Menepi dengan Secangkir Kopi

bill laudrix

3 min read

Pernahkah Anda merasa bahwa hidup ini berjalan begitu cepat?

Terkadang, dalam hiruk-pikuk aktivitas sehari-hari, kita lupa untuk merenung dan benar-benar merasakan momen. Hidup terasa berlalu begitu cepat sehingga kita melupakan nilai dari setiap momen.

Namun, ada tempat yang mampu memperlambat waktu: kedai kopi slow bar.  Ia hadir sebagai oase untuk menikmati setiap detik dalam kehidupan.

Mari kita telusuri lebih dalam bagaimana pengalaman di slow bar bukan hanya mengajak kita dalam perjalanan emosional, tetapi juga menggabungkan unsur-unsur kopi yang memperkaya setiap momen.

Dalam lensa teori psikoanalisis Sigmund Freud, kita dapat menjelajahi bagaimana perasaan manusia dan aroma kopi bisa membentuk ikatan harmonis dalam pencarian keseimbangan dan kebahagiaan.

 

Menikmati Kopi dengan Hati-hati

Kedai kopi slow bar biasanya tidak terlalu besar. Nah, ciri khasnya: bukan hanya minuman kopi yang dijual, tapi juga ilmu kanuragan tentang kopi yang dibagikan sesama penikmat kopi. Di tempat ini, Anda tidak cuma bisa meminum, tapi bisa tahu asal-usul biji kopi, jenis-jenisnya, proses dari cuci hingga roasting, hingga berita-berita terbaru seputar kopi dan drama di dalamnya.

Jika Anda ingin secara intens mengetahui hal-hal semacam ini, tinggal tanya aja kepada pemilik bar atau sesama pengunjung. Di slow bar, menu kopi tidak sekadar diseduh, tapi sering kali dengan metode yang agak rumit dan perlu waktu, seperti kopi manualan yang difilter, paling umum, sih, V60. Dan biasanya, yang bertugas di slow bar sudah punya pengalaman bertahun-tahun dan rekam jejak yang panjang.

Ketika memasuki slow bar, dunia seakan berubah. Semua melambat, seperti menghirup aroma kopi yang dibiarkan mengendap secara perlahan. Di sini, kita tidak sekadar mengonsumsi, tapi meresapi setiap momen dengan hati-hati.

Dalam pandangan Freud, kehati-hatian melibatkan upaya ego untuk mengelola konflik internal antara dorongan-dorongan tidak sadar dan tuntutan realitas sosial. Mekanisme pertahanan diri ini membantu individu menjaga keseimbangan psikologis, meskipun mungkin menghasilkan distorsi dalam persepsi dan pemahaman diri.

Dalam konteks Freudian, slow bar ini mirip dengan proses eksplorasi alam bawah sadar kita, di mana kita bisa menemukan emosi yang tersembunyi dan terabaikan.

Kalau Anda tipe yang tidak terlalu suka keramaian, hiruk pikuk dunia, suka nongkrong sendirian, atau ingin berbincang dengan orang yang mengerti soal kopi, slow bar bisa jadi pilihan yang tepat. Biasanya kedai kopi yang punya kursi di depan meja bar mengklasifikasikan dirinya sebagai slow bar.

Di antara warna dinding yang hangat dari slow bar, aroma kopi yang memikat segera menyelimuti. Manipulasi emosi terjadi di sini. Suasana yang mengubah rasa takut menjadi nyaman. Ini adalah wujud dari pertahanan diri dalam psikoanalisis, di mana kecemasan diubah menjadi suasana hati yang lebih positif.

 

Refleksi dan Penemuan Diri dalam Secangkir Kopi

Di pojok yang tenang slow bar kita diberi waktu untuk merenung. Pikiran mengalir seperti air panas yang meresap melalui biji kopi. Seperti yang dikemukakan Freud, introspeksi mengajarkan kita untuk mengeksplorasi diri kita dan menggali aspek yang tersembunyi dari emosi kita.

