Dunia Ini Penjara
tiga orang berlalu lalang
dari mana hendak ke mana
berputar-putar bagai roda
orang 1 terus mencari
tapi tak kunjung ketemu.
orang 2 sudah ketemu
tapi selalu merasa kurang.
orang 3 merasa cukup
tapi hanya punya sedikit.
lalu dunia bicara pada mereka
kadangkala mengejek: nyenyenye!
kali-kali menertawakan: hahaha!
atau akan menggodanya: salam!
siapa di antara mereka
yang menaruh percaya
pada dunia, kelak dunia
akan mengkhianati
mereka.
sedangkan setan-setan
siap untuk menipu ketiganya.
(2023)
–
Jenis
Hei pujangga!
Seperti yang kalian katakan,
Cinta memang benar ada banyak jenisnya dan jenis yang sudah bersemayam di hatiku
adalah salah satu yang amat langka.
(2023)
–
Muhammad Nabiku
Wahai, kekasih Tuhan
Setelah Allah mengenalkan Diri-Nya padaku, Dia bercerita tentangmu: penuh cinta, baik hatimu.
Aku jadi ingin bertemu denganmu
& karena Allah aku mencintaimu.
Benarkah kabar itu? Bahwa kau pernah menangis sebab rindu serta cemas pada keadaan kami:
Umat yang beriman kepadamu tapi tak pernah melihatmu dan tanda kenabianmu.
Wahai, al-Musthofa
Kau begitu penyayang & kau ajarkan
daku apa itu cinta sejati;
umatku, umatku, umatku!
Mana kuasa batinku bayangkan pedihnya jerit itu; kau mau menanggung separuh derita semua umatmu
di saat-saat dicabutnya nyawamu.
Wahai Muhammad Nabiku
Pada segala yang tak dapat aku ungkapkan; di mana aku kini dan ke mana pergi, tak semua orang bisa mengerti. Kerinduan apakah ini?
Semua itu kusimpan
di dalam dadaku. Tempat bersemayam cahayamu; bahwasanya aku ridho menjadi umatmu.
(2023)
–
Pemimpin Kami sang Nabi Suci
1/
Thola’al Badru mulai dilantunkan
Wahai sahabatku sekalian, bangunlah!
Sambutlah dengan penuh gembira
Kar’na yang didamba jiwa kita;
Muhammad telah tiba.
2/
Sejak mentari jiwa yang menyinari segala jiwa hadir di dada; angkatlah
lengan-bawah kalian, untuk
memohon ridha dan ampunan;
dan tunduklah hei, kau kepala!
Atas penghormatan cinta
terhadap yang tercinta;
selamat datang Ya Ayyuhal Muzzammil
engkau penyeru terbaik ke jalan Allah.
3/
Engkau nur yang hiasi lubuk hati kami; selawat serta salam ke atas-Nya untuk nabi suci: ya habibullah—Kau jiwa kami
dan tanpa jiwa; s’bagai apa ketiadaan
kami? penyinaran penglihatan mata
beserta batin cahaya:
Muhammad Al Musthofa.
4/
Kami gelisah dalam luka dan Allah Ta’ala Mahamengetahui dosa kami
yang menggunung tinggi dan
sesungguhnya kami suka menganiaya
diri kami;
namun, rahmat-Nya
membentang langit luas. Bahwa sesungguhnya Aku-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Tanpa Cinta yang ini kami orang
yang tersesat—dan tiba-tiba saja
cinta masuk meresap.
5/
Engkau Rasul menyeru kami
s’perti diri-Nya perintahkan:
menuju kerajaan cinta
yang tanpamu, kami sebatang kara.
Itu mewajib kami untuk mengucap
Segala puji bagi Allah; Ibrahim dan Muhammad ialah kekasih-Nya yang diutus untuk kita s’bagai rahmat cinta
dan alam semesta akhlak.
6/
Jika Engkau tiada berkenan memberi ampunan dan kasih sayang kepada kami, pasti kami akan termasuk orang -orang yang merugi;
Engkau, Allah
Tuhan yang tiada beranak
dan tiada pula diperanakan
dan tidak
ada sesuatu yang setara dengan Dia.
7/
Kami tak ingin lagi melekat dengan
Kefanaan ini—penjara-Mu yang penuh kenikmatan semu bagaikan buih lautan;
dan kami seorang haus dan akan
tertidur terus:
Aku mendambakan kematian sebagai
pertemuan cinta-Mu di Istana
Kerajaan yang menghiasi seluruh dunia.
(2022)
*****
Editor: Moch Aldy MA