Tumbang
kau melempar cermin ke hadapanku
untuk melihat diri sendiri
tetapi belum sempat ditangkap,
cermin jatuh, pecah di meja
dan serpihannya masuk ke dalam mata
sebuah tangan menyentuh bahu
aku langsung menyikutnya
suara tembakan terdengar keras
seperti preman ngajak berkelahi
ada benda yang menusuk dada
tapi bukan hinaan perempuan
dan di belakang, seseorang mengerang
mengancam. bunuh, bunuh saja, kataku.
dari dalam mataku keluar kelelawar
dari dalam kepalaku keluar ular kobra
aku terjatuh, dan kutinggalkan pikiran
yang gelap.
sebelah mata yang masih melihat pun
menikamku saat dunia menayangkan
perempuan yang kucintai, tengah berpelukan di depan pintu
bersama lelaki yang bukan aku.
–
Cancel Bunuh Diri
kau balut lengan dengan kain
dan ikat kencang-kencang
dengan mata tertutup, pergelangan tangan
ingin kau bacok tanpa rasa takut
namun ketika pisau kau ayun, kau bertanya,
“mengapa tak mencegahku?”
aku pun menjawab, “bukankah
kesepian lebih mematikan
daripada bunuh diri?”
lalu kau menikamku.
–
Ovt
dengan kecepatan tinggi, aku
ingin menghantam tronton
yang berlawanan arah
itu lebih nyata: sakit dan matinya
daripada cinta berhenti di tengah jalan.
dengan kecepatan tinggi, aku
dengar jerit hatiku yang jatuh berantakan
seperti suara seseorang, sesaat sebelum terlindas.
akan lebih indah mati dipertontonkan
hidup cuma perkara terbelakang
dan terdepan
sedangkan hidupku,
hanya stagnan.
dengan kecepatan tinggi
dengan kecepatan tinggi
ingin kuterabas lampu merah sekaligus
aku sudah kapok menunggu.
–
Bersama Wiski
aku lihat dunia ini. hidup tidak
baik-baik saja, tetapi orang-orang
tersenyum dalam lembutnya
ketakwajaran dan ketakwarasan.
–
Mulutmu Api
di hadapanmu
aku ibarat lilin pendek
terbakar
oleh seluruh ocehanmu
sisa harapan hari itu
telah habis
bergeming dalam asbak kuno
aku tak ingin berlama-lama lagi
aku tak ingin berlama-lama lagi
cinta selalu membuat lilin
takut dibakar.
–
Keluh Peluhku
Masih ada yang ingin kukeluhkan, kupu-kupu yang pernah
hinggap di kepala.
Tentang rambut-rambut
yang rontok dan ditumbuhi
keinginan bunuh diri.
Aku telah hafal bagaimana siasat
datang; seperti bunga gugur
di atas kubur
dan berbisik tentang tuhan
yang pemurah dan pemaaf.
Tahu dari mana kau,
ada tuhan di otak-hatimu?
Tahu dari mana kau,
tuhan tak pergi tinggalkanmu?
Tahu dari mana kau,
tuhan itu lebih baik dari hantu?
*****
Editor: Moch Aldy MA