di peron stasiun semarang tawang
sore itu, di peron ia menunggu
kereta yang akan membawanya
ke timur
dari kejauhan ia melambaikan
tangannya, tapi siapa yang
mau merayakan perpisahan?
di dadanya hampa terasa
seperti ada yang hilang dalam dirinya
kepergian adalah detik jam
yang berdetak kencang dan angka
di kalander
yang tidak akan pernah kembali
penghujung waktu, kereta senja tiba
di peron, ia berharap ada seseorang
melambaikan tangan sekedar
merayakan perpisahan atau
menyambut kedatangan
hujan pun turun
menghapus jejak-jejak
langkah yang akan
telah mengucap janji
sore itu
(Desember, 2024)
–
sunsets
pada suatu sore yang
merona senja
sajak-sajak yang
pernah kutulis untukmu
menjelma burung-burung
yang beterbangan
pulang membawa
kepak rindu di sayapnya
jarak telah menjadikan
kita batu
daun-daun yang jatuh
berserakan
adalah kesedihan yang
menutupi
lengan kita yang
tak pernah sampai
(Desember, 2024)
–
perihal memberi
terinspirasi dari lagu Membasuh – Hindia
selalu kita mempertanyakan
apa makna hidup ini?
apakah hidup sekadar hidup
lalu mati dan tak diingat lagi
seperti pagi yang selalu
memberi setetes embun
adalah harapan bahwa
kita akan selalu tumbuh
dan terjatuh
bisakah kita tetap ikhlas
menerima bahwa apa
yang kita tanam hari ini
tidak selalu kita yang
menuainya esok hari
akankah kita tabah
membasuh basah
luka duka tanpa
mengutuk nestapa
masa yang sudah
semoga waktu memberi
kesempatan
kita untuk kembali
mencatat kisah kasih
yang pernah
di beranda rumah
(November-Desember, 2024)
–
kota berjalan cepat dan aku kian melambat
kota berjalan semakin cepat
dan aku kian bergerak lambat
di kota yang ramai ini
aku ingin tetap sendiri
mencari sebagian diriku
yang hilang ditelan malam
lenyap bersama pagi
dan beberapa pertanyaan
mengapa secangkir kopi
dapat mengentaskan kita
dari rentan kesepian yang
menghuni tubuh ini
aku semakin melambat
dan kota kian bergerak cepat
semakin tidak kumengerti
di kota yang semakin riuh ini
mengapa aku tetap sendirian
memeluk sepiku sendiri
merajut kata demi kata
agar tidak bersuara
karena bahaya dapat menikam
dari arah mana saja
tempat di mana sunyi bertahta
di reruntuhan kota ini
segalanya bergerak cepat
dan aku kian lambat
menemukan hakikat
diriku sendiri
(Desember, 2024)
*****