Populasi Ayah
ada banyak ayah di dunia ini
tapi aku tak punya sama sekali.
ironi?
–
A-a-a
aku lahir dari terompet natal
oh, mungkin sebab itu
tak kudengar suara ayah mengumandangkan azan
tak kurasakan puk-pukan ayah
pun lantunan selawat
yang menenangkan
tak pernah kudengar sekalipun
kecuali tangis kesendirian
oh, apakah karena itu?
tak ada hangatnya pelukan ayah
sejak aku mengenal kata dingin
tak tahu seperti apa pundak ayah
saat aku tahu nikmatnya bersandar
pada ujung ranjang
konon, cinta pertama
anak perempuan adalah ayah
tapi tak kukenal kata ayah
sewaktu lidahku terbata-bata
melafalkan Allah dengan susah.
–
Ayah 3x
konon pundak ayah lebih luas
daripada lautan
kutemukan lautan luas dan dalam
tak ada ayah di sana,
apalagi pundaknya
di manakah dia?
konon punggung ayah adalah
pelindung bak zirah
aku punya punggung
dipaksa tegak
tak ada ayah,
apalagi pelindung
ke manakah dia?
nabi menyebut ibu tiga kali
aku bukan nabi
kusebut ayah berkali-kali
hanya sunyi yang menyahuti.
–
Sepeda Jerapah
aku bisa mengayuh sepeda, Ayah
tapi jalan menujumu terjal dan berkelok
panjang dengan jurang di sisinya
tak seperti halaman rumah yang kutinggali
sepedaku lucu, Ayah
di depan ada keranjang dan kepala jerapah
di belakang ada boncengan
aku lebih sering duduk di belakang ketika kakiku semakin panjang
itu membuatku senang, mengayuh sepeda dari boncengan.
–
Penculik!
Ayah, tahun ini lebaran keempat
sejak aku dilahirkan
seorang pria datang
menenteng kantong belanja
ada baju baru dan cokelat kesukaanku
Ayah, dia mengaku dirinya adalah ayah
saat aku memandangnya,
aku seperti bercermin, tapi
ayah sudah mati, kan?
ya, ayah sudah mati.
“dia ayahmu, yang mati itu kakekmu.”
Ayah, ada penculik!!!
–
Info Faedah!
ayah bilang suruh ambil faedah
apapun, pasti kuiyakan
namun, tak kunjung
kutemukan faedah
apalagi mengambilnya
di kolong ranjang tak ada
di belakang lemari tak ada
di bawah taplak meja pun tak ada
di mana, sih, faedah?
ayah cuma menyuruhku mengambil;
oalah,
tak ada pap dan shareloc rupanya.
*****
Editor: Moch Aldy MA