Penulis yang sehari-seharinya berprofesi sebagai babu kucing.

Kembang Api di dalam Kepala dan Puisi Lainnya

Aya _

1 min read

Yang Menyala-nyala

sudah biarkan saja
kembang api itu
meletup-letup
di kepalaku
biar kurayakan
segala sesal
dan masa-masa
lampau

menguap seperti
belerang
di tahun baru

jangan lagi kautanya
mengapa?
karena sungguh
musim penghujan

(Kalimantan Tengah, 28 Mei 2022)

Kota yang Tak Pernah Kelelahan

segalanya berjalan cepat
di kota ini
orang-orang sibuk
berlari-lari
mengejar sesuatu yang entah
seperti apa bentuknya

dan di keramaian
yang menyesatkan itu
aku
masih saja merasa kehausan
meski berjalan paling pelan.

(Kalimantan Tengah, 17 Mei 2022)

Ego Anak Kecil

/1/

hari-hari sebagai anak kecil
telah selesai
ayah tak lagi bercerita tentang bintang-bintang
atau mengajariku cara berenang

kini, aku diizinkan pergi
berlayar
bersama ayah, tentunya
ia mengajariku cara membaca
lautan, juga mendengarkan
percakapan ikan-ikan

/2/

hari-hari berlalu terlalu cepat
dan menyenangkan
meski ibu selalu marah saat kami pulang

katanya
anak perempuan
tak boleh begini dan
tak boleh begitu
lalu
aku diberi hukuman
: menyalin kitab kesabaran, atau
belajar cara memasak keputusan

/3/

sampai suatu hari
bintang di seberang memanggil namaku
tiga kali
aku nekat berlayar sendiri
tanpa ayah dan
tanpa petunjuk arah
hanya bermodalkan sebongkah berani, juga
ego anak kecil dalam diri

tapi, ternyata
laut tak anggapku teman
ia mengamuk
perahuku karam
asin, pengap, perih
paru-paruku mulai disesaki keputusasaan

/4/

detik-detik terakhir,
paus yang dikirim ayah datang
dibawanya aku pulang
ke pelukan ibu
dan aku
kembali menjadi anak kecil
lagi

(Kalimantan Tengah, 28 Agustus 2022)

S’endormir

jiwamu tercecer, lagi
kali ini
ia jatuh di sebuah taman bermain
tak ada seorang pun
di sana
dan lampu-lampu sedang mati suri

ia menangis di ayunan
yang diam;
tak ada angin,
tak ada teman
mustahil main jungkat-jungkit
sendirian

aku melihatnya
saat sedang berburu

bintang-bintang

kegelapan berusaha memakannya

pulanglah ke tempat pemilikmu!

tapi, ia diam saja
entah karena trauma atau apa
aku tak punya pilihan lain
selain membacakan dongeng
hingga ia tertidur
di ruangan paling luas di rumahku
; hatiku

cepatlah datang menjemput
sebelum ia lupa
siapa pemiliknya

(Kalimantan Tengah, 25 Agustus 2022)

Mengulang-ulang

pertanyaan-pertaruhan

terus mengambang
di lautan
badai dan ombak asik
kejar-kejaran
sedang pantai
masihlah sebaik-baiknya
tempat pulang
seperti biasa

pasangsurut-
surutpasang
laut masih asin juga
rasanya
pantai juga masih saja
jadi prahara
antara sekawanan kepiting
dan kerang
seperti biasa

lalu
di antara laut dan pantai
selalu ada manusia-
manusia mabuk pesta
perayaan tutup usia
yang tak tinggalkan jejak
apa-apa
seperti biasa.

(Kalimantan Tengah, 07 September 2022)

*****

Editor: Moch Aldy MA

Aya _
Aya _ Penulis yang sehari-seharinya berprofesi sebagai babu kucing.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Dapatkan tulisan-tulisan menarik setiap saat dengan berlangganan melalalui email