Pemimpi pagi, pekerja malam

Ledakan Tanya dan Puisi Lainnya

Muhammad Farhan Azizi

1 min read

Puncak Bukit Jabatan

undercover di perguruan tinggi
menyapa sadar di sisi.

samar sekali;
mahasiswa baru berlindung lugu,
birokrasi berlindung pagar administrasi.

pergaulan bebas tak kenal aturan;
di gedung megah tempat kuliah
dua tubuh tampak menyatu.

korupsi juga tak kenal lapangan;
selama ada rumput yang bisa dicabut
di puncak bukit jabatan
uang bertabur harus tetap dipungut.

(Malang, 2022)

_

Ledakan Tanya

/1/

malam jadi api berkobar, membakar pertokoan di pasar besar. bulannya kepulan asap, membuat kabut di dalam kamar, penjara tanpa jeruji yang sama sekali tak pernah diterangi. kasur jadi bumi yang tiada henti digusur. bantal setiap hari ditiduri oleh pikiran yang bebal. selimut mengkafani gulungan kabel di tubuh manusia tanpa kesadaran, resah-gelisah merasakan asamnya kenyataan. hewan-hewan kelaparan tak menemukan makanan. tumbuhan rebahan, tak berdaya menghayalkan perputaran rantai makanan.

/2/

‘duar’;
dunia meledak memuntahkan sosok menyeramkan,
yang penuh keinginan menundukkan.
memberi makanan dan minuman
untuk siapapun, yang katanya tahan akan godaan.
di mana anakku?
di mana orangtuaku?
di mana guruku?
di mana temanku?
di mana peliharaanku?
di mana semuanya?

/3/
Ledakan tanya bermunculan
menyusul bunyi ledakan,
apakah kepada;
Tuhan/alam/sosok menyeramkan?
kehausan/kelaparan/siksaan/kebahagiaan?
manusia/cahaya seluruh alam semesta?

(Malang, 2022)

_

Menjumlah Kesenangan-Kesakitan

kenyang kah rasa senang itu;
berada di atas segalanya,
mengubur lapar sedalam-dalamnya.

belum tentu,
jumlahkan dahulu,
baru kau bisa tahu itu.
menjumlahkan kesenangan
perlu bersamaan; tak terpisahkan
dengan kesakitan, kesedihan, kelaparan.
diperhitungkan secara berimbang, bertemu di pertengahan.
mendapatkan hasil memuaskan yang penuh keseimbangan
: sehat-sakit menjadi satu,
lapar-kenyang menyatu,
sedih-bahagia selama-lamanya.

bukan,
bukan begitu, kawan;
kesenangan pangkal tujuan,
apapun itu akibatnya, kesenangan harus diwujudkan.

bukan hanya apa yang terlihat,
kesenangan adalah semua yang dapat dilihat:
apa yang terdengar bukan hanya yang didengar,
tetapi semua yang dapat didengar.

keinginan adalah jalan kesenangan;
menjadi babi yang memuaskan, tak kalah tinggi
dari babi yang terpuaskan, bukan?

aku tak setuju
namun tetap mengangguk,
sebab babi yang berlari
tak bisa belok kanan-kiri.

(Malang, 2022)

_

Kebenaran Palsu

kawan menyodor gelas di tangan,
sama sekali tanpa memikirkan
perasaan gelas yang ditabrakkan.
‘ting…’ bunyinya—walaupun indah—
mencongkel mata yang kosong tatapan
berkelindan kesenangan dan kesalahan.

gelas pecah tanda tak mampu
menahan kencangnya teriakan kebenaran palsu
dari sang tuan yang tak pernah menimbang
perbuatan sebelum penyesalan.

(Malang, 2022)

_

Air Dua Warna

/1/ Air Hitam
air hitam lekat di kertas berwarna kekuningan,
mengalir mengikuti suara monolog orator tunggal;
membacakan petunjuk arah yang sakral,
tak toleransi sama sekali pada mereka yang bebal.

/2/ Air Merah
acap tak lekat pada kertas,
air merah mengalir dari sumber segala salah,
tertancap amarah dosa-dosa pustaka.

(Malang, 2022)

_

Udara Pagi di Malang

menyerang tubuh sampai tulang
tiada ampun dan tanpa umpan,
namun selalu memberi ampunan.

di suatu tempat di Malang
dari pagi sampai siang
anginnya begitu ribut
membuat semua manusia terbang
ke puncak bahagia
—kesenangan yang hanya sementara.

tak patut kita lena pada bahagia.
tetap terus mencari ampun apapun
kepada dia Sang Penentu arah
adalah cara agar angin tak marah-marah.

(Malang, 2022)

*****

Editor: Moch Aldy MA

Muhammad Farhan Azizi
Muhammad Farhan Azizi Pemimpi pagi, pekerja malam

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Dapatkan tulisan-tulisan menarik setiap saat dengan berlangganan melalalui email