Dosen STKIP Kusuma Negara

Dewasa dan Puisi Lainnya

Arida Erwianti

1 min read

Roh Pohon dan Anak-anak

Jalan kecil yang berujung sunyi
beberapa orang dewasa
duduk bercakap setengah berbisik
merah bara melesat dari bibir mereka, setiap kali berbicara

lalu mereka berkata lagi
anak yang belum bisa bicara itu…
telah dihampiri roh jahat pohon-pohon
berlari kesenangan dikejar-kejar
bapak ibunya

suara orang dewasa lalu beterbangan
menjadi debu paling kelabu
segala yang disentuhnya
menjelma pekat gelap

padahal, semenjak telaga kehijauan masih membiaskan tawa anak-anak
sungguh roh-roh itu
telah menjaga pohon-pohon
dari orang dewasa yang suka
menebang pepohon

Perayaan Sedunia

Masuk dalam gelembung
raksasa berwarna warni pelangi
ajakan yang datang justru dari orang-orang yang terlihat asyik dengan dunianya sendiri
bagaimana bisa?
tapi ini April
perayaan sedunia, mengapa tidak?

orang-orang di sini terlihat bernyanyi
dengan jiwanya sendiri-sendiri
berjingkrak-jingkrak dan menggoyangkan kepala serta tangan mereka
dengan gerakan khas
kini semua tahu
setiap gerakan berirama itu,
mengulur kasih
ini Perayaan Sedunia

apa semua tahu?
di perayaan ini
kertas-kertas berisi model pembelajaran tergantung kaku di ujung ruang
tempat belajar yang pilih-pilih
guru-guru bahkan orang tua yang kepayahan

Perayaan Sedunia?

Rahasia Taman

Kuberi tahu suatu rahasia
tentang taman yang teduh di siang hari
tenang namun tak terlalu sunyi

anak-anak
bersepeda
bermain ayunan
dan berputar-putar

saat yang lainnya sedang bermain air
bagi yang lain
itu adalah hening, bening, dan makna

dan saat yang lainnya bermain roda putar
lainnya merasa
itu seperti badai dalam blender di dapur ibu
dengan suara yang menakutkan

anak-anak memegang teropong ajaibnya
tak ada satupun yang sama

taman adalah
gelembung-gelembung
dengan rasa coklat dan mint yang ringan
bergerak di antara kupu-kupu hijau
ada kasih,
bagai pagar kayu putih
yang berjejer

taman adalah
sayap, asam, dan getir
namun, semua masih bisa bermain

Ruang Tunggu

Gambar-gambar cerah pada dinding
bergerak pelan dan muram
di ruang tunggu, menunggui anak anak

para orang tua duduk
dengan mulut terkatup
kepala yang kadang berisi
konser musik metal, dentuman…
atau hanya suara tuts piano ringkih

ruang tunggu juga lebih sering menjadi tempat paling aman
tak perlu basa-basi menjelasakan ini itu
mata-mata yang memang saling melirik, namun merasa menggegam
batu besar yang sama

sesaat sebelum gambar berwarna cerah di dinding bergerak lagi, anak-anak keluar diantar orang-orang berseragam
sepasang mata kecil yang sembab, ada pula permen kapas mengambang berbinar
dan lengan kecil memeluk orang tua mereka

Sesi terapi telah selesai…

ruang tunggu dengan dinding cerah namun muram itu, kadang begitu membosankan
tapi besoknya, selalu ada para orang tua, mengantar anak mereka
dan tak mau menyerah

Dewasa

Saat beranjak dewasa,
bisa jadi ada jawaban
atas semua pertanyaan
yang ternyata tak mau
lagi kamu tahu
kamu juga bisa terluka
sekaligus
merasa aman
di saat yang sama

kamu berharap dewasa,
berkali lipat saat mendengar
diagnosa dari dokter
ataupun psikolog anak
psikiater?

kamu ingin jadi dewasa
setelah melewati tangis
tertahan setiap gelap mengada

menyimak setiap kata
dari seminar-seminar daring
menimbun kepala
dengan buku-buku
coba klinik tumbuh kembang
anak yang kesekian…
mencari makna tentang saraf
yang menjalin unik
di kepala anakmu

kamu dewasa
berkali-kali lipat
saat tahu tak ada jalan
untuk mundur

*****

Editor: Moch Aldy MA

Arida Erwianti
Arida Erwianti Dosen STKIP Kusuma Negara

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Dapatkan tulisan-tulisan menarik setiap saat dengan berlangganan melalalui email