Mengecup Kening Maut dan Puisi Lainnya

Dzikron Rachmadi

1 min read

Mengecup Kening Maut

kumparan bunyi-bunyi cahaya
mendenging di sepanjang lorong kepala;
kenangan dingin tentang wanita
menggigil di setiap nyala lampion
menerangi seekor api tengah lahir
dari semerbak wangi darah bunga.

seumpama manis kematian
terperas dari sepah kehidupan;
sel-sel menetas
menjelma seonggok organ cahaya,
jauh di luar sana
sukma-sukma meredup;
dahaga akan cahaya,
terdampar di hamparan malam
yang bisu, & terkunci, malam
yang terbuang jauh dari alam bahasa,
bahasa yang tak pernah lagi hidup. maka,

sebelum hidup mengecup kening maut,
sebelum gerimis cahaya mengguyur sukma,
pilih suara desah biola atau wanita,
mana lebih menjeritkan berahi paling derita?

(2022)

Memesan Dirimu

1.
Telah aku masukkan berpuluh-puluh
dirimu, ke dalam keranjang belanja.
Candu yang tiada kuasa kubendung;
aku akan memesanmu bila nanti ku
punya dompet sudah menggembung
—disebaki berlembar-lembar rindu,
di sela-sela paling suwung.

Atau saldo rekening yang kerap bikin
kepala pening sudah mampu
mengucap padaku #happyshopping!

2. Check Out ..!

Aku memesan dirimu, hingga habis
semua isi keranjang belanjaku. Maka,
“hari-hari berikutnya hanyalah soal
penantian, yang musti aku bayar
dengan berlaksa kesabaran, bukan?”

Selama dalam pengiriman, tak lupa
doa-doa & mantra-mantra kupanjatkan;
guna kau selamat sampai tujuan,
di alamat yang telah aku simpan
di pengaturan.

“Betapa dalam perjalanan, separuh
nyawamu mesti dipertaruhkan;
sebab di sepanjang perjalanan
tiada muhal kau berpapasan
dengan halang maupun rintang.”

3. Paket …!

Dirimu telah tiba …, dirimu telah tiba …,
Hore …, hore …, hore, hore ..!

Seseorang mengantarmu, berdiri
di ambang pintu, lalu:
“serah-terima yang mengharu-biru
antara pengantarmu dan aku, dan aku …”

4.
Betapa Kita telah dipertemukan
menjadi sepasang yang disahkan
—Aku adalah tuan yang halal
bagi dirimu barang dari sang penjual.

5.
“Hari-hariku ialah
keranjang belanja kosong,
lalu: sudikah dirimu senantiasa mengisinya?”

(2022)

Tidur Siang Bangun Pagi

Di kepalanya, ada semacam jejak langkah matahari yang
terus berlayar ke arah senja barat. Ia memikirkan hidup
yang semakin membakarnya. Hingga hangus ia jadi abu.
Lalu hitamnya bergegas menyusun warna langit malam.
Ia telah menjelma ranting-ranting indah. Bergantungan
bintang-bintang yang bercahaya gagah. Cahaya yang
membasahi seluruh semesta. Seketika lahir fajar timur.
Ia dibangunkan semacam siul tekukur. Atau mungkin
sisa-sisa dengkurnya sendiri, di ujung tidur. Dan ia
mengelap cahaya bintang yang menetes dari mulutnya.

(2022)

Mintakulburuj

“Di luar, malam
telah bangkit dari kematian.”
Barangkali, malam, masih lagi ingin memelukmu
Di bawah naung lengkung wajah langit,
Berhiaskan bintang-bintang berpijar wingit,
“Yang menyalakan terang redup nasib-nasib …”

(2022)

Sate Hati

Suatu hari: seorang anak mengeluh kelaparan,
lantaran tiada sesuatu yang dapat dimakan.
“Di dapur ada makanan, Bu?” tanya anak pada
ibu. “Ada, Nak, tunggu sebentar!” sahut ibu.
Lekas kemudian ibu menuju dapur; membelah dada,
merebus dan memotong-motong hatinya,
sebelum kemudian ditumisnya bersama bumbu
rahasia resep turun-temurun sedari lama.

Berselang kemudian—dari penggorengan—
aroma cinta menguar kentara di penciuman
sampai ke relung terdalam. Lalu seorang
ayah—yang tersulut api-asmara-membiru—
bergegas membantu menusukkan satu demi satu
tusukan-bambu ke hati istri yang ia sayangi itu.
“Nak, sate hati sudah matang!” Lalu ibu
membawanya ke ruang makan tengah- dengan
menyembunyikan dada yang masih terbelah.

Dan ibu mempersilakan si anak untuk makan.
Hal tak terduga terjadi padanya. Pada gigitan
pertama: ia dapat merasakan pedas derita
seorang ibu yang begitu papa. Pada gigitan
kedua: ia dapat merasakan manis cinta
seorang ibu kepada buah hatinya. Setelah
gigitan terakhir: lumat sudah hati di lidahnya.
Sebelum ia telan, ia menanyakan,
“Dari mana ibu mendapatkan?”.

(2022)

*****

Editor: Moch Aldy MA

Dzikron Rachmadi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Dapatkan tulisan-tulisan menarik setiap saat dengan berlangganan melalalui email