Kita Masih Punya Waktu Berciuman
untuk may
sore yang merah
dan gaunmu yang panjang
tergerai membentuk peta-peta
yang belum dijelajah
bagaimana kabarmu di Jakarta?
sementara halte-halte busway
terbakar dan hujan risoles isi
keju membuat jalanan semakin
sesak dan lengket
aku tetap saja mendoakanmu
dari balik pintu WC, keran
mampet, kudapan coklat
mengeras di sela-sela gusi,
berharap malaikat membawa
guci berisi nama-nama
di antara nama-nama itu
ada namaku bersanding
dengan namamu yang pecah
tanah liat sungguh tak bisa
diharapkan, terlalu utopis
hari ini serial la casa de papel
telah rilis, tokyo meninggal
tokoh yang begitu kau cintai
dan aku terkubur di sekuel paling
akhir terbujur kaku sambil menonton
dirimu menyanyikan Arctic Monkey
sementara layar sudah gelap
kita masih punya waktu untuk berciuman
sebelum identitas kita dihapus untuk sementara waktu
2021
Tubuh Aktor
Lampu sorot menghantam mata
tubuhnya terbelah, kunang-kunang
berserak di perut, dada bercahaya
kumbang emas berlompatan
di punggung daun, seluruh ingatan
menguar
kisah-kisah masih terus berlanjut
sebelum tubuhnya tersusun kembali
sebelum penonton terakhir pulang
menggenggam api dan segelas air mata
2021
Kuburlah Dirimu di Tanah Tak Dikenal
ada bercak bir tumpah
di dada kirimu yang berlubang
dihantam nyeri tiada henti
kini, tiada lagi lullaby
sebelum tidur
menidurkan angan
dan bayangan masa depan
di sekujur tubuhmu
telah kubasuh dengan
air mawar dan kenangan
kenangan menguar
lewat kaki-kaki telanjang
yang berjalan tiada henti
dan tak sempat lagi
berkisah rabi-rabi
yang mati dikebiri
andai saja, waktu diputar
dijilat dengan rakus
dan dicelup di sumur tua
ember tenggelam di
dasar dan kau yang
kehilangan dirimu
sekian kali
2021
Sorga yang Mendung
Malaikat Jibril mengirimkan kabar
lewat desah daun, hujan yang bocor
dari perut buncit langit, tanah yang pasrah menampung air tanpa menggugat;
kapan ia berhenti melubangi dada orang-orang kecil
Sorga yang mendung, teriak petir
suasana hatimu yang semakin kacau
dan penduduk bumi bertanya-tanya,
inikah momen dimana Tuhan bersedih?
hari ini cuaca sorga sedang kelabu
dan dirimu yang pergi begitu saja
tanpa meninggalkan isyarat bahkan
tak tercatat pada seismograf para malaikat
2021
Nasib Sutradara Dobol
inilah kebencian nyata
saat sutradara itu menuliskan
ending naskah yang buruk
semua orang mati, dalam pelukan dirinya sendiri
orang-orang tidak terima
menuntut sutradara sialan itu
agar diadili, dipotong tangannya dan pelurunya
karena ia telah mencuri kewajaran akhir cerita
sastra koran yang itu-itu saja
para penyair dan sastrawan
diam bak batu dalam akuarium
tidak ada yang bikin petisi
apalagi membelanya
ia layak dihukum, dibredel pentas teaternya, dilarang manggung
dan di akhir, ia harus membuat naskah
yang menggambarkan betapa
lacurnya dia, agar orang-orang
tak lagi pergi menonton teater
agar orang-orang tak lagi membaca Sastra Indonesia
2021