I write words for a living. Sometimes they even make sense.

Hanya Hening Tersisa dan Puisi Lainnya

Rizal Nurhadiansyah

1 min read

JAGOAN

kata bapak dan ibu,
siapapun yang berpenis adalah jagoan
aku berpenis tapi bukan jagoan

jagoan adalah orang yang pandai berkelahi
konon penislah yang membuatnya begitu
tapi aku menepuk nyamuk pun kerap gagal

sudah besar aku masih belum jagoan
bapak dan ibu resah
aku pun resah ditagih jadi jagoan

suatu hari kupotong saja penisku
sehingga tak ada simbol jantan yang menyertaiku
kubungkus potongan penis itu, kukubur di buritan

bapak dan ibu murka, aku pun minggat
sedekade kemudian aku pulang ke rumah
sebagai manusia tak berkelamin
namun rumahku sudah tenggelam

konon, penis yang kukubur tumbuh menjadi pohon penis raksasa
lalu menyemburkan air seni hingga memenuhi desa
dan tak ada satu pun jagoan yang mampu menyelamatkan desa dari bencana.

HANYA HENING TERSISA

dalam tidurku, kumimpikan tuhan
aku bertanya banyak hal
tuhan hanya menjawab satu

“tuhan, mengapa aku laki-laki?”
“karena bukan perempuan”

TAKDIR

aku membaca kitab suci dan langsung jadi pendosa
aku sudah bukan laki-laki ketika aku memotong penisku
pasalnya tuhan menciptakan manusia hanya laki-laki dan perempuan

kalau aku bukan laki-laki atau perempuan,
apakah aku ini? setengah manusia, kera berakal,
daging berjalan, ataukah hasil evolusi ikan yang gagal?

dalam takdir, aku tak nyata
dalam tubuhku, takdir tak ada.

ANGGOTA DEWAN

aku anggota dewan tak berkelamin
suaraku seperempat pada setiap rapat
aku ingin nyaring tapi partaiku mengurungku dengan jaring

aku anggota dewan tak berkelamin
aku tak nyata bagi semua mata
aku nyata jika partai butuh angka
sebab aku laku dijual atas nama ‘setara’

aku anggota dewan tak berkelamin
aku dibenci pemuka agama
doaku pada tuhan mereka patahkan
dosaku mereka catatkan
pahalaku terlupakan

aku anggota dewan tak berkelamin
dan aku ada

PULANG

kuingin pulang ke masa lalu
kuingin jadi kayu yang hangus jadi abu

kuingin pulang pada ibu
yang membara seperti neraka
yang jauh seperti surgaku

kuingin pulang
ke mana pun
dan hilang

Rizal Nurhadiansyah
Rizal Nurhadiansyah I write words for a living. Sometimes they even make sense.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Dapatkan tulisan-tulisan menarik setiap saat dengan berlangganan melalalui email