Lanskap Gaza
saat hari makin petang
ada gedung-gedung telentang
juga kerincing selongsong
di lorong-lorong
tubuh seperti koin menggelinding
riuh senapan makin bising
dan hidup seolah tak berarti
dalam dentang artileri
remah dinding dan mesiu
pelan-pelan tersapu
Lampung, 2024
–
Saat Lagu Dimainkan
—Awan
Saat sound memainkan melodi sebuah lagu
Di meja bar, hidup terjentik jatuh bagai abu
Dan kau menyuling tubuh ibu
Dalam perbincangan sekeruh robusta
Mengucur semua yang berlalu:
Kesedihan mendesis setiap waktu
Di antara tiang dan pintu rumah
Yang kau lupa alamatnya.
Adakah kasih sayang ibu serupa roti?
Setiap yang datang mengambil
Potongan ibu di piring wejangan
menyisakan remah bagi tuan rumah.
Lirik lagu makin lirih
Malam menggumpal
Dalam matamu
Yang seburam bohlam.
Lampung, 2024
–
Koma
Di luar jendela
Wajah-wajah lekat di kaca
Desis percakapan dan derit keranjang
Saling silang.
Ada gelembung-gelembung pecah
Dalam tabung warna toska
dan kamar yang kian sesak
oleh doa-doa
Saat gelombang denyut
Menyala di muka layar
sendat nafas menebalkan embun
di sisi masker
Kuraba punggung tanganmu:
Apakah desir hidup
Atau maut
Mau berpaut?
Lampung, 2024
–
Bus Pukul Lima
Sebelum bus melaju pukul lima
kau simpan kisah
dalam gurat tinta
di tiang halte yang basah
Lampung, 2024.
*****
Editor: Moch Aldy MA