Penulis, Editor, dan Pedagang Buku. Punya akun Instagram namanya @ahm_soleh.

Dan Bandung dan Puisi Lainnya

Ahmad Soleh

1 min read

Pasteur, Sirene, dan Penjaja Keripik

Bunyi sirene terus mengiung
Entah sudah yang keberapa kali
Ambulans mondar-mandir sejak tadi
Sedang kendaraan tumpah memadati

Jalanan kian penuh lampu-lampu
Yang pelan-pelan menyerbu
Kala lembanyung menyergap senja
Dan gelap pun meniba

Kita berjaga jarak
Gaung sirene terus bergelegak
Mencari celah menerobos pengap
Pintu tol yang kian merayap

Di Jln. Pasteur paling tepi
Kita menepi mencari sunyi
Secangkir teh hangat menemani
Penjaja keripik menghampiri

Ia menawarkan renyahnya hari
Dengan gurih segera kita nikmati
Bertabur bumbu segala sunyi
Di pelepah pohon yang menyala-nyala
Di tepi kepala yang mulai mengada-ada.

(Pasteur, 2022)

Dan Bandung

Sore diguyur gerimis
Para polisi tampak ceriwis
Jalanan tenang, meski tak lengang
Tampak sepasang kekasih gamang
Memotret senja yang remang

Kita hanya berjalan saja
Melintasi trotoar ruang kata
Berdiam sejenak mengamati
Lalu beranjak pergi—berpuisi lagi

Riuh kendaraan berseliweran
Entah berapa kilometer/jam

Dan kita hanya berjalan saja
Melintasi zebra cross
Di linimasa jalur pedestrian
Mereka sibuk, meski sedang beguk

Orang-orang lalu lalang
Asia-Afrika, di sana kita tuju
Menikmati hari yang sibuk
Dengan tetap kencangkan sabuk

Kita hanya berjalan saja
Menapaki potret demi potret angkara
Kadang palsu tertawa
Berjingkrak, meski sedang luka

Lelaki pembawa kamera
Berhasil menangkap kita
Memajangnya di ruang imajinasi
Dan Bandung, bagiku…

(Bandung, 2022)

Di Pasir Kaliki

Di tepi Jalan Pasir Kaliki
Kita berjalan mengurai sunyi
Entah, ramai itu di mana

Lalu bunyi “ting-ting” pedagang bakso chuanki
Menggelar konser keroncong di perut ini.

(Bandung, 2022)

Makanan Jepang di Jalan Braga

Kita menyusuri jalan yang ramai
Riuh oleh kendaraan
Di jalur pedestrian jalan itu
Kita sesekali mampir

Berfoto dengan plang jalan
Melihat boks buku yang kesepian
Menatap nanar orang-orang pacaran
Menonton pengamen menjaja nyanyian

Kita lalu terhenti sejenak
Di sebuah restoran cepat saji
Makanan ala Jepang di Jalan Braga
Mengecilkan volume keroncongan

Diselipkan canda dan tawa
Lantas segera senyum kecut
Melihat tagihan yang bikin dompet kisut

Tak usah menggerutu
Segala yang tak perlu
Cukuplah,
Nikmati bersama waktu
Nikmati waktu bersama.

(Bandung, 2022)

Secangkir

Di sepanjang trotoar
Kulihat ramai gerobak pedagang
Mereka menjajakan senyum

“Pak, saya mau secangkir, ya?”
kataku kepada bapak yang sigap menyeduh
secangkir kopi kemasan saset

“Mangga, A.” Bapak berkupluk lusuh itu
menyodorkan kopi di cangkir plastik
Harumnya meruak sigi wajahku

Jalanan yang sejak pagi damai
Kini riuh, oleh para pemburu derai.

(Bandung, 2022)

*****

Editor: Moch Aldy MA

Ahmad Soleh
Ahmad Soleh Penulis, Editor, dan Pedagang Buku. Punya akun Instagram namanya @ahm_soleh.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Dapatkan tulisan-tulisan menarik setiap saat dengan berlangganan melalalui email