tua
dan tanah basah
(Pahoman, 14 November 2022)
–
Sebuah Kebun Kecil
sebuah kebun kecil
di belakang rumah
pagar kayu dirambat gulma
ayun-ayun di pohon jambu
bayangan kanak-kanak
bermain-main dengan waktu
sebuah kebun kecil
di belakang rumah
bayangan masa tua
duduk-duduk saja
di dalam kepala
ada yang tumbuh di kebun kecil itu
barangkali sesuatu yang masih milik kita
ingatan ingatan
waktu-waktu
yang tak mungkin kembali
(Tanjung Karang, 15 Desember 2022)
*****
Editor: Moch Aldy MA
membaca ini, seperti melihat diri sendiri dalam cermin heheh, kerennn
terima kasih sudah membaca.