Kekalutan dan Puisi Lainnya

aji royan nugroho

2 min read

kekalutan

sebentar dari pergerakan
jalan—selang sepi
tak bermandi cahaya
menyusup dingin
sendiri dan terbawa
lalu orang-orang ke mana?

nyala di setiap rumah
berpendar di kepala
depan halaman
yang tak menampakkan
muka-muka
dan dalam ruang
yang mengapung kehangatan

keterasingan
bersading dan diaduk
: rasa takut
keadaan terlalu fatal
untuk dimengerti
di balik punggung alasan

bagaimana bertarung
dengan perasaan bawaan
sering menyampaikan
pesan kegelisahan
noktah bisikan
turut bepengaruh
pada hati yang pasang

sebenarnya suara luar
hanya gemuruh
dan kau sudah berteduh
kilat yang membentuk
akar itu mengenai
tumbuhan paling menjulang
sembunyi meringkuk
debar-debar kembali
berirama

seperti hari sedikit kata
kesendirian menyimpan
tumpukan kalimat berbuku
lama menjadi lebam
kesekian

Bantul, 2023

maya fantom

ceruk mata sedikit kabur
menatap figura foto yang
ada di posisi saat berhadapan
dengan dinding-dinding langit
engkau saat dahulu

waktu yang dilalui
ternyata banyak dijawab secara nisbi
kenyataan bahasa dan kelahiran
mendalami dunia
dengan cara bertahan
dari deretan kegelisahan

melihat cermin
terjadi rasa khawatir
seluruh darimu
tampak direnggut
dan terus mengalami
penderitaan kekurangan

yang dialami
hanya seolah seperti
menampik saat ini:
tak begitu saja,
segalanya dibentuk
oleh hari di belakang

segalanya berlumur fakta
di mana-mana
lagi-lagi persepsi
dan bergantung pada
kemauan ini itu
hasrat kemelekatan
usik dan pura-pura

berdamping sederhana
bertajuk damai
daulat ketidakpastian
dan berterima diri

Bantul, 2023

lubang-lubang kosmik

pergerakan ini seperti ulir
yang pada selanya memenuhi
debu dalam partikel paling kecil
disebut juga lubang-lubang kosmik
dalam miniatur berjalan atas sendirinya
mengada bukan karena-karena

jarak antara kita dan benda-benda
terpaut dari kesadaran
barang mengenal
membedakan yang ada
sesuatu hal dari kemampuan
dan bisa berkompromi dengan sosial
wujud dari tumbuh harus bisa bersepakat

tentang keadaan
kita memasukinya
bagian dari waktu dan ada
memapah untuk keduanya
merasuki tubuh
dan mendayagunakan
peluang saat sekarang

memeluk saat ini
dimengerti berdamai dengan tiang realita
sebuah fantasi yang terus hidup
dalam keadaanya nyata:
kepemilikan yang belum penuh
terhanyut mimpi:
bertarung dalam bicaramu sendiri

Bantul, 2023

jejak kaki

kehidupan percepatan
agar segera tiba sebelum waktu
dengan bahan bakar tubuhmu
juga pikiran yang dipijakkan
selalu menciptakan kekacauan
lalu menghiraukan ruang spasi
yang dibutuhkan kerunutan

jejak kaki itu menopang
tiap-tiap jalan yang kita lalui
kemudian diputus oleh
bagian kanan dan kiri
dan disatukan kala
berhenti barang
bertikai untuk mengingat
lupa sederet nama-nama

bagian dari langkah
jika dihitung lagi
akan sampai pada kembali
represi ingatan
merapas sebagian ruang
dari gudang kesadaran
yang jika kau panggil
untuk sekadar diucap
seketika tersampai
lebih dekat lagi
bagi pendengar

lewat garis dari pergerakan
ke sekat-sekat belakang
seberapa yang sudah dilewati
menjadi sisi-sisi sejarah diri
jejak yang tertinggal
telah terhapuskan
atau tertumpuk
bangunan yang bergantung
suri tenunan laba-laba

fitrahnya penyisiran ke belakang
menjadi rindu untuk didiami lagi
daripada tahun depan
pasti lebih banyak air mata:
guratan-guratan duka

Bantul, 2023

tentang akan

semenjak kita
berperan perupa dan yang lain
memeluk jalan takdir pribadi
meraih hari; menulis catatan kecil
yang disetor di repositori sang pemilik
mampukah aku bisa sedekat itu
menguarkan makna di selubung udara
barangkali juga menari dengan penonton tunggal
setia dengan sorot lampu di mana pun
sungguh panggung ini milikmu

di pengembaraan ini
kita lekat bergantung harapan
untuk hal mungkin di hari esok
akan jadi seperti apa
dan diulang-alik pada
jarak kita bertumbuh
apakah itu ketakutan?
jika memang, kita tak pernah
benar sadar untuk hadir
di hari ini

melalui sederet kata
yang digubah seperti kalimat
dan mampu bersuara
pertanyaan kita masihkah sama
saat mewaktu kecil tentang
keberanian menjadi dewasa
bukankah masa itu layak
untuk disebutkan mimpi yang bertabur
dan ketika dewasa masih saja ada
bayangan-bayangan di depan
dari segenap upaya runtuh
berulang kembali menaiki tangga
betapa banyak juga digambarkan
raut tua yang terlihat baik saja
sedikitpun tak semenakutkan

apa yang terjadi masa kini;
lebih banyak menghuni yang berlalu;
atau tentang kemudian yang ideal
kesadaran kita sekarang rapuh
dibelai bintang-bintang di luar

Bantul, 2023

*****

Editor: Moch Aldy MA

aji royan nugroho

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Dapatkan tulisan-tulisan menarik setiap saat dengan berlangganan melalalui email