Teori Freud tentang introspeksi dan refleksi mendorong kita untuk menjelajahi dimensi emosi dan pikiran yang tersembunyi dalam diri kita. Introspeksi mengajarkan kita untuk menggali lapisan bawah sadar, mengungkap alasan di balik emosi dan tindakan kita. Sementara refleksi melibatkan peninjauan ulang atas pengalaman yang kita alami, membantu kita memahami motif dan pola perilaku yang mungkin tidak langsung terlihat. Melalui pendekatan serius ini, kita dapat lebih sadar terhadap kompleksitas diri kita sendiri.

Pandangan Freud tentang sublimasi hadir dalam kedai kopi slow bar ketika kita mengeksplorasi rasa kopi. Seperti mentransformasi energi negatif menjadi sesuatu yang lebih positif, kita menciptakan kepuasan dari sentuhan rasa yang lembut. Aktivitas ini adalah sublimasi dalam aksi, yaitu mengalihkan dorongan-dorongan tersembunyi ke dalam sesuatu yang lebih membangun dan memuji.

 

Sensasi Estetika dan Kepuasan Sensori

Setiap aspek visual dan aroma di kedai kopi slow bar merangkul sensasi estetika dan kepuasan sensori yang menenangkan. Prinsip kesenangan estetika dan sensasi dalam kehidupan manusia dalam pandangan Freud tercermin dalam perincian yang disusun dalam setiap tegukan kopi.

Di kedai kopi slow bar, kita memiliki kendali penuh atas pengalaman kita. Dari memilih biji kopi yang akan diseduhkan hingga menentukan cara penyeduhan. Ini mencerminkan pandangan Freud tentang kontrol dan kepuasan dalam menjaga keseimbangan emosi.

Dalam pandangan Freud, kontrol dan kepuasan dalam menjaga keseimbangan emosi menjadi aspek penting dalam perkembangan individu. Konsep ini dapat dikaitkan dengan peran kopi dalam kehidupan sehari-hari. Seperti kebutuhan akan kontrol emosi yang menggerakkan seseorang untuk menggali aspek tersembunyi dalam diri, konsumsi kopi pun bisa menjadi sarana untuk mengendalikan suasana hati.

Dalam momen ketika kita merasa perlu menyeimbangkan diri, secangkir kopi bisa menjadi teman dalam menjalani introspeksi dan meraih kepuasan, seolah-olah menemukan keseimbangan dalam cangkir penuh aroma yang mampu merangsang pikiran dan menenangkan jiwa.

 

Merangkai Emosi dalam Setiap Tegukan: Seperti Menyeduh Kisah Kehidupan

Ketika semuanya dihubungkan, slow bar adalah medan emosi yang menakjubkan. Dari ketenangan hingga pemikiran mendalam, dari menciptakan cita rasa hingga menghargai pengalaman sensori – semuanya merangkai perjalanan emosi manusia. Di sini, slow bar berperan sebagai penerjemah aroma dan cita rasa kopi yang menenangkan dalam perjalanan jiwa kita.

 

Ngopi dan Kebahagiaan

Kita sering mendengar bahwa minum kopi bisa meningkatkan suasana hati. Ini sejalan dengan prinsip-prinsip Freud di mana kenikmatan sensori seperti merasakan rasa kopi dapat memicu rasa bahagia dan kepuasan dalam diri kita. Bagi banyak orang, momen ketika rasa kopi menyentuh lidah adalah puncak kepuasan. Rasa hangat yang menyebar dalam tubuh dan aroma yang memikat dapat memberikan sensasi kebahagiaan yang mendalam.

 

Menyatu dalam Aroma dan Rasa

Dalam alur hidup yang semakin cepat, slow bar mengajak kita untuk melambat. Seperti prinsip Freud bahwa memahami alam bawah sadar adalah cara untuk menjelaskan perjalanan emosi manusia, slow bar mengajarkan kita untuk menemukan kebahagiaan dalam rasa kopi yang menenangkan dan perenungan yang dalam. Jadikanlah slow bar sebagai tempat untuk mengukir kenangan, merenung, dan merayakan kebahagiaan dalam setiap detik dengan aroma dan cita rasa kopi.

***

 

Editor: Ghufroni An’ars

bill laudrix

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Dapatkan tulisan-tulisan menarik setiap saat dengan berlangganan melalalui email