Galeri Raos: Laboratorium Seni Rupa Kota Batu

Rahayu SJ

1 min read

Selama berabad-abad, pengetahuan lahir dan disebarkan melalui buku, diskusi, dan karya seni. Sejarah adalah pintu pertama yang membawa kita menelusuri pengetahuan apa saja yang telah lahir, tak terkecuali pengetahuan tentang sejarah masa lalu sebuah kota.

Galeri menjadi salah satu pintu sejarah yang dinikmati oleh berbagai kalangan. Sebagai  wadah untuk menggelar karya seni rupa, galeri juga digunakan untuk menampung kegiatan komunikasi visual antara kurator, seniman, dan kolektor melalui suatu kegiatan pameran.

Menyusuri kembali awal mula seni rupa di Kota Batu akan membawa kita pada Galeri Raos. Galeri ini adalah ruang kesenian plus pintu sejarah turunan dari kerja keras tiga serangkai Andri S., Djoeari S., dan M. Watoni dalam Pondok Kesenian Batu. Kelak, muncul pelukis besar dari sana seperti Koeboe Sarawan yang mengepalai kepengurusan Galeri Raos.

Galeri Raos berada di jantung Kota Batu, tepatnya Jalan Panglima Sudirman No.47, Ngaglik, Kecamatan Batu. Sayangnya, meskipun terletak di jantung kota, keberadaannya tak banyak disentuh wisatawan. Entah karena tak diminati wisatawan atau kurangnya edukasi dan promosi galeri—barangkali keduanya saling berhubungan.

Mengapa Kota Perlu Galeri?

Globalisasi menjadi tantangan tersendiri bagi kebudayaan di Indonesia. Globalisasi memengaruhi budaya bangsa dengan meleluasakan masuknya budaya asing dari luar. Budaya asing ini membuat budaya sendiri berubah, bahkan dilupakan, jika tidak ada benteng yang kuat. Keberadaan galeri sangat penting sebagai sarana melestarikan budaya bangsa dan andil pegiat seni lintas generasi dalam perkembangan seni rupa.

Galeri menjadi titik kumpul sekaligus ruang pameran bagi para seniman, masyarakat pemerhati seni, dan pelajar. Tak hanya sebagai ruang pameran, Galeri Raos mampu menjadi ruang untuk saling mengapresiasi budaya melalui dialog dan workshop seni rupa, baik yang diadakan oleh seniman Kota Batu maupun seniman luar kota. Beberapa penyelenggara acara kebudayaan yang pernah berkunjung antara lain Gramedia, Kompas, Dewan Kesenian Jakarta, Taman Budaya Jawa Tengah, Lembaga Persahabatan Indonesia-Amerika di Surabaya, para pengurus galeri swasta, dan masih banyak lagi.

Apresiasi Masyarakat

Sangat penting membiasakan masyarakat dengan kegiatan apresiasi seni rupa. Hal ini menyangkut kebutuhan seniman untuk mengomunikasikan karyanya yang menyangkut eksistensi dunia seni rupa di tengah-tengah masyarakat. Sayangnya, tingkat apresiasi masyarakat, khususnya di Kota Batu, terhadap karya dan geliat komunitas seni rupa masih rendah, baik secara kualitas maupun kuantitas.

Ketangguhan galeri dalam menjawab permasalahan rendahnya apresiasi seni masyarakat tak lepas dari fleksibilitas gerak galeri. Galeri dapat bergerak secara fleksibel merambah wilayah profit, idealisme, hingga edukasi seni rupa melalui wacana dan pengetahuan seni rupa yang bergulir secara progresif dan leluasa melalui berbagai kegiatan yang dilaksanakan di sana.

Munculnya Galeri Raos sebagai imbas dari pertumbuhan seni rupa di Kota Batu ternyata secara tidak langsung turut memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan tingkat apresiasi publik terhadap karya seni rupa. Melalui jalur non formal, Galeri Raos mampu memberikan pembelajaran apresiasi seni dengan cukup baik.

Baca juga:

Nah, kalau ada kesempatan bertandang ke Kota Batu, jangan lupa mampir ke Galeri Raos. Galeri Raos terbuka untuk umum dan dapat dikunjungi setiap hari pukul 10.00-21.00 waktu setempat.

 

Editor: Emma Amelia

Rahayu SJ

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Dapatkan tulisan-tulisan menarik setiap saat dengan berlangganan melalalui email