Saya rasa, tagline “Perubahan” tidak hanya cocok disematkan kepada tokoh politik, seperti tagline “Perubahan” yang diusung oleh pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar saat Pemilu 2024 lalu. Tagline ini juga tepat untuk disematkan kepada pelatih timnas Indonesia, Shin Tae Yong. Ia memang tidak pernah mengungkapkan tagline itu secara langsung, tetapi ia langsung mempraktikkannya sehingga tagline tersebut melekat dan cocok pada dirinya.
Publik mengakui bahwa pelatih asal Korea Selatan itu telah berhasil melakukan perubahan besar-besaran dalam pola permainan timnas Indonesia. Maka tidak salah jika Shin Tae Yong dijadikan sebagai tokoh perubahan olahraga di Indonesia.
Tulisan ini bukan untuk membahas strategi permainan ala Shin Tae Yong di lapangan, melainkan untuk menilik strategi buatannya dalam mengubah kebiasaan para pemain timnas sehingga kualitas mereka menjadi lebih baik.
Dimulai dari Perubahan Kecil
Pada bulan Ramadhan kemarin, saya membeli buku Atomic Habits karya James Clear. Buku ini merupakan temuan dan hasil pengalaman pribadi James dalam mengubah pola hidupnya setelah mengalami kecelakan hebat yang mengakibatkan cedera menahun. James berhasil mengubah pola hidupnya menjadi sangat baik. Baginya, kesuksesan yang besar bukan dihasilkan dari pikiran dan usaha-usaha yang besar. Kesuksesan besar justru berasal dari efek gabungan perubahan dan keputusan kecil.
Baca juga:
Bibit setiap kebiasaan adalah keputusan tunggal yang sangat kecil. Namun, bila keputusan ini diulang, kebiasaan akan berakar dan tumbuh semakin kuat. Sederhananya, perubahan-perubahan kecil yang terkesan remeh, yang dilakukan secara terus-menerus, baik disadari maupun tidak, pada gilirannya akan memberikan hasil yang sangat dahsyat.
James juga mengatakan, untuk mencapai kesuksesan yang besar, lupakan sasaran dan mulai fokus pada perbaikan sistem. Seperti yang dikatakan Scott Adams, kartunis di balik komik Dilbert: sasaran berbicara tentang hasil yang ingin dicapai, sedangkan sistem adalah proses yang mengantarkan kepada hasil-hasil itu.
Dalam konteks olahraga, gambaran sederhana antara hasil dan sistem kira-kira begini: “Bila Anda seorang pelatih, sasaran Anda mungkin memenangkan kejuaraan. Sistem Anda terdiri atas merekrut pemain, mengatur asisten pelatih, dan mengadakan latihan pelatih.”
Selain melakukan perubahan-perubahan kecil dan lebih fokus memperbaiki sistem atau proses ketimbang memikirkan hasil, mengubah identitas juga merupakan cara untuk menjemput kesuksesan yang besar. Maksud dari mengubah identitas adalah mengubah keyakinan tentang pandangan diri sendiri terhadap dunia, citra diri, serta penilaian terhadap diri sendiri dan orang lain. Dengan mengubah identitas, kita akan mulai fokus pada sosok diri yang kita inginkan.
Perubahan ala Sin Tae Yong
Kehadiran Sin Tae Yong menjadi angin segar bagi dunia sepak bola Indonesia. Hal ini terlihat dari kualitas permainan timnas Indonesia yang mengalami perubahan signifikan, baik dari kondisi fisik maupun tingkat kepercayaan diri. Kedua hal ini menentukan stabil tidaknya permainan.
Sejak pertama kali menjadi pelatih timnas, Shin Tae Yong mulai fokus merombak total pola latihan timnas yang pernah dilakukan oleh pelatih sebelumnya. Mantan pelatih Korea Selatan ini menyadari betul bahwa permainan akan menjadi stabil bila kondisi fisik dan psikis matang.
Baca juga:
Untuk mematangkan keduanya, yang diperlukan bukan keseriusan pemain saat sesi latihan, melainkan pola hidup sehari-hari yang teratur di luar waktu latihan. Ini semua dimulai dari kebiasaan-kebiasaan kecil yang kerap kali dianggap remeh. Misalnya mengabaikan hal-hal tidak penting di media sosial untuk menghindari pikiran yang berlebihan, meluangkan waktu pagi dengan jalan santai atau lari-lari kecil di halaman rumah, istirahat yang cukup, lebih sering bersyukur daripada mengeluh, menciptakan suasana yang hangat atau kekeluargaan, dsb.
Yang tak kalah penting dari kematangan fisik dan psikis adalah disiplin. Fisik dan psikis bisa menjadi matang manakala rutinitas dilakukan secara disiplin. Banyak sekali hal kecil atau remeh dalam kehidupan sehari-hari yang dapat menumbuhkan kedisiplinan. Di antaranya, meletakkan pakaian di tempatnya, menjaga kebersihan badan dan lingkungan sekitar, berpenampilan rapi dan sopan, beribadah sesuai dengan waktu yang diatur agama, dsb. Kebiasan-kebiasan kecil seperti ini menjadi perhatian serius Shin Tae Yong kepada anak didiknya.
Selain memperhatian perubahan-perubahan kecil, pelatih kelahiran 11 April 1970 ini juga fokus memperbaiki sistem dan terus mencari jati diri timnas Indonesia. Persis seperti yang dikatakan James Clear, dalam memperbaiki sistem dan mencari jati diri, Shin Tae Yong mengajak anak didiknya untuk tidak fokus mengejar target juara dan memikirkan komentar-komentar tidak penting dan menjatuhkan dari netizen.
Kurang lebih selama dua tahun proses ini dilakukan, barulah pada tahun ketiga dan keempat buah dari proses itu tampak. Bukti itu terlihat dari skema permainan yang mulai teratur, miss komunikasi antarpermain mulai teratasi, kondisi fisik tetap stabil hingga menit terakhir, dan perubahan lainnya.
Banyak pencapaian yang berhasil diraih oleh timnas selama dilatih Shin Tae Yong. Namun, ada tiga momen yang paling berkesan dan bersejarah. Pertama, Indonesia berhasil mengakhiri kutukan 20 tahun tak pernah menang di Stadion My Dinh, Hanoi, markas Vietnam dalam kualifikasi Piala Dunia 2026. Kedua, timnas senior, U-20, dan U-23 berhasil lolos ke Piala Asia. Dan ketiga, timnas berhasil mencapai tahap semifinal Piala Asia U-23 2024 dengan menumbangkan Korea Selatan.
Editor: Prihandini N