Cerita Organis
Teriakan-teriakan itu
Sudah bercampur
dengan suara organ.
Sang organis masih
mencari nada yang harmonis,
di tengah teriakan-teriakan sumbang.
Bakar, bakar, bakar,
Bakar, bakar, bakar,
Bakar, bakar, bakar.
Organis itu masih setia
pada nadanya
Yang tak kunjung harmonis itu.
Sampai kapan ia bisa
bermain organ tanpa
teriakan dan makian?
–
Romantika
Aku melihat
Al-Qur’an dan Alkitab
berjejer bersama
di satu toko buku
tempat kita bertemu.
Aku jadi bertanya-tanya,
apakah katedral dan masjid
jika bernyawa
akan saling jatuh cinta?
–
Juruselamat
Setelah Yesus
memberikan celoteh-celotehnya,
Ia langsung memecah-mecah
tubuhnya dan
menguras darah-Nya
untuk menjadi bekal
para bestie-Nya.
Tapi tiba-tiba
datang seribu kompi pasukan
lengkap dengan aksesorisnya,
pentungan dan toa, sambil
ngamuk menyeru: “Jangan makan
tubuh itu, tubuh itu haram;
jangan minum darah itu,
darah itu haram;
Haram! haram! haram!
ini haram! itu haram!
lebih baik kalian
membantuku membakar
tempat ini agar tidak terjadi keharaman-keharaman yang lain.”
–
Nenek Tua
Kali ini, ampuniku
Tidak kuarahkan doaku pada-Mu.
Tuhan, ampuni aku.
Aku minta ampun
pada ciptaan-Mu
demi dapat ampunan-Mu.
–
Ode untuk Sepuh
Aku ibadahnya masih pemula,
tolong tutor dong,
puh sepuh.
Kepalaku selalu sujud,
tapi tak ke kiblat,
tolong tutor dong,
puh sepuh.
Tolong tutor ibadah
yang bener dong,
puh sepuh.
…
Tolong tutor beragama
yang lurus dong,
puh sepuh.
*****
Editor: Moch Aldy MA